Foto: Mirror Football

Fokus terdekat Manchester United di musim panas ini sepertinya adalah memperkuat posisi lini tengah mereka. Namun, posisi itu bukanlah satu-satunya posisi yang butuh perhatian mendesak. Karena masih ada satu posisi lagi yang juga krusial untuk diperhatikan.

Manajer baru Erik ten Hag harus berpikir tentang posisi penyerang. Setidaknya ia bisa merekrut satu penyerang baru di tengah perjalanan musim baru. Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi tekanan pada Cristiano Ronaldo, dan mengisi posisi kosong yang ditinggal Edinson Cavani, Juan Mata dan Jesse Lingard.

Tapi sepertinya, ada keyakinan kalau Ten Hag sudah memiliki beberapa solusi yang akan ia terapkan di klub. Seperti misalnya mengembalikan Marcus Rashford ke performa terbaiknya, atau memoles pemain muda layaknya Amad dan Facundo Pellistri di tim utama.

Jelas solusi sederhananya Ten Hag pasti akan mendatangkan striker jika diperlukan. Ini merupakan sesuatu yang pasti akan disetujui oleh semua suporter. Namun sebenarnya, cara terbaik untuk meningkatkan kualitas lini serang tidak selalu dengan menambahkan striker ke dalam skuat.

Manchester United cukup menjadikan posisi lini serang mereka dapat memiliki keseimbangan. Bisa dengan penambahan penyerang di sisi kanan, atau memaksimalkan potensi pemain yang ada. Tambahan pemain baru bisa menjadi penting jika Ten Hag ingin mengatasi ketergantungan mereka yang berlebihan pada Ronaldo.

Tapi faktor penting lainnya adalah bagaimana sang manajer benar-benar ingin menerapkan opsi taktik menyerangnya. Tidak cukup hanya pemain berbakat dengan sifat dan kemampuan mereka. Meskipun kenyataannya mereka memang sering menghasilkan momen ajaib yang mampu menentukan hasil pertandingan.

Hanya saja, untuk menjadi penantang gelar Premier League, United perlu pemain yang lebih dari berbakat. Ketika Ten Hag di Ajax, ia menunjukkan kalau ia memiliki sistem atau taktik menyerangnya sendiri. Kurang lebih, manajer asal Belanda itu telah menunjukkan dua cara, dan ini mungkin akan ia terapkan pada lini serang United musim depan.

False Nine

Erik ten Hag pertama kali mulai dikenal publik dan menjadi sorotan adalah saat membawa Ajax ke semifinal Liga Champions tiga tahun lalu. Ia membuat tim asal kota Amsterdam tersebut mampu menghadapi Bayern Munich di babak penyisihan grup dan mengalahkan Real Madrid serta Juventus di babak 16 dan 8 besar.

Yang menarik dari tim Ten Hag ini adalah penggunaan Dusan Tadic sebagai false nine. Dengan taktik ajaib ini Ajax mampu mengobrak-abrik pertahanan lawan dengan pergerakan cerdas dan fleksibilitas di lini depan. Taktik ini juga yang berhasil membuat Madrid bertekuk lutut di Santiago Bernabeu.

Meskipun di satu sisi Tadic sering mundur untuk memberi ruang bagi Donny van de Beek agar ia bisa bergerak lebih jauh di atas lapangan. Namun di musim itu pemain asal Serbia tersebut berhasil jadi pencetak gol terbanyak klub dengan 38 gol dalam 56 penampilan.

Catatan gol pemain-pemain Ajax sangat subur dengan taktik Ten Hag ini. Di bawah posisi Dusan Tadic, ada Klaas-Jan Huntelaar sebagai striker opsi kedua yang mencetak 23 gol. Sementara Hakim Ziyech berhasil mencetak 21 gol, dan Van de Beek mencetak 17 gol.

Trio Penyerang, Satu Gelandang Serang

Manchester United mungkin hanya memiliki Cristiano Ronaldo sebagai opsi satu-satunya striker dan pencetak gol terbanyak klub di musim lalu. Maka mau tidak mau Erik ten Hag harus bisa mengulang taktiknya lagi. Dan memanfaatkan pemain seperti Rashford, Bruno Fernandes, Jadon Sancho atau pemain baru untuk menyokong Ronaldo.

Salah satu sifat paling menarik yang dimiliki Ten Hag adalah kemampuannya dalam membangun kembali tim dan menyesuaikan formasi mereka. Musim ini, Ajax Amsterdam sangat berbeda dari tiga tahun yang lalu. Apalagi dengan peran Sebastien Haller sebagai opsi penyerang tengah yang didukung dua penyerang sayap yakni Tadic dan Antony.

Haller sendiri berhasil menyelesaikan musim sebagai pencetak gol terbanyak dengan 34 gol dalam 43 penampilan. Sementara itu, penyerang Ajax yang lain seperti Steven Berghuis justru digunakan sebagai gelandang serang. Ia berperan mirip dengan Fernandes di United.

***

Intinya, dari gambaran ini, Erik ten Hag sudah memiliki slot taktik yang ideal untuk lini serang Manchester United musim depan. Dari taktik tim Ajax pertama, itu mengisyaratkan bahwa Ten Hag bisa mencapai kesuksesan tanpa kehadiran striker murni. Sedangkan dari taktik tim Ajax kedua, itu adalah opsi terbaik untuk memaksimalkan pemain di tim.

Jadi akan ada banyak spekulasi tentang bagaimana Ten Hag bisa mencari pemain cadangan untuk Ronaldo di bursa transfer. Atau mungkin solusinya adalah dengan hanya menggunakan pemain yang sudah tersedia dan diperankan dengan cara yang berbeda. Tentu saja dengan harapan mereka semua bisa tampil maksimal.