Saat ini, Manchester United masih punya peluang besar di dua kompetisi yakni Liga Champions dan Piala FA. Sementara itu, kans di Premier League terbilang hampir tertutup karena perbedaan poin yang kelewat jauh.

Meraih gelar Piala FA tentu jauh lebih realistis karena lawan yang dihadapi adalah sesama kesebelasan Inggris. Namun, beda halnya dengan Liga Champions yang menurut penulis akan sangat sulit diraih MU musim ini.

Setan Merah akan bertanding menghadapi Sevilla dalam babak 16 besar Liga Champions pekan depan. Tentu tidak akan mudah menghadapi klub Andalusia tersebut mengingat mereka sedang memasuki era baru di tangan Vicenzo Montella. Namun, jika United mampu menyingkirkan mereka, maka bukan tidak mungkin apabila Mou akan mati-matian di kompetisi ini.

Jose Mourinho memiliki pengalaman indah di kompetisi ini. Ia bisa menjadi juara dengan dua klub berbeda yang saat itu sama-sama berstatus tidak diunggulkan. Dengan kualitas pemain yang saat itu berada di bawah klub-klub elit macam Real Madrid, Barcelona, maupun Bayern Munich, Mou mampu membawa Si Naga dan Si Ular meraih kejayaan.

Jika kita melihat skuat United sekarang ini, nama-nama macam Anthony Martial, Romelu Lukaku, serta Marcus Rashford dan Alexis Sanchez, maka kualitas klub ini tampak jauh lebih baik dan lebih segar dibandingkan Porto maupun Inter Milan. Akan tetapi, ada satu hal yang belum bisa dilakukan Mou bersama Setan Merah, yaitu memberikan keseimbangan yang baik bagi tim ini.

Secara nama besar, Manchester United musim ini dipenuhi pemain-pemain yang memiliki nama besar. Hanya saja, mereka memiliki kesenjangan yang jauh dari segi performa terutama antara pemain utama dengan pemain cadangan. Hal itu terlihat saat mereka bermain di fase grup menghadapi FC Basel.

Saat itu, Jose menurunkan beberapa pemain pelapis untuk memberikan istirahat bagi pemain utama. Keputusan tersebut justru menjadi boomerang karena membawa kekalahan bagi timnya di menit-menit akhir.

Kedatangan pemain sekaliber Alexis Sanchez tentu akan memperkaya taktik Jose Mourinho saat mereka memasuki fase gugur. Secara pengalaman, ia sudah pernah mengarungi kompetisi ini baik bersama Barcelona maupun Arsenal. Kehadirannya diharapkan mampu membuat skuat Setan Merah meningkat beberapa level di kompetisi ini.

Jika memang United ingin berprestasi di kompetisi ini, maka tidak ada salahnya para penggemar United berharap tuah Mourinho. Di kompetisi ini, ia kerap dikenal dengan masternya dalam mencari formula yang tepat untuk membantu timnya mencari kemenangan. Mengharap United bermain pragmatis layaknya saat ia menangani Inter Milan bisa menjadi solusi. Namun, kembali lagi ke poin sebelumnya bahwa bermain bertahan pun membutuhkan keseimbangan yang baik.

Musim ini, tampaknya terlalu cepat bagi United berprestasi di Liga Champions. Selain United baru dua kali bermain di Champions League pasca lengsernya Sir Alex, Mereka masih harus bertemu dengan kesebelasan-kesebelasan yang diunggulkan macam Real Madrid, Bayern Munich, Barcelona, bahkan Manchester City sekalipun. Tidak ketinggalan pula Juventus yang dalam beberapa tahun terakhir mulai kembali menancapkan kukunya.

Saat Mourinho memperpanjang kontraknya hingga 2020, ia berjanji akan membuat United bisa kembali bersaing lagi di Eropa seperti ketika ditangani Sir Alex dulu. Tentu itu merupakan harapan yang realistis mengingat butuh waktu untuk membangun sebuah kesebelasan yang pantas dilabeli pemenang di Liga Champions.

Meski begitu, tentu semua penggemar Manchester United berharap bahwa di musim ini, klub favoritnya bisa meraih prestasi di Eropa. Hanya saja, jika nantinya United gagal menjadi juara di Liga Champions musim ini, maka kita jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan bahwa Mou telah gagal.