Foto: Independent.co.uk

Kemenangan Manchester United atas Newcastle pekan lalu memang patut untuk dirayakan. Cara mereka meraih tiga poin menunjukkan semangat ala Setan Merah yang begitu diidam-idamkan para pendukung sejak lama. Menyerang total, menguasai pertandingan, dan yang terpenting adalah melakukan comeback setelah sempat tertinggal dua gol pada babak pertama.

Gol penentu dari Alexis Sanchez setidaknya menyelamatkan jabatan Jose Mourinho dari pemecatan. Selama dua pekan, statusnya kini tetap sebagai pelatih Manchester United. Sebelumnya, banyak rumor beredar kalau laga di Old Trafford tersebut akan menjadi akhir dari perjalanannya di kota yang akrab dengan hasil tekstilnya ini.

Baca juga: Amarah Gary Neville pada Manajemen Manchester United

Mourinho sebenarnya bisa kehilangan pekerjaannya setelah ditahan imbang oleh Valencia tanpa gol di Liga Champions. Akan tetapi, rumor tersebut berganti menjadi diperpanjangnya jabatan Mourinho hingga tujuh laga kedepan. Satu kemenangan sudah diraih, kini tinggal enam laga lagi yang harus diselesaikan sebaik mungkin.

Apabila ingin membuka peluang menjadi juara liga, United memang wajib untuk terus mendapatkan hasil yang positif. Selepas jeda internasional, mereka akan memasuki jadwal neraka dari pertengahan Oktober hingga bulan November nanti. Dari enam pertandingan yang dijalani, empat harus dilakoni dengan bertandang, dua jadwal liga Champions menghadapi Juventus, serta dua pertandingan Big Match di akhir pekan.

Baca juga: 20 Menit Penuh Drama di Teater Impian

Jadwal Manchester United Selepas Jeda Internasional

Tanggal Laga
20 Oktober Chelsea (A)
23 Oktober Juventus (H)
28 Oktober Everton (H)
3 November Bournemouth (A)
7 November Juventus (A)
11 November Manchester City (A)

 

Hasil pekan lalu memang patut untuk dirayakan. Akan tetapi, menyebut kalau “DNA United telah kembali” hanya dari laga melawan Newcastle juga sebuah tindakan yang terlalu prematur. Apabla melihat jadwal di atas, maka tidak tertutup kemungkinan kalau di pekan-pekan selanjutnya Setan Merah kembali terpeleset yang akan membuat karier Mourinho kembali berada di jurang pemecatan.

Baca juga: Krisis Identitas Manchester United di Era Ed Woodward

United akan bertemu dengan Chelsea, kesebelasan yang mengusung gaya permainan baru dalam lima musim terakhir. Mereka akan bermain di Stamford Bridge, tempat yang belum bisa ditaklukkan United sejak 2012. Dalam lima kunjungan terakhir ke stadion tersebut, United hanya meraih satu kali imbang. Di era kepelatihan Mourinho, United bahkan pernah dikalahkan dengan skor telak 4-0.

Kehadiran laga ini hanya berjarak beberapa hari saja dari jeda internasional. Stamina para pemain tentu diharapkan bisa pulih dengan cepat, karena United mau tidak mau harus menang jika tidak ingin kembali tertinggal jauh dari papan atas.

Menghadapi Juventus tentu menjadi tantangan yang dua kali lebih berat karena menyangkut kelalngsungan hidup mereka di ajang Liga Champions. Hanya UCL- dan Piala FA – saja turnamen yang bisa diincar United untuk meraih prestasi. Terpeleset sekali saja, maka akan mengundang Valencia yang disisi lain menghadapi Young Boys, tim terlemah di grup H.

Baca juga: Mengapa Manchester United Akan Sulit Juarai Liga Champions Musim Ini?

Everton dan Bournemouth juga tidak bisa dipandang remeh. Meski diatas kertas United tetap diunggulkan, namun kedua kesebelasan tersebut berpotensi untuk tampil mengejutkan. Bournemouth bahkan berada di posisi enam, atau dua tingkat diatas United.

Setelah menghadapi Juventus di Allianz Stadium, United akan melakoni Derby Manchester mereka yang pertama pada musim ini. Mourinho kembali dituntut untuk bisa menurunkan dua skema terbaik dalam dua pertandingan tersebut. Para penggemar tentu berharap, saat mereka melawan City, jarak United dengan tim-tim diatasnya sudah berjarak seminimal mungkin.

Ketika mengalahkan Newcastle, United tampil menghibur dengan memainkan pola full attack. Tentu saja hal ini diharapkan menjadi titik awal kalau Mourinho sudah menemukan skema yang cocok untuk timnya.

Akan tetapi, Mourinho dikenal sebagai pelatih yang sering mengutak atik formasi tergantung siapa lawan yang mereka hadapi. Mengingat laga melawan Chelsea dan City berlangsung di kandang lawan, maka kesan kalau Mourinho akan bermain defensif pun menyeruak ke permukaan. Kesan cari aman asal tidak kalah menjadi opsi realistis ketimbang meladeni permainan terbuka mereka dengan ancaman lini belakang yang begitu mudah ditembus.

Mengakhiri enam laga tersebut dengan kemenangan tentu bukan hal yang sulit mengingat United kerap mengejutkan layaknya musim lalu ketika mereka bisa mengalahkan City di Etihad. Akan tetapi, sikap realistis tentu dibutuhkan mengingat masih banyaknya kekurangan dari tim ini. Mourinho punya dua pekan untuk menyelesaikannya sebelum berangkat ke London dua pekan dari sekarang.

Akan menjadi pencapaian yang positif apabila dalam enam laga tersebut, United tidak sekalipun mengalami kekalahan. Apabila dalam laga-laga tersebut United tampil sebaik babak kedua ketika menghadapi Newcastle, maka bisa dipastikan kalau kursi kepelatihan Jose Mourinho akan aman, setidaknya hingga Januari 2019 mendatang.

Namun apabila kembali terpeleset, maka bukan tidak mungkin karier Mourinho seperti judul yang dibuat David McDonnell dalam harian MirrorSport Jumat lalu yang bertuliskan “THE END” dengan hurus sebesar-besarnya.