Foto: US Sport Guru

Sir Alex Ferguson laksana tuhan bagi para pendukung Manchester United. Namanya begitu agung dan kerap dielu-elukan sebagai yang terbesar sepanjang masa. Hal ini tidak lain karena kesabarannya membawa United yang saat itu berantakan menjadi salah satu kesebelasan dengan gelimang prestasi di sepakbola Eropa. Pencapaiannya tersebut membuat dirinya begitu disayang oleh para pendukungnya. Publik Old Trafford bahkan merasa kehilangan saat Fergie terbaring sakit beberapa waktu lalu.

Baca juga: Mengenal Brain Haemorrhage, Penyakit yang Menyerang Sir Alex Ferguson

Akan tetapi, romansa Sir Alex Ferguson dengan penggemar tidak selamanya berjalan mulus. Ada kalanya konflik antar keduanya muncul. Salah satu konflik yang paling mencuat adalah ketika Ferguson mengeluarkan kritik pedas terhadap penonton yang berakibat timnya saat itu tampil tidak begitu optimal.

Kejadiannya terjadi pada musim 2007/2008. Ketika itu, Manchester United menjamu Birmingham City di stadion Old Trafford pada Premier League pekan ke-21. Setan Merah hanya sanggup menang 1-0 melalui gol tunggal Carlos Tevez. Meski meraih tiga poin dan menjaga jarak dengan Arsenal di posisi pertama, namun Fergie merasa tidak puas dengan dukungan yang diberikan dari para pendukung United.

Baca juga: Pertanyakan Atmosfer Old Trafford, Kelompok Suporter Ajak Bicara Mourinho

“Para penonton itu sudah mati. Itu adalah reaksi hening yang pernah saya dengar dari penonton dan itu mengecewakan saya. Kami membutuhkan suara penonton hari ini. Kami sudah melewati periode sulit dari pertandingan ke pertandingan dan pada saat-saat seperti ini kami butuh dukungan. Tapi mereka seperti hadir di pemakaman,” ujarnya seperti dikutip dari Guardian.

“Sepi sekali. Kesepian itu tidak membantu kami. Para pemain kadang-kadang butuh keramaian. Kami butuh mereka (suporter) untuk berada di belakang kami dan memberi dukungan. Tapi saya melihat mereka datang seperti untuk melihat orang mati.”

Sebelumnya, Ferguson memang sempat beberapa kali mengkritik pendukung United. Penyebabnya tidak lain adalah tumbuh pesatnya para turis yang hadir hanya untuk sekadar menonton United. Turis-turis ini kebanyakan diam saja dan menikmati pertandingan tanpa bernyanyi sama sekali. Hal ini kerap menjadi sorotan Ferguson terutama sejak keluarga Glazer mulai mengambil alih kepemilikan klub pada 2004.

Kritikan Ferguson tersebut sampai membuat Independent Manchester United Supporters Association (IMUSA) angkat bicara. Salah satu perwakilan mereka menyebut kalau tiket musiman mereka dalam menonton Manchester United bisa dicabut apabila membuat suara-suara bising. Hal ini yang membuat segelintir suporter saat itu enggan mengeluarkan suara mereka kepada tim. Saat itu, Old Trafford memang belum memiliki tribun khusus yang sengaja diperuntukkan untuk para penonton yang hobi memberi chant. Perwakilan pendukung justru balik menuduh Ferguson yang dianggap tidak bisa memahami para pendukung yang terancam kehilangan hak mereka untuk menonton.

Baca juga: Mencari Solusi Penggunaan VAR di Stadion Old Trafford

“Anda tidak bisa berdiri untuk berteriak kencang. Jika Anda mencoba berdiri, Para steward akan mengeluarkan Anda dan mengambil tiket musiman Anda. Ini seperti Anda menonton bola tapi di belakang Anda ada seseorang yang siap dengan lengannya untuk mengeluarkan Anda keluar dari tanah,” tutur Colin Hendrie perwakilan pendukung United.

Harga tiket musiman United terbilang cukup mahal. Saat itu, tiket untuk menonton seluruh pertandingan United seharga 1.000 paun atau dengan kurs saat ini senilai hampir 20 juta rupiah. Harga ini setara dengan upah standar nasional di Inggris. Para pendukung United tentu tidak ingin kehilangan uang 20 juta rupiah yang sudah berubah dalam bentuk tiket hanya karena membuat Old Trafford menjadi lebih berisik.

Beruntung, konflik ini tidak berlangsung lama. Pada babak ketiga Piala FA pada 5 Januari, Ferguson memuji tingkah laku para pendukung yang begitu bersemangat saat mengawal tim bertandang ke Villa Park. Pada pertandingan tersebut, United menang 2-0 melalui gol Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney.