Setelah membahas awal karir di Manchester yang berjalan begitu sulit, De Gea kali ini bercerita mengenai aksi-aksinya di bawah mistar. Salah satu yang menjadi poin penting pembahasan adalah bagaimana seringnya ia menepis menggunakan kaki. Tidak hanya itu, ia juga bercerita tentang momen-momen terbaiknya selama di Manchester United serta saga transfer yang nyaris membuat dirinya hijrah ke Real Madrid.

Kecenderungan De Gea Menepis Menggunakan Kaki

Jika bola datang kepada saya, maka saya akan langsung bereaksi seperti itu (menepis dengan kaki). Itu sudah bawaan saya sejak dilatih oleh Eric Steele (pelatih kiper United di era Ferguson). Beberapa pelatih (kiper) lain mencoba untuk mengubah cara tersebut tapi saya tidak mau karena saya menyukai. Menepis dengan kaki bisa menjadi ciri khas saya.

Titik Balik De Gea di Manchester United

Ada dua momen besar saya di Manchester United. Yang pertama adalah ketika saya menepis tendangan bebas Juan Mata di menit-menit akhir (vs Chelsea 2011/2012). Mungkin itu momen menentukan dalam karier saya di United. Sejak saat itu saya menjadi baik dan lebih baik lagi. Sampai saat ini, Juan masih marah ketika mendengar penyelamatan saya saat itu.

Momen besar kedua adalah pertengahan musim 2012/2013 ketika saya berada di bawah tekanan dalam laga melawan Spurs. Gary Neville mengkritik saya karena kesalahan yang saya lakukan di menit-menit akhir tetapi saya bermain baik dalam laga itu. Ia benar tentang kesalahan yang saya lakukan tapi situasi saat itu sangat sulit karena turun salju sehingga saya salah menilai umpan silang.

Mendapat Pujian dari Sir Alex Ferguson

Setelah laga melawan Spurs, tidak lama kemudian kami bermain melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu. Ferguson membawa saya dalam konferensi pers dan mengatakan kepada semua orang kalau saya memiliki bakat khusus.

Saya ingat persis apa yang dia katakan. Dia membandingkan saya dengan seorang balita yang baru pertama kali melangkah untuk berjalan. Jatuh, bangun, jatuh lagi, bangun lagi, lalu anda kemudian bisa berjalan.

Ferguson mengakhiri konferensi pers tersebut dengan mengatakan, “Bocah itu sudah bisa berjalan sekarang.”

Ferguson duduk di sebelah saya dan memberi tahu kepada dunia kalau dia percaya pada saya. Saya merasa sangat berani. Ferguson sangat sabar kepada saya. Dia tidak pernah berteriak, tidak pernah keras kepada pemain. Dia tahu kalau saya butuh waktu dan kepercayaan.

Pandangan Eric Steele Terhadap Perkembangan De Gea

Ketika dia membuat kesalahan di sore laga melawan West Brom, saya berkata “itu bukanlah anda.” Tembakannya begitu mudah sekali melewati tangan. Saya berbicara dengannya beberapa saat dan di dalam Gym, saya memberi gambar ketika ia melakukan kesalahan dan masih dia simpan.

Dulu ia lebih suka meninju bola ketika menghadapi umpan silang. Perlahan ia mulai berani mengangkat lututnya lebih tinggi dan menangkap bola. Saya berkata kalau keberanian seperti itulah yang kami butuhkan.

Apakah De Gea Takut Jika Kariernya Tidak Berjalan Baik di Manchester

Bisa saja. Tapi saya selalu memiliki kepercayaan diri yang besar. Tetapi saya tahu kalau musim yang terbaik akan tiba kepada saya.

Gagal ke Real Madrid Sebelum Dikontrak Panjang oleh Manchester United

Pertandingan pertama saya saat itu datang dalam laga melawan Liverpool. Van Gaal mengatakan apa yang media katakan. Itu semua bohong dan saya justru semakin tidak yakin bagaimana reaksi Old Trafford kepada saya.

Saya gugup ketika saya berjalan ke lapangan. Tetapi para penggemar selalu ada di belakang saya. Mereka semua luar biasa dan menyanyikan nama saya. Itu penting bagi saya untuk memulai kehidupan kembali di United.

United Butuh Manajer Pemenang

Bermain bersama Van Gaal sangat aneh. Finis keempat tidaklah cukup. Saya ingin menang. Jika Anda di United, Anda butuh manajer dengan mentalitas pemenang. Kami memilikinya dalam diri Sir Alex Ferguson dan Jose Mourinho.

Sepeninggal Fergie kami kerap menjalani musim yang begitu sulit untuk diperkirakan. Gelar adalah sesuatu yang saya idamkan. Kami harus membuat United kembali lagi ke performa terbaiknya. Kembali lagi bermain di Liga Champions, kembali menjadi juara Inggris, dan kembali lagi ke posisi puncak.