Musim lalu, Manchester United terlihat terlalu bergantung kepada sosok Romelu Lukaku di lini depan. Catatan 27 gol dan 9 asis di semua kompetisi menjadi bukti kalau peran pemain nasional Belgia ini begitu besar. Akan tetapi, di saat Lukaku absen atau tidak dalam performa terbaiknya, produktivitas gol Setan Merah menjadi terhambat.

Baca juga: Pentingnya Pelapis Romelu Lukaku bagi Jose Mourinho

Terbukti dalam beberapa laga sebelum akhir musim, United terlihat sulit mencetak gol. Dalam empat pertandingan terakhir, mereka hanya mencetak satu gol. Hal tersebut diakibatkan hilangnya Lukaku yang harus absen karena mengalami cedera engkel. Ketika sembuh pun si pemain tampak memilih fokus menghadapi Piala Dunia.

United pun tampaknya belum tertarik untuk mendatangkan striker anyar. Jose sepertinya puas dengan keberadaan Lukaku, Rashford, Martial dan Sanchez yang bisa beroperasi di lini depan. Akan tetapi salah satu legenda United, Ryan Giggs, meminta mantan klubnya tersebut untuk membawa pulang mantan pemainnya yaitu Javier Hernandez.

Manajer Wales tersebut merasa kalau Chicharito adalah pemain yang bisa menjadi pembeda terutama di kotak penalti lawan. Karakternya yang bersifat poacher bisa memudahkan United untuk mencari gol-gol penting. Masalah adaptasi pun tidak jadi soal mengingat ia begitu dicintai di kota Manchester.

“Dia pemain yang sangat bagus dan rekan tim yang hebat untuk seseorang pengumpan seperti saya. Dia tipe penyerang tengah yang sempurna karena dia punya kemampuan dan posisi yang tepat untuk mencetak gol di dalam kotak (penalti). Dia adalah karakter yang hebat untuk berada di dalam skuat,” ujarnya seperti dilansir ESPN.

“Bahasa Inggrisnya membantu ketika dia datang pada musim pertama ke United dan musim pertamanya berjalan luar biasa. Kami sampai ke final Liga Champions (2010/2011) dan membuat dampak signifikan. Ia adalah favorit di klub besar seperi Manchester United.”

Baca juga: Romelu Lukaku: Hubungan Saya dengan Mourinho Baik-Baik Saja

Tipe poacher seperti Hernandez memang dibutuhkan United apabila mereka ingin meningkatkan jumlah gol mereka yang musim lalu berada di kisaran 1,8 gol per laga. Sebenarnya, United telah memiliki pemain dengan kemampuan sebagai poacher dalam diri Anthony Martial. Akan tetapi, kebiasaan Martial yang senang menggiring bola dan melewati lawan membuat dirinya kerap dimainkan sebagai winger. Hal serupa juga dialami pemain lainnya seperti Rashford, dan Alexis Sanchez.

Poacher berguna untuk mengacaukan lini belakang lawan terutama ketika berada di kotak penalti. Hernandez pernah melakukannya ketika bersama United pada musim 2010/2011. Tidak dibekali kemampuan wah dalam menggiring atau mengumpan, tapi saat di depan gawang ia mudah mendapat peluang. 20 gol di musim pertamanya seluruhnya dibuat di dalam kotak penalti. Satu sentuhan satu gol. Itulah ciri khas seorang poacher.

Dalam artikelnya di ESPN, John Brenkus pernah menjelaskan tiga kunci dari permainan Hernandez sebagai seorang poacher. Tiga aspek tersebut adalah gerakan tanpa bola, akselerasi, dan ketepatan waktu. Pergerakan tanpa bola akan memudahkan seorang poacher mencetak gol dari jarak dekat. Akselerasi akan menghindarkan poacher dari jebakan offside lawan sebelum poacher mengambil keputusan untuk mengeksekusi peluang tersebut.

Baca juga: Mengapa Daley Blind Tidak Bersinar Bersama Jose Mourinho

Sering kita lihat saat masih berseragam United bagaimana Hernandez mencetak gol dari cara maupun situasi yang terbilang tidak masuk akal seperti menyundul dengan belakang kepala atau sepakan yang mengenai wajah. Hal-hal tersebut juga menandakan kalau pemain dengan tipe poacher bisa mencetak gol dari situasi yang tidak terduga.

Jose Mourinho pun akan lebih mudah untuk mendapatkan alternatif formasi apabila pola 4-2-3-1 miliknya tidak berjalan sesuai rencana. Dengan keberadaan pemain seperti Hernandez yang liar di kotak penalti, maka Lukaku bisa fokus sebagai pemantul sekaligus penjemput bola karena di kotak penalti sudah ada poacher yang bertugas mencetak gol.

Sebelum Hernandez, United pernah memiliki beberapa striker dengan kemampuan sebagai poacher. Di era 70 dan 80an ada nama Joe Jordan dan Stan Pearson. Bergerak ke era 90-an ada nama Ole Gunnar Solskjaer. Selain itu, meski hanya bertugas selama tiga bulan, namun United merasakan sekali kehadiran Henrik Larsson di lini depan pada 2007. Tiga pemain tersebut sama-sama tidak dibekali kemewahan skill namun begitu tajam di depan gawang.

***

Setan Merah punya peluang besar untuk mendatangkan kembali Chicharito seandainya mereka mau. Meski si pemain masih terikat kontrak hingga 2020, namun ia sudah tidak betah karena hanya dijadikan sebagai pemain cadangan oleh David Moyes jelang musim 2018 berakhir. Hernandez sendiri tidak begitu yakin apakah ia menjadi andalan Manuel Pellegrini atau tidak pada musim depan. Saat ini, ia hanya fokus untuk membawa Meksiko berprestasi di Piala Dunia nanti.