Meski laga Manchester United melawan Burnley sudah berakhir tiga hari lalu, namun momen kartu merah yang diterima Marcus Rashford masih menarik untuk diperbincangkan. Kali ini, pelatih pertama Rashford di sepakbola yaitu Dave Horrocks turut mengomentari kejadian tersebut. Baginya, Rashford hanyalah korban dari kelicikan Phil Bardsley.

Kejadian kartu merah tersebut terjadi 10 menit setelah Rashford masuk menggantikan Alexis Sanchez. Penetrasinya di sisi kiri gagal karena Bardsley sudah menekel bola ketika dikuasai oleh Rashford. Meski bola sudah keluar lapangan, namun Bardsley terlihat mengeluarkan sepakan tambahan yang membuat pemain nomor punggung 10 United ini terjatuh.

Tidak terima dengan perlakuan Bardsley, Rashford datang dan menempelkan kepalanya ke dahi pemain berusia 33 tahun tersebut. Bardsley kemudian bereaksi seolah-olah ditanduk yang membuat wasit Jon Moss mengusir Rashford. Sementara Bardsley hanya diberi kartu kuning. Hal ini yang membuat Horrocks geram sehingga menyebut kalau Bardsley melakukan hal tersebut karena kesal telah dibuang oleh Setan Merah.

“Dia (Bardsley) itu bermuka dua. Dia mantan pemain United yang kesal karena Sir Alex Ferguson menyingkirkannya karena dia tidak cukup baik. Sekarang, yang ingin dia lakukan adalah menendang para pemain United,” tuturnya seperti dikutip dari The Sun.

Pemain kelahiran Salford tersebut adalah hasil didikan dari akademi Manchester United sejak berusia 8 tahun. Pada musim 2003/2004, ia mulai naik tingkat ke tim utama Setan Merah dan bertahan selama 5 musim hingga tahun 2008. Akan tetapi, Bardsley tidak pernah menjadi pilihan utama Sir Alex dan kerap dipinjamkan ke klub lain. Ia kalah bersaing dengan nama-nama semisal Gary Neville, Wes Brown, dan John O’Shea yang bisa bermain sebagai bek kanan.

Bardsley hanya bermain 18 kali bersama United dengan delapan penampilan dibuat di kompetisi Premier League. Pada Januari 2008, ia kemudian hijrah ke Sunderland dengan nilai 850 ribu paun dan menjadi legenda klub dengan mengumpulkan 200 pertandingan sebelum akhirnya pergi ke Stoke City dan memperkuat Burnley per 2017 lalu.

Pendapat Horrock terkesan sangat subjektif. Namun, apabila melihat permainan Bardsley saban menghadapi United, apa yang ia ucapkan sebenarnya terbilang masuk akal. Dalam lima laga terakhir Bardsley ketika menghadapi United, ia selalu mengantongi kartu kuning. Tidak hanya itu, ia selalu menjadi pemain yang paling sering melakukan pelanggaran sepanjang 90 menit dalam lima pertandingan tersebut. Pekan lalu, tiga dari tujuh pelanggaran yang dibuat Burnley adalah hasil dari tekel Bardsley.

Entah ada hubungannya atau tidak, namun Bardsley memang menjadi sosok antagonis ketika berhadapan dengan Setan Merah. Bahkan ketika ia mencetak gol ke gawang De Gea dalam leg kedua semifinal Piala Liga musim 2013/14 ia memilih untuk merayakannya alih-alih menghormati United yang mengembangkan kariernya.

Horrock sendiri adalah mantan pelatih Rashford saat masih menimba ilmu di sekolah sepakbola Fletcher Moss Rangers. Pria tua ini berharap Rashford bisa mengambil pelajaran dari kartu merah pertama sepanjang karier profesionalnya ini.

“Sepanjang karier Marcus, kartu merah ini akan menjadi pelajaran yang sempurna untuk belajar dan menyadari kalau ia mudah ditipu. Sebagai seorang bocah, dia hanya menginginkan bermain sepakbola. Dia bukan orang yang konfrontatif. Dia bahkan tidak pernah membantah ibunya atau bahkan orang lain,” tuturnya.