Pada Kamis (20/19) dini hari nanti, Manchester United akan berhadapan dengan BSC Young Boys dalam ajang Liga Champions. Laga nanti adalah perjumpaan pertama di antara kedua kesebelasan. Young Boys sendiri merupakan tim Swiss kedua yang akan dihadapi oleh Setan Merah setelah FC Basel.

Sebenarnya laga nanti tidak akan menjadi pertemuan pertama bagi kedua kesebelasan. Kembali ke 60 tahun yang lalu, United dan Young Boys sejatinya akan bertemu dalam ajang serupa. Namun hal itu tidak terjadi yang kemudian menjadi kerugian tersendiri bagi United.

United sebenarnya tidak berhak untuk melaju ke Piala Champions musim 1958/59. Mereka hanya menempati posisi sembilan di liga. Hanya Wolverhampton Wanderers yang seharusnya menjadi satu-satunya wakil dari negeri Tiga Singa.

Baca juga: Preview Young Boys vs United: Misi Meneruskan Tren Positif

Belum lagi jika melihat susunan skuat United saat itu. Kekuatan tim sedang melemah akibat ditinggal oleh delapan pemain pilarnya karena tragedi Munich. Juru racik mereka, Matt Busby masih belum bisa keluar dari rumah sakit dan harus dipimpin oleh sahabat setianya, Jimmy Murphy.

Akan tetapi, UEFA meloloskan United untuk mengikuti Liga Champions dengan status sebagai tim undangan. Mereka terkesan atas penampilan Setan Merah yang masih sanggup melaju hingga babak semifinal musim lalu meski masih dalam keadaan trauma pasca kecelakaan pesawat. Tawaran ini pun kembali diterima dengan senang hati oleh kubu United.

United berada di pot kedua yang ketika itu masih menganut pola geografis dan bukan memakai koefisien layaknya sekarang. Mereka berada bersama wakil dari Swiss, Jerman Barat, Italia, Swedia, Denmark, Luksemburg, dan Austria. Undian kemudian mempertemukan United dengan Young Boys.

Di era sekarang Liga Champions adalah turnamen yang menjanjikan banyak hal terutama pundi-pundi uang. Namun di masa lampau, turnamen ini dianggap pengganggu kompetisi domestik. Chelsea pada 1955/1956 dilarang untuk tampil di Eropa. Hal seperti ini sempat menghantui United semusim setelahnya sebelum mereka melawan hingga akhirnya diizinkan oleh Football League selaku otoritas liga saat itu.

Akan tetapi, Football League tidak mau lagi kecolongan untuk kedua kalinya. Mengetahui United lolos Liga Champions hanya melalui “jalur belakang”, mereka secara tegas menolak untuk memberikan izin bermain di kandang. Jurnalis Manchester Chronicle, Keith Dewhurst menyebut kalau ini adalah pembalasan dari otoritas liga yang terjadi dua musim sebelumnya.

Beberapa kali pihak United, yang diwakili Harold Hardman, bertemu dengan perwakilan liga untuk mendapatkan izin namun selalu ditolak. Menyerah dengan keputusan tersebut, United memutuskan mengundurkan diri dari Piala Champions dan memberi kemenangan WO bagi Young Boys.

Meski begitu, kedua kesebelasan tetap mengatur bagaimana caranya mereka bisa bertemu. Jadilah laga persahabatan diatur oleh keduanya dengan tanggal main bertepatan dengan pertandingan Piala Champions saat itu.

United menjadi tim yang harus bertandang terlebih dahulu ke Bern pada 24 September 1958. Setelah menghabiskan dua hari perjalanan, Setan Merah akhirnya bertanding namun harus mengakui keunggulan Young Boys saat itu dengan skor 0-2.

Seminggu kemudian, 1 Oktober 1958, giliran Young Boys yang menyambangi Manchester. Meski laga hanya berstatus persahabatan, namun 30 ribu orang dikabarkan hadir di Old Trafford. United sendiri memenangi laga tersebut dengan skor 3-0 melalui gol Ernie Taylor, Denis Viollet, dan penalti Albert Quixall.

Secara teknis, United sebenarnya memenangi agregat dengan keunggulan 3-2. Apa daya, laga tersebut hanya berstatus pertandingan persahabatan. United tetap tersingkir karena kebijakan otoritas yang melarang mereka berkompetisi di Eropa.

Entah ada hubungannya atau tidak, namun kekalahan tersebut seolah melecut Young Boys untuk tampil baik sepanjang kompetisi. Mereka menyingkirkan MTK Budapest dan Wismut Karl Marx Stand untuk melaju hingga ke semifinal sebelum dikalahkan Stade de Reims.

Sementara bagi United, laga menghadapi Young Boys menjadi laga antar klub Eropa terakhir yang mereka mainkan. Butuh empat musim bagi mereka untuk merasakan kembali rasanya bertanding di kompetisi Eropa yaitu pada Piala Winners musim 1963/1964.