Skuat The Red Devils boleh saja berbahagia karena berhasil merengkuh kemenangan atas St Etienne, tiga gol tanpa balas. Namun manajer United, Jose Mourinho, punya pendapat lain soal laga tadi malam.

“Saya tidak bahagia dengan performa tim. Saya sudah punya firasat buruk sejak masuk ke ruang ganti. Mereka terlalu berisik, terlalu bersenda gurau, dan terlalu santai. Staf-staf saya jua mengatakan hal yang sama ketika pemanasan dilakukan,” ketus Mourinho.

Beruntung malam itu, striker utama United, Zlatan Ibrahimovic, berhasil menunjukkan performa apiknya. Di mana, seperti kita tahu, pria asal Swedia tersebut memborong seluruh tiga gol United malam tadi.

Wajar tampaknya kalau Mou kesal dengan sikap skuat United yang terlalu santai. Lantaran, sikap tersebut akan membawa kecerobohan dalam permainan United. Hal tersebut terbukti ketika Eric Bailly melakukan blunder berupa operan ke belakang yang langsung diambil oleh striker lawan Romain Hamouma.

“Beberapa pemain sangat tidak fokus. Hal pertama yang menjadi bukti hilangnya fokus adalah blunder operan ke belakang yang justru didapatkan striker lawan,” jelas Mou.

Pada babak pertama yang berakhir 1-0, permainan United dikatakan sangat buruk oleh Mou. Bahkan manajer asal Portugal tersebut mengatakan komunikasi dari pinggir lapangan sulit untuk dilakukan. “Tadi malam sangat sulit. Bahkan melakukan komunikasi dari pinggir lapangan sulit dilakukan. Padahal untuk menang kita perlu melakukan komunikasi itu,” kata Mou.

Mungkin komentar Mou terkesan berlebihan, karena United sebenarnya berhasil menang. Namun Mou menilai seharusnya dengan tingkat fokus yang tinggi, United bisa bermain lebih baik dan lebih tajam. “Itu semua karena kurangnya konsentrasi. Ketika kamu tidak punya hal itu, sangat sulit untuk bisa bangkit lagi,” tutup Mou.

Kritik mengenai sikap terlalu santai atau tidak fokus beberapa pemain United jua pernah disampaikan eks United, Rio Ferdinand. Bek jangkung asal Inggris tersebut pernah mengkritik latihan selebrasi yang dilakukan oleh Paul Pogba dan Jesse Lingard di ruang ganti.

“Ketika kamu berada di peringkat enam di liga dan tidak bermain di Champions League, saya rasa hal itu tidak akan terjadi waktu saya bermain,” terang Ferdinand.

Ferdinand yang kini aktif sebagai pundit atau komentator sepakbola ini menilai aktivitas tersebut layak dilakukan hanya ketika berhasil menjuarai sesuatu. “Mereka belum memenangi apapun, kalau sudah juara baru layak melakukan hal semacam itu. Menyangkut Pogba, terlepas karakternya yang ekspresif seharusnya dia tahu waktu yang lebih tepat untuk itu. Ini persoalan mendaptkan keseimbangan yang tepat,” kata Ferdinand.

Roy Keane: Pogba Terlalu Percaya Diri

Berbicara mengenai Pogba, pada malam tadi, eks pemain Juventus tersebut mendapatkan tamu spesial di kubu lawan. Yaitu, saudara kandungnya, Florentin Pogba yang bermain sebagai bek kiri St. Etienne. Mengenai kehadiran saudaranya di kubu lawan, menurut eks kapten United Roy Keane, hal itu berdampak buruk pada diri Pogba. Kedekatan tersebut menurut Keane, membuat Pogba menjadi terlalu percaya diri dalam bermain.

“Berbicara dengan lawan senyaman itu (Pogba dengan saudaranya) menganggu saya. Paul memang ekspresif tapi terlalu percaya diri menurut saya,” kritik Keane kepada ITV.

Bahkan Keane menyindir, intensitas Paul dan Florentin berbicara malam itu melampaui intensitas berbicara Keane dengan saudara-saudaranya selama lima tahun. Kedekatan antarkedua Pogba tersebut memang sudah terlihat sebelum pertandingan dimulai, di mana keduanya sudah saling menyapa dan berpelukan sebelum kick off. Lalu, menjelang babak kedua dimulai, Paul dan Florentin Pogba, masuk bersama-sama ke lapangan.

Meskipun mendapat kritikan buruk dari Keane, sebenarnya Pogba tidak bermain buruk. Berdasarkan laman web penyedia statistik sepakbola, Squawka, Pogba termuda dari ketiga saudaranya ini mencatatkan akurasi operan sebesar 84 persen dan memenangi duel udara sebesar 70 persen.

Perihal bermain bersama saudaranya di satu lapangan, Paul Pogba punya pendapat sendiri. Menurut dia, kesempatan tersebut sangat langka dan terkesan magis.

“Kesempatan ini magis sekali. Karena tidak datang setiap hari dan saya sangat menikmatinya. Jadi saya sangat menantikan pertandingan selanjutnya melawan dia (Florentin),” jawab Pogba.

Di bawah Sir Alex Ferguson, pemain-pemain United memang diharuskan lebih kalem. Baik di dalam maupun di luar lapangan. Kini era sudah berganti dan media sosial menjadi satu komoditas yang tak bisa dihindari.

Antara yang tua dan muda perdebatan akan selalu ada. Namun perlu diingat, dengan adanya perdebatan akan muncul satu solusi. Begitu jua dengan konflik atau masalah yang dihadapi United akhir-akhir ini, yaitu soal sikap terlalu santai. Semoga dengan adanya kritikan dari berbagai pihak, skuat United tak jemu melakukan perbaikan. Toh motif para kritikus tersebut tentu bermuara ke satu hal, yaitu kejayaan United.

Sumber : dailymail.co.uk & metro.co.uk