Baca bagian pertamanya di sini.

Paul Pogba sudah digadang-gadang akan menjadi penerus penguasa lini tengah terbaik bagi pasukan Manchester United oleh para pengemar mereka. Namun, ada beberapa hal yang mungkin harus dibenahi dari segi skema formasi maupun taktik yang pas untuk menjadikan gelandang berusia 24 tahun itu sebagai pemain terbaik di era United saat ini.

Skema Formasi

Pogba meraih ‘pengakuan global’ sebagai pemain berbakat selama berada di Juventus. Ia lebih sering ditempatkan di sebelah kiri dalam skema formasi 4-3-3 di bawah Antonio Conte. Conte pun bahkan pernah menganggap jika seharusnya posisi kiri dianggap sebagai posisi paling efektif untuk Paul Pogba.

Namun, menurut data transfermarkt.co.uk, Jose Mourinho lebih menyukai skema formasi 4-2-3-1 di United, dengan Pogba yang bermain dalam formasi ini selama 25 kali di Premier League selama masa jabatan kedua Mourinho di klub tersebut.

Meskipun, pemain internasional Prancis itu juga bermain di sebelah kiri dalam skema 4-3-3 dalam 10 pertandingan liga, dan statistiknya membuktikan bahwa ia unggul dalam peran ini. Pogba juga mencatatkan peningkatan rata-rata 30 persen per pertandingan jika bermain dalam skema formasi tersebut. Bahkan, dengan memainkan skema taktik seperti itu, hasilnya memberikan banyak bukti bahwa Pogba unggul ketika bermain di sebelah kiri dengan formasi yang memainkan tiga orang gelandang.

Kombinasi

Pemenang penghargaan Golden Boy 2013 tersebut akhirnya ‘kembali’ menyentuh kakinya di Old Trafford setelah memecahkan rekor transfer dunia pada 2016. Bermain bersama Michael Carrick dan bergabung dengan banyak pentolan bintang seperti Ibrahimovic, ia terlihat lebih merasa beruntung dari sebelumnya.

United adalah favorit awal pemenang gelar bagi para bandar judi. Ditambah pula para penggemar yang mengagungkan Zlatan dan Pogba, membuat jalan mulus terlihat senggang bagi pasukan The Red Devil.

Namun, di musim ini kombinasi antara mereka (Pogba dan Zlatan) jelas menurun. Tidak mengherankan jika mengingat Zlatan sendiri sudah tidak lagi menjadi pemain reguler di tim United. Bahkan, pasangan Pogba di lini tengah United sebelumnya, Carrick (yang terbilang menjadi pasangan paling sukses di lapangan tegah dengan catatan rata-rata 25 kombinasi umpan per game) sudah menyatakan pensiun di akhir musim ini.

Musim ini, Pogba lebih sering diplot di sebelah kanan Matic. Namun keduanya telah dikatakan gagal dalam melakukan duet menawan. Di sis lain, ada Ander Herrera yang juga pernah berkombinasi dengan Pogba, tapi pemain asal Spanyol itu sudah bukan pilihan utama Mourinho musim ini.

Meskipun begitu, pada akhirnya Pogba telah menemukan kombinasi terbaiknya bersama pemain baru transfer Januari 2018, Alexis Sanchez, dan rekan senegaranya Anthony Martial. Dalam beberapa pertandingan terakhir, mereka telah saling berkontribusi dan memenangkan pertandingan krusial saat berhasil menundukkan Chelsea di Old Trafford dua pekan lalu.

Peran Sentral

Banyak hal telah dikatakan tentang peran ambigu Pogba. Seperti: ‘Apakah ia seorang gelandang bertahan, box-to-box, atau murni seorang gelandang dengan kekuatan menyerang?’ Namun, jika melihat beberapa statistik, tampaknya ia paling baik untuk ditempatkan sebagai gelandang box-to-box, seperti yang juga sudah didefinisikan oleh Mourinho: ‘memiliki tugas defensif dan berkontribusi dalam menyerang di sepertiga lapangan’.

Namun, hal seperti itu belum terjadi saat ini. Bahkan, yang terjadi justru berlawanan dengan pasang surut prmainan defensif posisinya. Statistik defensifnya juga benar-benar menurun dibandingkan dengan musim lalu. Jika dibandingkan dengan saat ia ‘meledak’ dengan menyerang dan melepaskan tembakan pada musim lalu, di musim ini Pogba seperti terlihat lemas meski sempat on fire di awal musim.

Selain itu, dalam hal berlari di area lapangan, ia telah menemukan tingkat konsistensi yang lebih tinggi, mencapai sekitar 11 km per game, yang sebenarnya berasal dari permainannya yang lebih sedikit dengan tugas besarnya di area sentral tim. Selama pertandingan di mana ia menyelesaikan 90 menit penuh pertandingan, hanya saat melawan Huddersfield saja ia bisa berlari lebih dari 11 km per game sejak melawan Manchester City pada Agustus 2016.

Meski sekali lagi, dalam penampilan puncaknya kerika United melawan Crystal Palace pada Desember 2016, ia melakukan sprint yang lebih sedikit daripada hampir semua permainan lainnya selama berada di klub yang bermarkas di Old Trafford tersebut.

***

Jika menginginkan Paul Pogba bermain dengan sangat baik, sebagian besar penampilan utamanya harus berada di pos posisi kiri. Biasanya digunakan dalam skema formasi 4-3-3 yang mengandalkan tiga gelandangn tengah. Taktik seperti itu akan menumbuhkan visi, duel, distribusi, ancaman serangan balik dan gol kemenangan untuk tim asuhan Jose Mourinho. Dengan kata lain, Pogba akan bermain dengan kekuatan penuhnya.

 

Sumber: Sky Sports