Foto: FourFourTwo.

Musim 2018/2019 merupakan musim di mana United tepat merayakan 20 tahun keberhasilan mereka meraih tiga gelar pada musim 1998/1999. Setiap bulannya, kami akan menampilkan cerita singkat mengenai perjalanan United menuju raihan bersejarah tersebut. Setelah rentetan hasil buruk pada Desember, United berhasil menjadikan Januari sebagai bulan untuk mengembalikan kembali momentum mereka ke jalur juara.

***

United memasuki bulan kedua 1999 dengan keunggulan satu poin atas Chelsea. Keunggulan tersebut coba dipertahankan ketika tim menghadapi Derby County di Old Trafford. Namun The Rams sukses memberikan perlawanan yang alot kepada United. Mereka baru bisa mencetak gol pada menit ke-65 melalui Dwight Yorke sekaligus menjadi satu-satunya gol yang terjadi pada pertandingan tersebut.

Namun tiga hari kemudian, United kembali menunjukkan kebuasannya di Premier League. Mereka mengalahkan Nottingham Forest di City Ground dengan skor telak 8-1. Hasil ini kemudian menjadi kemenangan tandang terbesar yang pernah terjadi di Premier League. United sebenarnya sudah puas dengan keunggulan 4-1, namun di sisa 10 menit Ole Gunnar Solskjaer menambah empat gol lagi meski berstatus sebagai pemain cadangan.

“Saya hanya ingin membuktikan diri kepada Steve McClaren (asisten terbaru Ferguson). Saya tidak pernah berniat hanya memegang bola saat masuk ke lapangan. Saya hanya ingin mencetak gol,” kata Solskjaer.

Kemenangan melawan Nottingham Forest memantapkan posisi United sebagai pemuncak. Hasil ini memberikan kepercayaan diri karena pekan berikutnya mereka akan menghadapi Arsenal yang merupakan penantang serius mereka di jalur juara. Namun sebelum melawan Meriam London, mereka harus melawan Fulham pada ajang Piala FA di hari Valentine. Satu gol dari Andy Cole membawa United akan menantang Chelsea pada babak perempat final.

United diuntungkan ketika menghadapi Arsenal. Arsene Wenger tidak bisa memainkan Dennis Bergkamp, Emmanuel Petit dan Martin Keown. Setan Merah bahkan sudah mempunyai peluang emas pada menit ke-29 ketika Ronny Johnsen dijatuhkan Ray Parlour di kotak penalti. Namun sepakan penalti Yorke melebar.

Kegagalan striker Trinidad dan Tobago tersebut harus dibayar mahal. Pada babak kedua, Nicolas Anelka mencetak gol untuk keunggulan Arsenal memanfaatkan akselerasi Nwanko Kanu. Pertahanan Arsenal menjadi momok bagi skuad United. Sebelum pertandingan, mereka mengantungi enam clean sheet secara beruntun.

Beruntung ada Andy Cole. Sundulannya pada menit ke-60 menyamakan kedudukan sekaligus mengambil alih permainan. Selepas gol tersebut, beberapa peluang emas tercipta salah satunya dari Dwight Yorke yang gagal menceploskan bola ke gawang kosong. Satu poin cukup untuk mengamankan posisi meski United tidak mampu memperlebar jarak.

Lagi-lagi lawan United memberikan perlawanan yang sengit pada dua pertandingan terakhir bulan Februari. Coventry sukses menahan gempuran United selama 79 menit sebelum Ryan Giggs mencuri tiga poin dari markas mereka lewat gol yang diawali dari lemparan Peter Schmeichel. Saat menghadapi Southampton, Setan Merah baru bisa membuka gol dalam 10 menit terakhir melalui Roy Keane dan Dwight Yorke. Kemenangan yang akhirnya membawa United unggul empat poin dari Chelsea yang masih tertahan di urutan kedua. Hasil yang cukup bagus untuk menghadapi bulan Maret yang akan disibukkan dengan pertandingan level Eropa.

Posisi Premier League (28 Februari 1999)

    Main Menang Seri Kalah Poin
1 Manchester United 28 16 9 3 57
2 Chelsea 27 14 11 2 53
3 Arsenal 26 13 10 3 49
4 Aston Villa 27 12 8 7 44
5 Leeds United 26 11 9 6 42
6 West Ham United 27 11 7 9 40

 

Tentang cerita treble Manchester United bisa dibaca di sini:

(1) The Story of Treble: Januari 1999
(2) The Story of Treble: Desember 1998
(3) The Story of Treble: November 1998
(4) The Story of Treble: Oktober 1998
(5) The Story of Treble: September 1998
(6) The Story of Treble: Agustus