Jose Mourinho langsung mengubah strategi timnya meski mereka sudah unggul 2-0 atas Burnley pekan lalu. Alexis Sanchez yang bermain gemilang selama 1 jam digantikan oleh Marcus Rashford dengan maksud mempertahankan intensitas tekanan agar tetap tinggi layaknya babak pertama. Sanchez pun sebenarnya baru saja sembuh dari cedera sehingga terlalu berisiko apabila memainkannya secara penuh.

Rashford sebenarnya mampu mengemban tugas Alexis. Ia bahkan berkontribusi untuk penalti United yang gagal dijadikan gol oleh Paul Pogba. Namun, penalti tersebut menjadi satu-satunya kontribusi Rashford pada pertandingan tersebut.

Menit ke-71, Rashford diberikan kartu merah oleh wasit Jon Moss karena dianggap menanduk Phil Bardsley yang juga mantan pemain Setan Merah. Ia emosi karena sesaat setelah bola keluar lapangan, kaki Bardsley secara sengaja menendang Rashford. Sayangnya, Bardsley sendiri hanya diberikan kartu kuning oleh Moss.

Baca juga: Phil Bardsley yang Penuh Kelicikan

Keputusan sudah dibuat. Rashford harus keluar. Terlihat raut kekesalan ada di wajahnya. Bahkan, ia sempat ‘ngamuk’ dengan menendang pintu ruang ganti. “Saya seharusnya tidak bereaksi seperti itu. Saya minta maaf kepada semua orang di klub ini dan semua penggemar,” ujar Rashford meminta maaf melalui akun Instagramnya.

Nasi sudah menjadi bubur. Rashford sudah mengantungi satu kartu merah langsung yang berarti ia akan absen dalam tiga pertandingan. Laga melawan Watford, Wolverhampton, dan Derby County di ajang Carabao Cup hanya bisa ditonton melalui tribun atau bahkan lewat layar kaca. Meski begitu, kartu merah ini seolah menunjukkan bagaimana frustrasinya Rashford di musim ini.

Hingga empat pertandingan, belum ada kontribusi penting yang dibuat oleh Rashford. Musim lalu, ia sanggup mencetak dua gol dan satu asis dalam jumlah pertandingan yang sama. Sementara di musim ini, ia belum satu kalipun menendang bola ke gawang lawan.

Baca juga: Jose Mourinho Tentang Kemenangan atas Burnley, Paul Pogba, dan Kartu Merah Rashford

Pada pekan pertama melawan Leicester, ia bermain mengecewakan selama 67 menit sebelum digantikan oleh Romelu Lukaku. Pekan berikutnya, ia hanya menghabiskan 45 menit tanpa kontribusi di kandang Brighton. Sementara melawan Tottenham, ia tidak diturunkan sama sekali.

Musim ini, Rashford memutuskan untuk mengubah nomor punggungnya dari 19 menjadi 10. Secara tidak langsung, Rashford juga diharapkan bisa berkontribusi lebih baik lagi seperti pemakai nomor 10 sebelumnya. Terutama soal gol mengingat ia adalah seorang striker. Saat ini, setengah gol milik United dicetak oleh Romelu Lukaku. Fakta ini menunjukkan kalau United kembali bergantung kepada striker Belgia tersebut.

Baca juga: Menilai Kelayakan Marcus Rashford Menggunakan Nomor 10

Dalam dua musim terakhir, Setan Merah memang memiliki bomber tajam dalam diri Lukaku dan Zlatan Ibrahimovic. Akan tetapi, jarak antara pencetak gol utama dengan pemain yang berada di bawahnya terbilang sangat jauh. Musim lalu, Lukaku mencetak 27 gol di semua kompetisi sementara runner up Lukaku yaitu Rahsford dan Lingard yang hanya membuat 13 gol. Musim 2016/2017, Zlatan Ibrahimovic membuat 28 gol sementara Rashford dan Mkhitaryan yang berada di bawahnya membuat 11 gol.

Sejak 2016, United memang selalu memiliki lebih dari satu pemain yang bisa membuat dua digit gol sepanjang musimnya. Akan tetapi, hal itu tidaklah cukup jika membandingkan jumlah golnya dengan tim-tim yang secara prestasi sebenarnya masih di bawah United dalam dua musim terakhir.

Liverpool musim lalu memiliki tiga pemain yang bisa mencetak 20 gol. Sedangkan Tottenham Hotspur memiliki empat pemain yang bisa mencetak dua digit gol sepanjang musim. Catatan luar biasa tentu saja milik Manchester City yang memiliki enam pemain yang bisa membuat dua digit gol sepanjang musim lalu.

Dalam dua pertandingan terakhir, Jose Mourinho mulai berani mengubah gaya main United menjadi lebih atraktif dalam menyerang. Hal ini seharusnya bisa meningkatkan kinerja Rashford (dan juga Anthony Martial) sebagai satu dari tiga pemain yang diharapkan bisa mencetak gol.

Meski begitu, Rashford masih berusia sangat muda. Masih ada banyak waktu untuk dirinya agar bisa berkembang menjadi pemain hebat. Setidaknya kontribusi Rashford masih lebih baik dari Cristiano Ronaldo pada usianya yang ke-20. Jika Ronaldo saja mampu memperbaiki dirinya sehingga menjadi pemain terbaik dunia seperti sekarang, maka Rashford pun juga bisa melakukannya.

Modal Rashford pun sangat besar. Ia dicintai oleh para pendukung United. Statusnya sebagai pemain home grown membuat peluangnya untuk bermain dalam jangka waktu yang lama tergolong besar. Selain itu, ia berada di tangan Jose Mourinho yang memberikan waktu bermain lebih banyak dibanding pelatih United lainnya.

Sekarang, kita tinggal menunggu Rashford untuk kembali dari masa skorsingnya. Jeda tiga pertandingan diharapkan bisa membuat dirinya bergairah kembali ketika United berhadapan dengan West Ham akhir September nanti. Selain itu, Rashford juga harus sabar dan berkontribusi sebaik mungkin meski ia belum mendapat posisi favoritnya. Namun patut diingat kalau Rashford akan menjadi striker utama apabila Lukaku absen mengingat bomber Belgia ini tidak setiap pekannya bisa membuat gol.