Musim 2004/2005 merupakan salah satu musim terburuk yang pernah dijalani oleh Manchester United. Saat itu, United kembali gagal meraih Premier League untuk kedua kalinya secara beruntun. Belum sembuh luka mereka melihat invicibles Arsenal, saat itu United tidak bisa menahan superioritas Chelsea yang menjelma menjadi klub kaya baru di bawah rezim Roman Abramovich.

Tidak hanya itu, transfer United pun terbilang lesu. Mereka hanya mendatangkan Alan Smith dan Liam Miller. Itupun sudah diresmikan setelah musim 2003/2004 berakhir yang menandakan kalau sepanjang musim panas mereka tidak melakukan transaksi apapun kecuali untuk pemain muda. Mereka kemudian baru bergerak menjelang penutupan bursa transfer pada akhir Agustus dengan merekrut bocah yang nantinya melegenda bersama Setan Merah.

Bocah bernama Wayne Rooney itu sebenarnya sudah menarik minat United saat masih membela tim junior Everton. Walter Smith, asisten Sir Alex saat itu, mengungkapkan kepada Sir Alex untuk merekrutnya. Namun, ketertarikan itu sempat memudar karena usianya yang masih terlalu muda dan Everton yang tentu saja tidak ingin kehilangan dia.

Rooney sendiri saat itu dikenal sebagai bocah ajaib. Di usia yang baru 16, ia langsung mencetak gol kemenangan ke gawang Arsenal yang ia buat melalui sepakan akurat ke pojok atas gawang David Seaman. Pada bulan Desember, ia dianugerahi olahragawan muda terbaik versi BBC. Pada Februari 2003, Wazza dipanggil oleh Sven Goran Eriksson untuk berseragam tim Tiga Singa menghadapi Australia.

Segala pencapaian Rooney tersebut semakin menambah ketertarikan United. Namun Fergie kembali mengurungkan niat untuk merekrutnya dikarenakan harganya yang mahal untuk remaja di bawah usia 20 tahun. Tawaran 20 juta paun dari Newcastle yang ditolak pihak Everton menandakan kalau pemain kelahiran 24 Oktober ini bernilai sangat tinggi.

Hati Ferguson baru tergerak untuk merekrut Rooney ketika awal musim 2004/2005 berjalan tidak baik. Dalam lima pertandingan awal mereka, United hanya meraih satu kemenangan dan menelan dua kali kekalahan. Keadaan ini diperparah dengan tumpulnya lini depan mereka yang hanya mencetak empat gol dengan tiga diantaranya dibuat oleh Alan Smith. Belum lagi melihat fakta bahwa Ruud Van Nistelrooy, Louis Saha, dan Ole Gunnar Solskjaer mengalami cedera secara bersamaan. Sebuah spanduk yang diangkat seorang anak bertuliskan “Please buy Rooney” membuat Ferguson semakin yakin merekrut Rooney.

Sehari sebelum resmi merekrut Rooney, United baru saja bertanding melawan Everton. Tidak ada nama Rooney dalam laga tersebut yang semakin menguatkan kalau Everton siap melepas aset terbaiknya tersebut.

Baca juga: Saat Rooney dan Keane Bertengkar Gara-Gara Remote TV

“Di kantor saya ada Bill Kenwright, David Moyes, dan David Gill duduk bersama. Moyes bahkan beberapa kali memelototi saya. Perundingan untuk mendatangkannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Moyes gigih untuk menahan kepergiannya. Harga resminya adalah 25 juta paun dengan tambahan,” tutur Ferguson dalam autobiografinya.

Rooney akhirnya resmi direkrut United pada akhir Agustus dengan nilai 25,6 juta paun. Inilah jumlah termahal yang pernah dikeluarkan sebuah kesebelasan untuk pemain usia di bawah 20 tahun.

“Keputusan sulit untuk meninggalkan Everton, tetapi saya senang bisa bergabung dengan United. Perpindahan ini meningkatkan karier saya karena saya bisa bermain dengan pemain top dan berada di kompetisi sekelas Liga Champions,” tutur Rooney.

Baca juga: Wayne Rooney Bicara tentang MU dan Keputusannya Bermain di MLS

Liga Champions juga yang kemudian menjadi panggung perkenalan Rooney kepada publik Manchester. Ia baru bisa menjalani debut 27 hari setelah direkrut karena harus memulihkan diri dari cedera. Namun dalam laga melawan Fenerbahce, tidak ada kesan bahwa dia baru saja pulih dari cedera.

Rooney mencetak trigol di partai pertamanya. Ia juga langsung mencetak gol dalam laga derby melawan Liverpool. Di akhir musim, ia menjadi top skor klub dengan 17 gol. Kedatangannya secara tidak langsung mengubah nasib United kedepannya. Ia membangun kemitraan solid di lini depan bersama Cristiano Ronaldo, mengumpulkan gelar demi gelar bergensi baik tim maupun individu, menjadi kapten kesebelasan, sebelum memutuskan hengkang kembali ke Everton sebagai seorang kesatria.

Baca juga: Kualitas Wayne Rooney yang Mengubah Nasib DC United di MLS