Tidak semua pemain Manchester United bisa beristirahat setelah menjalani musim 2017/2018 yang begitu panjang. Masih ada tugas bagi beberapa pemain yang dipanggil untuk membela negaranya di Piala Dunia 2018. Tidak terkecuali penjaga gawang Spanyol, David De Gea. Setelah mengawal gawang United selama 10 bulan, kali ini ia dituntut untuk mengawal gawang Spanyol di Piala Dunia 2018 Juni mendatang.

Bekal De Gea ke Rusia pun cukup impresif. Ia datang dengan status sebagai pemain terbaik klub dan menjadi penjaga gawang terbaik Premier League musim lalu. Akan tetapi, ia berarap bisa memberikan yang lebih dari sekadar prestasi individu yaitu membawa tim nasionalnya meraih gelar sebagai juara dunia.

Baca juga: Analisis Bola yang Masuk ke Gawang David De Gea

“Saya sangat bersemangat untuk Piala Dunia kali ini. Saya punya harapan besar dan saya sangat menikmatinya Kami adalah tim nasional yang hebat dan diisi oleh pemain-pemain hebat,” tutur De Gea kepada MUTV.

“Kami datang melalui kualifikasi dengan cara yang bagus dan sekarang saatnya kami memulai Piala Dunia dengan baik. Mari kita menikmatinya dan melakukan yang terbaik dan semoga kami bisa mengakhiri turnamen nanti dengan baik atau mungkin bisa memenangkan Piala Dunia.”

De Gea tentu menginginkan Piala Dunia keduanya berjalan lebih bagus dibanding empat tahun sebelumnya. Datang sebagai juara bertahan, La Furia Roja justru tersingkir di babak penyisihan dan hanya mengantungi satu kemenangan. Mereka bahkan takluk dari Belanda dengan skor telak 1-5 dan Cile dengan skor 0-2.

Pada turnamen di Brasil tersebut, status De Gea masih sebagai penjaga gawang ketiga. Namanya kalah bersaing ketimbang legenda Real Madrid, Iker Casillas dan penjaga gawang Napoli, Pepe Reina. Yang menarik, nama Reina saat ini justru tetap menjadi kiper kedua dalam skuat Julen Lopetegui.

Dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup, hanya De Gea penjaga gawang yang tidak bermain sama sekali. Iker Casillas bermain dalam dua pertandingan sementara di laga ketiga, posisi penjaga gawang diemban oleh Reina.

Akan tetapi, kejadian di Brasil tersebut secara tidak langsung menempa mental De Gea dalam menghadapi turnamen besar. Sejak 2016, posisi kiper utama berhasil ia genggam. Pada Euro 2016 di Prancis, statusnya pun sudah naik sebagai penjaga gawang inti menggusur Iker Casillas yang saat itu hanya sebagai pemain cadangan. Dari empat pertandingan yang dilakoni, De Gea mengumpulkan dua clean sheets.

Baca juga: Perjalanan Karier David De Gea di Manchester United

Meski demikan, mantan penjaga gawang Atletico Madrid ini kerap mendapat kritik ketika memperkuat negaranya. Banyak yang berpendapat kalau mental De Gea saat itu belum layak bermain pada turnamen besar. Pada babak perdelapan final melawan Italia, De Gea ketika itu gagal menangkap sepakan bebas yang berujung gol Giorgio Chiellini. Saat menghadapi Kroasia di babak penyisihan pun, sela-sela kakinya menjadi sasaran gol Ivan Perisic.

De Gea sendiri merasa kalau saat ini kemampuannya sudah jauh lebih meningkat ketimbang dua tahun lalu. Hal itu ia tunjukkan dari penampilan apiknya di babak kualifikasi Piala Dunia 2018. Dari sembilan pertandingan yang ia mainkan, De Gea mengakhiri laga dengan status nirbobol.

“Saya senang dengan peningkatan yang saya alami beberapa tahun terakhir. Penampilan saya luar biasa dan saya ingin semuanya bisa berjaland engan baik. Semoga saya bisa membuat seluruh negara berbahagia,” ujar De Gea menambahkan.

Sebelum ke ajang yang sesungguhnya, De Gea harus mengawal gawang Spanyol dalam dua laga uji coba awal bulan ini. Pada tanggal 4 Juni mereka akan berhadapan dengan Swiss di stadion El Madrigal sebelum berangkat ke Rusia untuk melawan Tunisia di Krasnodar.

Pada Piala Dunia nanti, Spanyol berada di Grup B bersama Iran, Maroko dan juara bertahan Euro 2016, Portugal. De Gea akan berusaha menghalau sepakan Cristiano Ronaldo saat keduanya bertemu di laga pertama pada 16 Juni mendatang.