The United Trinity Manchester United

Manchester United pernah mengalami masa kelam enam dasawarsa lalu. 6 Februari 1958, pesawat yang ditumpangi skuat Sir Matt Busby tergelincir di Bandara Munich-Riem, Munchen, Jerman, usai transit dalam perjalanan pulang dari markas klub Yugoslavia, Red Star Belgrade di kompetisi Liga Champions. The United Trinity

Akibat pesawat menghantam pagar bandara dan rumah warga, delapan pemain United menjadi korban, termasuk kapten Roger Byrne, serta gelandang Duncan Edwards yang meninggal 15 hari kemudian, bersama 15 orang lainnya. Publik Old Trafford benar-benar berduka saat itu, karena kehilangan sejumlah pemain penting dalam skuat terbaik yang berjuluk The Busby Babes tersebut.

Baca juga tentang Tragedi Munich: (1) Akhir Karier The Busby Babes, (2) Tragedi Munich, Puing-Puing yang Dingin, (3) Saat Tragedi Itu Terjadi, (4) Kenny Mogans, Penyintas yang Tak Pernah Temukan Kedamaian

Namun, United tak mau larut dalam kesedihan. Sang pelatih yang sempat dirawat karena kecelakaan itu dan digantikan asistennya, Jimmy Murphy untuk sementara waktu, mulai kembali memimpin tim dan membangun skuat baru dengan pemain yang tersisa.

Pemain muda jebolan akademi yang sudah jadi bagian tim sejak musim 1956/1957, Sir Bobby Charlton muncul sebagai bintang baru. Di musim berikutnya setelah ‘Tragedi Munchen 1958’, dia sukses membukukan 29 gol dalam 38 pertandingan di liga domestik, meskipun hanya mampu membawa The Red Devils bertengger di posisi runner-up.

Baca juga: Tentang Lagu The Flowers of Manchester yang Dibuat Band Asal Liverpool

Pada 1962, datang pula bintang baru, striker Denis Law yang direkrut dari klub Italia Torino, dengan biaya 115 ribu paun yang memecahkan rekor pembelian termahal tim Setan Merah kala itu. Pemain internasional Skotlandia ini sebelumnya sempat bermain untuk Huddersfield Town dan Manchester City.

Satu musim berselang, lalu lahir; George Best dari akademi United yang melengkapi deretan bintang ini. Ketiga pemain inilah yang kemudian bahu-membahu kembali menjadikan United klub yang disegani di Britania dan Eropa, setelah diawali trofi Piala FA 1962/1963 oleh Charlton dan Law.

Tentang Kehebatan George Best, Bagian 1, Bagian 2.

Mereka pun membawa The Red Devils memenangkan Liga Inggris lagi musim 1964/1965. Ketika itu, Best sudah ikut berkontribusi penting sebagai gelandang serang, bersama Law dan Chalrton di lini depan. Kesuksesan mereka tak berhenti sejak itu. Menembus semifinal Liga Champions 1965/1966, kembali menjuarai liga domestik musim berikutnya, hingga meraih trofi elit Eropa 1967/1968. Itulah trofi Liga Champions pertama yang didapat United, usai mengalahkan wakil Portugal, Benfica dengan skor 4-1. Manchester Merah pun tercatat sebagai klub Inggris pertama yang bisa memenangkannya.

Charlton, Law, dan Best menjadi tokoh utama dalam masa jaya tim Setan Merah di era The Busby Babes kedua ini. Selain itu, ketiganya juga membawa United meraih dua gelar lain, yakni trofi minor Charity Shield pada 1965 dan 1967, hingga total lima trofi. Merekalah yang kemudian dijuluki The Holy Trinity, atau dikenal juga sebagai The United Trinity, trio maut paling sukses sepanjang sejarah klub. The United Trinity bergantian menjadi ujung tombak mematikan dalam skuat United di era tersebut. Bayangkan saja, total 665 gol yang telah mereka bukukan dalam 1633 pertandingan di semua ajang.

Dalam perjalanan kariernya, mereka pun jelma menjadi pemain terbaik dunia; di mana Law meraih penghargaan Ballon d’Or pada 1964, lalu Charlton pada 1966, dan disusul Best pada 1968.

“Pemain-pemain hebat tahu bagaimana bermain bersama. Betapa sulitnya sebuah pertandingan, Anda selalu tahu Bobby bisa melepaskan salah satu serangannya yang hanya Tuhan mengetahuinya, Denis akan membuat sesuatu yang di luar kebiasaan atau George akan hanya melakukan sesuatu yang ajaib,” ungkap rekan setimnya, gelandang Pat Crerand, dikutip dari laman Wikipedia berbahasa Inggris.

Mereka pertama kali tercatat sama-sama mencetak gol dalam satu laga yang sama pada 18 Januari 1964 yang dimenangkan dengan skor 4-1, di mana Law menyarangkan dua gol. Setelah ketiganya terakhir kali sama-sama mencetak gol di laga kontra Huddersfield yang berkesudahan 3-0 pada 9 Oktober 1971 silam, trio ini pun berpisah di akhir musim 1972/1973.

Saat itu, Charlton memutuskan pensiun; meski dia bermain lagi membela klub Divisi Tiga Preston North End di musim 1974/1975. Sedangkan Law kembali ke City pada awal 1973/1974, sebelum ‘gantung sepatu’ di akhir musim.

Baca juga: Tentang Neville Bersaudara dan Tragedi Munich

Sementara Best berhenti pada akhir musim 1973/1974, setelah United terdegradasi ke Divisi Dua. Namun, dia bermain lagi pada 1975/1976, hingga pensiun pada 1981. Sayang, pemain internasional Irlandia Utara ini lebih dulu meninggalkan dunia pada 25 November 2005 dalam usia 59 tahun.

Tiga tahun kemudian, pada 29 Mei 2008, United meresmikan patung The United Trinity untuk menghormati kontribusi mereka. Patung karya dari seniman Philip Jackson itu berdiri tepat di depan Old Trafford, berhadapan langsung dengan patung Sir Matt Busby yang diresmikan beberapa tahun sebelumnya.