Babak semifinal Piala FA berakhir manis bagi Manchester United. Sabtu malam lalu, Setan Merah berhasil menghentikan perlawanan Tottenham Hotspur dengan skor 2-1. Kemenangan ini memastikan United melaju ke partai puncak yang berlangsung pada 19 Mei mendatang. United hanya tinggal menunggu pemenang Chelsea kontra Southampton yang baru akan bertanding malam nanti.

Jose Mourinho membuat lima pergantian dari tim yang mengalahkan Bournemouth tengah pekan lalu. Dua bek sayap kembali diisi Valencia dan Young. Phil Jones kembali berduet dengan Smalling. Sementara Sanchez kembali mengisi posisi sebagai winger untuk melayani Romelu Lukaku.

Di sisi lain, Mauricio Pochettino kembali menurunkan formasi terbaiknya. Trio Alli, Son, dan Eriksen kembali dimainkan bersama di belakang Harry Kane. Satu-satunya pemain inti yang tidak dimainkan Pochettino adalah Hugo Lloris yang tempatnya diisi oleh penjaga gawang Belanda, Michael Vorm.

Strategi Pendulum yang Sukses di Babak Pertama

Pada 45 menit pertama, United mencoba untuk mengendalikan laga dengan menggunakan taktik pressing. United yang paham kalau Spurs dikenal cakap memainkan bola-bola pendek berusaha untuk menekan ketika mereka menguasai bola di lini pertahanan mereka sendiri. Akan tetapi, hal ini justru menjadi boomerang ketika tekanan United justru membuka kesempatan Spurs membuat peluang.

Mayoritas serangan Spurs pada babak pertama berawal dari celah kosong yang ditinggalkan para bek sayap United (Valencia dan Young) yang kecepatannya mungkin sudah termakan usia. Proses gol pertama Alli berawal dari Ashley Young yang keasyikan menekan Kieran Trippier tapi meninggalkan posnya untuk dieksploitasi Eriksen. Pogba yang tidak punya kecepatan justru berpindah sebagai bek kiri. Alli kemudian berhasil meneruskan umpan pemain Denmark tersebut memanfaatkan kecerobohan Valencia dalam melakukan penjagaan.

Setelah kebobolan, Mou menginstruksikan para bek sayapnya untuk tidak terlalu naik ke depan saat tidak menguasai bola. Sebaliknya Jose membuat strategi United layaknya seperti pendulum sebelum mendapatkan gol balasan.

Pogba digeser ke kiri, Sanchez berpindah ke tengah, sementara Lukaku bergerak di sayap kanan. Jesse Lingard akan bertugas sedikit untuk mendukung Lukaku dalam mencari bola kedua. Pendekatan ini kemudian berhasil dengan datangnya gol pertama melalui sundulan Alexis Sanchez yang diawali dari tekanan Paul Pogba kepada Moussa Dembele di sektor kiri.

Jose Mourinho kemudian mengubah pendekatannya pada babak kedua. Strategi pendulum tidak lagi digunakan. Matic dan Herrera diberi instruksi untuk tetap berada di dekat para pemain belakang. Padatnya lini belakang Setan Merah ini yang kemudian membuat Spurs frustrasi. Meski bisa menambah tujuh tembakan dari babak pertama, namun tidak ada satupun yang mengarah ke gawang David De Gea (5 terkena blok, 2 off target).

Efektifnya Serangan Balik United

Masih ingat di pikiran kita taktik United ketika mengalahkan Chelsea Februari lalu. Mereka membiarkan Si Biru saat itu menguasai bola saat itu. Meski kalah mutlak dalam penguasaan bola, United menguasai Chelsea untuk bermain mengikuti alur Setan Merah. Taktik ini yang diulang kembali ketika bertemu Spurs kemarin.

Si Lili Putih menguasai bola hingga 64%, mereka bahkan membuat 560 umpan. Akan tetapi, umpan mereka justru lebih banyak berkutat di lini tengah. Keberadaan Herrera dan Matic merusak skema milik Pochettino. Keduanya total membuat 9 tekel sukses dan 6 kali melakukan intersep.

Tekanan kedua pemain tersebut membuat Paul Pogba memiliki kesempatan untuk merancang serangan. Ketika memulai serangan balik, Alexis Sanchez dan Jesse Lingard di sisi sayap bisa diandalkan sebelum meneruskan bola kepada Romelu Lukaku.

Proses gol kedua United pun tidak lepas dari keberhasilan Pogba memberi bola untuk diteruskan Lukaku kepada Alexis Sanchez. Lukaku yang mengganggu pergerakan Davinson Sanchez membuat Alexis mendapat ruang untuk menang adu lari melawan Kieran Trippier. Ia kemudian memberikan umpan yang dibelokkan oleh Lukaku secara tidak sengaja sebelum diteruskan Ander Herrera.

Kombinasi Apik Smalling-Jones

Setelah gol Herrera, para pemain Spurs berusaha menekan lini belakang United melalui tekanan mereka dari sisi sayap mengandalkan umpan silang Ben Davies atau Kieran Trippier. Namun dari 24 umpan silang yang dilepaskan Spurs, tidak ada yang menghasilkan peluang berarti.

Sebaliknya, United berhasil memanfaatkan kosongnya sisi sayap Spurs untuk membangun serangan. Beberapa kali Marcus Rashford dan Romelu Lukaku mendapat peluang untuk menembak memanfaatkan kosongnya tempat yang ditinggalkan Davies.

Satu hal yang menarik dari penampilan United semalam adalah membaiknya penampilan Jones dan Smalling dibandingkan dengan saat United kalah dari Spurs di Wembley pada laga terakhir Premier League. Jones, si pencetak gol bunuh diri saat laga terakhir di Wembley, bermain sangat baik dan merepotkan lini depan Spurs. Sementara Smalling yang dikenal sebagai bek lawak Setan Merah berhasil mengantungi Harry Kane selama 90 menit.

Kombinasi keduanya menghasilkan lima intersep, delapan sapuan, lima blok, dan empat kali memenangi duel udara untuk memastikan satu tempat di partai final menjadi milik United.

Sikap Positif yang Membantu United Meraih Kemenangan

Pada akhirnya, United dibantu oleh karakter mereka untuk meraih kemenangan. Jose Mourinho salut kepada karakter dan sikap para pemainnya yang tidak terpengaruh kritik setelah kekalahan memalukan dari WBA. Ia meminta para pemainnya untuk mempertahankan mentalitas tersebut hingga partai puncak 19 Mei nanti.

“Kami kalah dari Spurs, Chelsea, dan City di liga. Saya merasa para pemain saya butuh edukasi dengan bantuan sedikit dari saya. Saya ingin para pemain saya memandang semua pertandingan dengan mentalitas yang sama karena di ajang piala semuanya adalah laga besar,” ujarnya