Foto: Clive Brunskill /Allsport

Musim 2018/2019 merupakan musim di mana United tepat merayakan 20 tahun keberhasilan mereka meraih tiga gelar pada musim 1998/1999. Setiap bulannya, kami akan menampilkan cerita singkat mengenai perjalanan United menuju raihan bersejarah tersebut. Setelah sukses mendekatkan diri dengan pemuncak klasemen Aston Villa, United bertekad untuk bisa meraih puncak klasemen pada bulan Desember. Akan tetapi, bulan ke-12 menjadi bulan yang sulit bagi United saat itu.

***

Desember dimulai dengan kepindahan mengejutkan asisten Sir Alex Ferguson, Brian Kidd. Salah satu pencetak gol United dalam final Liga Champions 1968 ini menginginkan jabatan sebagai pelatih kepala. Ia mengakhiri 7 tahun kerja sama bersama Ferguson dengan mengambil tawaran Blackburn Rovers yang sebelumnya memecat Roy Hodgson.

Kekalahan 1-3 dari Tottenham Hotspur menjadi awal dari perjalanan sulit United pada bulan Desember. Meski hasil minor tersebut terjadi di ajang Piala Liga, namun melihat komposisi skuad yang saat itu memainkan Phil Neville, Ryan Giggs, Nicky Butt, Ole Gunnar Solskjaer dan Teddy Sheringham, hasil tersebut tentu sulit untuk diterima.

Hasil itu coba mereka perbaiki saat menghadapi pemuncak klasemen sementara, Aston Villa. Kemenangan akan membawa mereka berada di puncak. Tanda-tanda itu nampaknya sudah muncul ketika pada menit ke-47, Paul Scholes memanfaatkan kesalahan penjaga gawang Michael Oakes saat menahan sepakan Andy Cole.

Akan tetapi, skor menjadi sama delapan menit berselang. Julian Joachim melepaskan tendangan yang berubah arah setelah mengenai kaki Dennis Irwin. Bola yang melambung kemudian tidak bisa dijangkau Schmeichel. Skor imbang ini kemudian bertahan hingga pertandingan usai.

Skor sama juga terjadi di Old Trafford saat United menjalani pertandingan terakhir di fase grup Liga Champions empat hari berselang. Roy Keane melepaskan sepakan kencang dari luar kotak penalti yang tidak bisa dijangkau Oliver Kahn setelah memanfaatkan asis dari Ryan Giggs yang sempat mengecoh Thomas Strunz.

United punya kesempatan untuk menambah keunggulan. Namun sepakan jarak dekat Ronny Johnsen melambung tinggi. Kemenangan yang sudah di depan mata musnah ketika Hasan Salihamidzic memanfaatkan umpan dari Strunz untuk memaksa laga berakhir imbang.

Gol tersebut menimbulkan ketegangan di wajah pendukung United. Maklum saja, dengan format Liga Champions yang saat itu memakai enam grup, hanya ada dua runner-up terbaik yang akan melaju ke babak delapan besar. Satu jatah sudah menjadi milik Real Madrid, sementara United terancam gagal lolos karena Galatasaray yang berada di grup C punya peluang besar menggusur posisi United jika menang melawan Athletic Bilbao. Beruntung, wakil Turki tersebut kalah dan satu pos peringkat dua terbaik menjadi milik United.

Momen menarik terjadi setelah laga ketika Gary Neville bertanya kepada wartawan apakah Juventus juga lolos dari fase grup. Saat wartawan mengatakan “iya”, raut wajah Gary berubah menjadi kecewa. Sekadar informasi, dalam dua musim sebelumnya, Setan Merah selalu bertemu dengan Juventus dan kerap mengalami kesulitan. Beruntung, undian mempertemukan Setan Merah dengan Inter Milan.

Penampilan ceroboh Manchester United kembali berlanjut ketika mereka bertemu lagi Tottenham Hotspur di Premier League. Ole Gunnar Solskjaer membawa United unggul 2-0 pada babak pertama. Akan tetapi, kartu merah Gary Neville pada menit ke-39 membawa pengaruh besar terhadap penampilan United yang memilih untuk mempertahankan keunggulan di sisa pertandingan. Hal ini yang kemudian membuat Sol Campbell bisa mencetak dua gol untuk menyamakan kedudukan.

Puasa kemenangan United pada bulan Desember terus berlanjut hingga memasuki periode Natal. Chelsea yang kali ini bisa mencuri poin dari United. Sempat unggul melalui Andy Cole, kesalahan antisipasi lini pertahanan United membuat Zola bisa melepaskan chip yang tidak bisa dihalau Peter Schmeichel. Hasil itu menimbulkan banyak kritik karena lini belakang Chelsea tampil tidak dengan para pemain terbaiknya.

Setelah Chelsea, giliran Middlesbrough yang bisa mendapatkan poin dari kandang United. Kali ini, mereka mendapatkan poin penuh karena sukses mengalahkan Setan Merah tiga hari berselang. Penampilan United benar-benar sangat buruk saat itu. Mereka tertinggal 3-0 terlebih dahulu dan hanya bisa diperkecil dua kali saja melalui Nicky Butt dan Paul Scholes. Lini belakang menjadi sorotan karena sudah kebobolan 21 gol hanya dalam 10 laga saja.

Kemenangan yang sudah dinanti-nanti akhirnya didapat ketika melawan Nottingham Forest pada boxing day. Itulah satu-satunya kemenangan yang bisa mereka raih pada akhir tahun 1998 karena tiga hari berselang, mereka hanya bisa membawa satu poin dari markas Chelsea. Banyaknya hasil minor yang diraih membuat United mengakhiri setengah musim 1998/99 di urutan ketiga.

Posisi Premier League (29 Desember 1998)

Main Menang Seri Kalah Poin
1 Aston Villa 20 11 6 3 39
2 Chelsea 20 9 10 1 37
3 Man United 20 9 8 3 35
4 Arsenal 20 9 8 3 35
5 Leeds United 20 8 9 3 33
6 West Ham 20 9 5 6 32

 

Posisi Liga Champions

Main Menang Seri Kalah Selisih gol Poin
1 Bayern Munich 6 3 2 1 3 11
2 Man United 6 2 4 0 9 10
3 Barcelona 6 2 2 2 2 8
4 Brondby 6 1 0 5 -14 3