Foto: The Guardian

Awan cerah itu berganti menjadi awan mendung. Setelah United bersuka cita karena mengakhiri 2020 dengan kemenangan, tiba-tiba kabar duka datang menggelayuti mereka. Mantan manajer mereka, Tommy Docherty, meninggal dunia pada akhir kalender 2020 di usia 92 tahun. Sakit menjadi alasan meinggalnya Docherty.

“Kami sangat sedih dengan meninggalnya Tommy Docherty, yang membawa kami meraih kemenangan pada Piala FA 1977 dengan tim yang menyerang dan mendebarkan dalam tradisi terbaik Manchester United,” kata Manchester United dalam situs resmi mereka.

Docherty bukanlah manajer yang sukses bersama Manchester United. Akan selalu sulit untuk menilai apakah dia manajer yang baik atau manajer yang buruk. Ia bahkan menyebut kalau memilih United adalah penyesalan terbesar dalam kariernya. Disaat banyak manajer di muka bumi berupaya untuk mencari kesempatan menangani klub besar, Docherty justru menyesal telah membuat keputusan tersebut.

Setahun sebelum menerima pinangan United, Docherty sedang gemilang-gemilangnya bersama timnas Skotlandia. Mereka berada di jalur yang bagus untuk bisa berkiprah pada Piala Dunia 1974, Piala Dunia pertama mereka setelah tiga turnamen absen. 12 pertandingan ia pimpin, tujuh kemenangan ia raih.

Sebulan setelah pertandingan ke-12 tersebut (November 1972) ia kemudian memutuskan pindah ke United. Meski ia melihat United berantakan ketika melawan Crystal Palace, kalah 1-5, namun Docherty tertarik dengan tawaran Busby yang langsung mengajaknya rapat di ruangannya saat itu.

“Bagi saya, Manchester United adalah tim terbesar di dunia,” katanya setelah resmi menjabat.

Sayangnya, label terbesar di dunia itu hanya tampak luarnya saja. Ternyata, tim besar yang ia lihat saat itu adalah tim yang sedang berantakan. United saat itu adalah United yang kacau balau. Bobby Charlton dan Denis Law sudah termakan usia, George Best indisipliner. Pembelian yang ia lakukan juga tidak memberi dampak yang signifikan.

United nyaris terdegradasi pada musim penuh pertamanya pada tahun 1973. Bencana terbesar kemudian datang semusim berikutnya. Pada musim 1973/1974, United terdegradasi untuk pertama kalinya setelah 37 tahun. Docherty adalah satu-satunya manajer di antara Matt Busby dan Sir Alex Ferguson yang membawa tim ini terdegradasi. Alih-alih prestasi baik, ia mendapat prestasi yang buruk. Tidak ada zona nyaman yang ia dapat seperti di Skotlandia.

“Saya rakus, saya bodoh. Itulah kesalahan terbesar saya. Meninggalkan Skotlandia demi United. Saya harusnya tetap di Skotlandia dan bermain di Piala Dunia. Barulah setelah itu saya ke United. Jujur, saya pindah ke United lebih karena gajinya (15 ribu pounds). Saya berada di tempat yang tepat, namun waktunya salah,” ujarnya.

Meski begitu, Tommy adalah bagian dari perjalanan United mencari pengganti Matt Busby. Akhir kepelatihannya ditutup dengan catatan yang bisa dikatakan gemilang. Setelah kembali promosi, United ia bawa menyelesaikan Liga Inggris pada peringkat ketiga. Inilah prestasi terbaik klub setelah 1968.

Tidak hanya itu, ia membawa Setan Merah dua kali ke final Piala FA dalam dua musim beruntun. Pada 1976, ia gagal memberi piala kalah kalah tipis 1-0 atas Southampton. Utang tersebut ia bayar pada musim berikutnya. Hebatnya lagi, United mengalahkan Liverpool 2-1. Saat itu, The Reds sedang berambisi menjadi tim Inggris pertama yang meraih treble winners. Fondasi pemain yang ia punya kemudian diperkuat lagi oleh Dave Sexton seperti Arthur Albiston dan Steve Coppell yang kemudian diperkuat lagi oleh Ron Atkinson.

Docherty sebenarnya punya kesan mendalam bagi United mengingat ia adalah orang pertama yang memberi gelar untuk United setelah Matt Busby. Sayangnya, kegemilangan Docherty dirusak oleh tingkahnya sendiri di luar lapangan.

Sebulan setelah memberi gelar Piala FA, Docherty ketahuan selingkuh dengan Mary Brown. Mary bukanlah orang sembarangan karena dia adalah istri dari Laurie Brown, terapis fisik Manchester United. Demi Mary, Docherty bahkan sampai tega menceraikan istrinya, Agnes, yang sudah dinikahi sejak 1949. Tidak mau nama United tercoreng, pihak klub akhirnya memecatnya. Meski pihak klub menyebut alasan memecat Docherty karena ia menjual tiket final Piala FA 1976 dan 1977 secara ilegal, namun media yakin kalau perselingkuhan ini adalah penyebab ia dipecat. Ia dan Mary kemudian menikah dan pernikahannya langgeng hingga maut memisahkan.

“Saya hancur karena saya jelas tidak mengharapkan ini. Pemecatan ini menjadi sebuah kejutan. Saya pikir saya akan dinilai karena prestasi saya yang membawa tim ini ke Wembley dua tahun berturut-turut,” katanya.

Hubungan United dengan Docherty kemudian merenggang. Docherty menganggap United tidak menghargai jasanya ketika pihak klub menagih uang tiket saat dia ingin menonton pertandingan United. Hal ini yang membuatnya kesal dan bersumpah untuk tidak lagi menonton langsung di Old Trafford.