Musim 2018/2019 merupakan musim di mana United tepat merayakan 20 tahun keberhasilan mereka meraih tiga gelar pada musim 1998/1999. Setiap bulannya, kami akan menampilkan cerita singkat mengenai perjalanan United menuju raihan bersejarah tersebut. Setelah rentetan hasil positif pada bulan Februari, United hanya bermain dua kali saja di Premier League. Meski begitu, pada bulan ini United melakoni jadwal super padat karena harus bermain setiap tiga hari.
***
United langsung mengawali bulan ketiga dengan menjamu Inter Milan pada babak perempat final Liga Champions Eropa. Duel ini sudah berlangsung panas sejak peluit belum dibunyikan. Hal ini dikarenakan David Beckham kembali bertemu dengan Diego Simeone, orang yang membuatnya diusir pada 16 besar Piala Dunia musim panas lalu. Ketika berduanya berjabat tangan, Beckham seperti tidak mau memandang wajah Simeone. Saat ditegur Paul Scholes, Becks hanya tersenyum.
Jika pada Piala Dunia Simeone menjadi pemenang, maka kali ini Beckham menjadi orang yang tersenyum paling akhir. United menang 2-0 berkat dua asis dari si nomor tujuh yang kedua-duanya diteruskan oleh kepala Dwight Yorke.
Pada babak kedua, United lebih banyak tertekan oleh Inter. Zamorano nyaris mencetak gol jika sundulannya tidak diblok oleh Schmeichel. Gol Simeone memanfaatkan sepak pojok dari Roberto Baggio juga dianulir. Sebuah penyelamatan heroik dari Henning Berg di garis gawang membuat United mengakhiri pertandingan dengan nirbobol.
90 menit penuh perjuangan melawan Inter membuat United seperti tim yang kehabisan bensin ketika menerima kunjungan Chelsea pada perempat final Piala FA empat hari kemudian. Kedua tim ini berbagi angka 0-0. Pertandingan itu berlangsung cukup keras. Wasit yang memimpin saat itu bahkan harus mengusir Roberto Di Matteo dan Paul Scholes akibat permainan brutal keduanya.
Terpaksa melakoni laga ulang membuat United tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk meraih tiga gelar. Tiga hari kemudian, United mengalahkan The Blues di Stamford Bridge 2-0 melalui dua gol Yorke. Lagi-lagi pada pertandingan ini Dewi Fortuna menaungi United. Denis Wise yang sudah berhadapan dengan gawang kosong, melepaskan tendangan yang justru dibelokkan oleh rekannya sendiri ke luar lapangan.
United cukup beruntung dibekali skuad yang sangat dalam dengan kekuatan pemain utama dan pelapis yang sama hebatnya. Mereka masih bisa memberikan penampilan yang bagus meski jadwal istirahat mereka sangat kurang. Kali ini, Newcastle United yang menjadi korban keganasan Setan Merah yang menang 2-1 di St James Park. Andy Cole menolong Dwight Yorke yang saat itu kran golnya lagi mandek.
Pada tanggal 17 Maret, United terbang ke Milan untuk menerima jamuan Inter pada leg kedua 8 besar Liga Champions. Selisih dua gol tentu belum aman karena Inter didukung oleh para Interisti. Pertandingan itu sendiri dikuasai oleh tuan rumah. Peluang demi peluang dibuat melalui duet Zamorano dan Baggio. Lagi-lagi Henning Berg menjadi tokoh antagonis bagi La Beneamata setelah saltonya sukses mengubah arah umpan dari Simeone.
Terus menerus ditekan, United akhirnya kebobolan pada babak kedua. Nicola Ventola mencetak gol yang membuat agregat menjadi 2-1. Keunggulan agregat United nyaris disamakan oleh Inter jika Ze Elias tidak menyia-nyiakan peluang di depan gawang Schmeichel. Beruntung sepakannya melebar.
Sisa dua menit, United akhirnya menyegel tiket semifinal. Gary Neville, yang melihat posisi Dwight Yorke tidak dalam pengawalan, melepaskan umpan lambung yang disambut oleh sundulan dari pemain Trinidad dan Tobago tersebut. Sundulan Yorke kemudian diteruskan oleh Scholes yang menceploskan bola lewat selah kaki Gianluca Pagliuca. Gol yang akhirnya membawa mereka ke semifinal untuk berjumpa tim Italia lainnya, Juventus.
Pertandingan terakhir United berlangsung pada 21 Maret menghadapi Everton. Tiga gol yang masing-masing dibuat oleh Ole Gunnar Solskjaer, Gary Neville, dan David Beckham, hanya bisa dibalas satu melalui sepakan Don Hutchinson. Hasil yang membawa United tetap menjaga jarak empat poin mereka dengan Arsenal.
Posisi Premier League 1998/1999 (21 Maret 1999)
Klasemen | Main | Menang | Seri | Kalah | Poin | |
1. | Manchester United | 30 | 18 | 9 | 3 | 63 |
2. | Arsenal | 30 | 16 | 11 | 3 | 59 |
3. | Chelsea | 29 | 15 | 11 | 3 | 56 |
4. | Leeds United | 30 | 15 | 9 | 6 | 54 |
5. | West Ham United | 30 | 13 | 7 | 10 | 46 |
6. | Aston Villa | 30 | 12 | 8 | 10 | 44 |
Tentang cerita treble Manchester United bisa dibaca di sini: (1) The Story of Treble: Februari 1999 (2) The Story of Treble: Januari 1999 (3) The Story of Treble: Desember 1998 (4) The Story of Treble: November 1998 (5) The Story of Treble: Oktober 1998 (6) The Story of Treble: September 1998 (7) The Story of Treble: Agustus