Foto: The United Stand

Dalam pertandingan dan kompetisi yang besar, sebuah klub membutuhkan pemain besar yang mampu untuk berdiri dan membuat perbedaan. Entah setuju apa tidak, Christian Eriksen sudah melakukan itu untuk Manchester United di musim ini.

Pemain berusia 30 tahun itu membuahkan dampak yang luar biasa di United sejak kedatangannya di musim panas lalu. Dalam enam pertandingan, ia bahkan telah membuktikan dirinya mampu berperan sebagai pemain paling berpengaruh di bawah Erik ten Hag.

Penampilannya melawan Arsenal pada akhir pekan lalu adalah puncak dari karir singkatnya di United sejauh ini. Penampilan yang ia tunjukkan adalah alasan mengapa karier panjangnya selama ini penuh dengan kesuksesan. Terutama dalam aspek mengontrol lapangan tengah.

Umpan keren Eriksen kepada Marcus Rashford (sebelum terjadi gol kedua) di laga vs Arsenal sangat menguntungkan United. Perannya begitu apik, ia bermain “tanpa pamrih” meskipun harus memberikan seluruh etos kerjanya. Ia benar-benar tampil sebagai pemain di dalam tim, bukan hanya sebatas individual saja.

Pemain internasional Denmark itu menyelesaikan pertandingan dengan sentuhan paling banyak dari pemain United mana pun. Jumlah operannya juga paling banyak diselesaikan, peluangnya paling banyak dibuat, dan total jarak jangkauan yang ditempumnya selama pertandingan adalah 11,2 km.

Padahal banyak yang memprediksi Christian Eriksen mungkin hanya akan memainkan peran-peran kecil untuk United musim ini. Tetapi dalam enam pertandingan pembuka, ia justru langsung jadi pemain yang diperlukan untuk mengisi peran lini tengah dalam pendekatan taktis Ten Hag.

Eriksen, pada dasarnya, melakukan persis seperti apa yang manajer ingin didapatkan dari Frenkie de Jong jika ia berhasil direkrut United di musim panas ini. Terutama dalam hal mengatur tempo waktu permainan di tengah lapangan, sambil membawa ketenangan dan kreativitas pada penguasaan bola.

“Kami menempatkan dia (Eriksen) bermain sedikit lebih rendah di lapangan, seperti peran pemain nomor enam atau delapan. Dia memiliki banyak kebebasan. Dia harus bertukar dengan banyak ruang di mana dia harus berada, dan sisanya dia harus beradaptasi dengan itu,” ujar Ten Hag soal Eriksen pasca laga vs Arsenal.

“Dia (Eriksen) bisa membuat permainan tim Anda sangat baik. Dia melakukan banyak hal, dia melihat pemain, membuat umpan terakhir, dan menyerang untuk mencetak gol. Dia juga bisa sedikit bertahan. Jadi ketika dia bermain seperti hari ini (laga vs Arsenal), satu kesalahan kecilnya adalah kesalahan besar tim. Namun, intinya dia telah memainkan permainan yang luar biasa.”

Sebetulnya De Jong bukan satu-satunya pemain yang bisa memainkan peran seperti yang Eriksen lakukan di United belakangan ini. Dalam beberapa musim terakhir, Paul Pogba justru adalah pemain yang bisa melengkapi trio lini tengah United bersama Bruno Fernandes dan Scott McTominay.

Namun sayangnya, Pogba jarang memberi dampak yang mengesankan seperti Eriksen. Apa yang membuat Pogba begitu flop selama waktunya di Old Trafford adalah bahwa ia jarang memaksimalkan kemampuan teknisnya. Padahal apa yang dimilikinya begitu luar biasa. Tapi ketika ia masuk ke tim utama, ia justru lebih sering terlihat bermain biasa-biasa saja.

Ada perdebatan mainstream tentang bagaimana caranya membuat Paul Pogba bisa berpengaruh di Manchester United. Atau minimal membuatnya sama seperti ketika bermain di timnas Prancis. Perdebatan bahkan sampai mempertanyakan dengan siapa ia harus berduet untuk memberinya kebebasan dalam memaksimalkan permainan seperti yang ia inginkan.

Sebaliknya, Christian Eriksen telah beradaptasi dengan skenario apa pun yang ia hadapi. Dalam peran progresifnya, ia memiliki kebebasan menyerang untuk menciptakan peluang dari dalam. Ia mampu mendikte kecepatan permainan, dan ia berhasil mengawinkannya dengan disiplin pertahanan. Ia juga sering turun kembali untuk membantu timnya di barisan belakang.

Meskipun secara teknis lebih unggul, namun sejatinya, Eriksen bisa dibilang kurang berbakat secara alami daripada Pogba. Hanya saja mantan pemain Tottenham Hotspur itu memberikan bukti bahwa ia ingin sukses di Old Trafford. Dan begitulah mentalitas dan etos kerja dari seorang pemain lini tengah.

Eriksen memaksimalkan potensinya di area yang ia kuasai. Eriksen mampu melakukan apa yang Pogba tidak lakukan. Maka wajar mengapa Ten Hag menghabiskan sepanjang musim panas untuk mengejar gelandang progresif seperti Eriksen. Dan akhirnya ia berhasil mendapatkannya.