Setiap Selasa, 6 Februari, diperingati sebagai Tragedi Munich di mana pada tahun ini merupakan peringatan yang ke-60. Duncan Edwards dan 22 korban tragedi lainnya menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan untuk Manchester United. Pun dengan Harry Gregg dan Sir Bobby Charlton, yang akan berada di sana dan menjadi dua sosok pemain yang masih bertahan hingga saat ini.

Martin Edwards, mantan pemilik sekaligus CEO Manchester United, pernah duduk bersama Billy Wright di Wembley dan bertanya kepadanya, “Seberapa bagus Duncan Edwards?”

“Akan kuberitahu betapa baiknya dia,” kata Wright. “Saya punya fotonya di rumah saya, di tempat saat dia baru saja ‘merampok’ pusat perhatian di Skotlandia. Dia menangani, mengambil bola, melepaskan bola, dan dia berbicara dengan pemain depan, sekaligus siapapun yang berada di lapangan.”

“Semua berbicara padanya! Begitulah baiknya dia. Aku tidak pernah berhasil melakukan hal itu. Dan bisakah kamu bayangkan itu? Dia juga adalah seseorang yang menjadi kapten Inggris dan bermain untuk timnas sebanyak 105 kali!”

Kematian Duncan Edwards, di usianya yang menginjak 21 tahun 15 hari, sontak menjadi perhatian dunia. Ia pun sempat disandingkan bisa bermain dengan Pele selama 10 tahun ke depan. Delapan pemain, tiga pejabat klub, delapan wartawan, seorang pilot, seorang pramugara maskapai, dan seorang teman Sir Matt Busby, juga wafat saat pesawat sewaan United gagal mengumpulkan cukup kecepatan untuk lepas landas dan meluncur dari landasan pacu. Akibatnya pesawat tersebut jatuh dalam kondisi bersalju.

Ayah Edwards, Louis, yang menjadi petinggi United di tahun 1965, adalah seorang teman keluarga Busby dan mungkin telah berada di pesawat yang jatuh jika proposal perizinannya untuk bergabung tidak ditolak oleh dewan petinggi klub. Menyikapi hal ini, Edwards pun menceritakan hal itu dengan mengatakan bahwa sebenarnya Louis tidak tahu siapa saja yang meninggal dalam tragedi mengerikan itu dan sangat terpukul ketika sudah mengetahuinya.

“Ketika dia mengatakan bahwa ‘saya tidak tahu siapa yang telah meninggal dan siapa yang tidak, dan Matt Busby adalah pikiran pertama saya yang muncul’ saya yang mendengarnya merasa kaget,” kenang Edwards. “Kalau begitu, tentu saja, keluarlah dari surat kabar keesokan harinya siapa saja korbannya. Louis, dia tidak terlihat baik dan tidak bisa bertahan ketika mengetahui itu.”

Edwards kembali mengingat kesedihan itu, suasana hati warga Inggris sangatlah berkabung. Di sisi lain, Manchester United berhasil menantang Real Madrid yang saat itu sangat hebat di Eropa, namun bencana mengubah segalanya. Meskipun begitu, United menjadi tim Inggris pertama yang masuk ke dalam kompetisi Piala Eropa.

“Itu pasti terasa mengerikan, membawa tim ke Eropa dan kehilangan mereka sebelum melalui pertandingan di Piala Eropa. Pemain seperti Bobby Charlton hampir tidak bisa masuk tim. Bakat di sisi itu luar biasa namun saat itu tampaknya belum mencapai puncaknya. United telah memenangkan dua kejuaraan liga, tapi tentu saja masih menjadi sebuah pertanyaan apa yang akan terjadi jika mereka melawan Real Madrid di Eropa,” tutur Edwards.

Tragedi Munich inilah yang membuat Manchester United menjadi pembicaraan nasional. Sementara saat Busby pulih, sisa-sisa Busby Babes masih harus maju ke partai Final Piala FA di bawah asisten pelatihnya, Jimmy Murphy, yang telah terlibat dalam pekerjaannya yang lain sebagai manajer Wales pada hari di mana kecelakaan itu terjadi.

Gregg, yang menjadi korban selamat sekaligus menarik korban lain dari reruntuhan pesawat, bermain di pertandingan pertama klub tersebut hanya dua minggu setelah kecelakaan itu terjadi. Sebuah pertandingan spesial Piala FA melawan Sheffield Wednesday terjadi kala itu. Lalu, pada saat perempat final melawan West Brom, para media saat itu melaporkan jika para suporter yang menonton melebihi jumlah kapasitas stadion yang seharusnya hanya dapat menampung 40.000 penonton. Stadion The Hawthorns pun akhirnya penuh dengan 58.250 suporter yang tercatat menonton pertandingan tersebut.

Meski masih berbalut duka, keseruan tetap terjadi. United pun akhirnya berbangga karena mereka berhasil memenangkan laga replay di depan 60.000 penonton. Charlton kemudian menjadi lawan pasukan Old Trafforod setelah pertandingan itu. “Orang bilang Gregg sudah berubah. Saya kira dia kehilangan masa mudanya, bukan? Dia juga kehilangan semua teman-temannya,” pungkas Edwards.

Namun, lebih atau kurangnya pemain di tim cadangan United tetap berhasil membawa kemenangan menuju Wembley. Meski pada akhirnya mereka kalah dari Bolton di partai final. Bulan Mei pun datang, dan Matt Busby sudah kembali melatih kembali.

“Kami semua bertanya-tanya apakah dia akan berada dalam kesiapan mendapatkan pertandingan final dan Piala, tapi itulah rasa penasaran,” tandas Martin Edwards kepada rasa penasarannya kala itu.

“Dan memang benar dia. Dia membuat saya percaya jika dia akan membawa tim pergi ke ruang ganti dengan nyaman, dan mengatakan sesuatu kepada para pemain. Hari Jimmy Murphy sangat banyak karenanya, dia melepas kesedihan karena ada Matt di sana. Dia telah kembali. Dia ingin berada di final Piala. Saya pikir awalnya dia masih berbalut duka.”

“Para pemain pasti menginginkan tim melanjutkan perjuangan. Tim saat itu ingin Matt melanjutkan kinerjanya. Anda harus tau. Tapi setelah membuat keputusan, itu adalah pertarungan besar. Butuh waktu lima tahun dari tahun 1958 sampai 1963 untuk memenangkan trofi pertama, yaitu Piala FA. Tapi begitu tim memenangkan trofi pertama, dengan tim yang lebih menarik, itulah awal tim menjadi besar setelah tahun 60an yang memenangkan liga pada tahun 1965 dan 1967 serta Piala Eropa pada 1968,” tambahnya.

Manchester United berhasil dibangun kembali, meskipun kenangan duka tetap menyelimuti semua sisi klub sejak tragedi Munich 1958. Sebuah testimoni pun disusun pada 1998, meski saat itu sempat dikritik karena klub terlalu mengagungkan Eric Cantona. Edwards mengatakan bahwa membawa Cantona membuat United kembali memastikan penjualan nama besar. Namun, enam puluh tahun telah terjadi, dan fokus United saat ini adalah memadukan kenangan dengan semangat juang tinggi dalam meraih berbagai gelar.

Warisan Busby soal pengembangan pemain muda masih dipertahankan. Itu semua terbukti karena Manchester United saat ini telah menjadi pemasok pemain muda terbaik di setiap skuat tim selama 81 tahun lamanya, dan sangat luar biasa jika mengingat cara ini masih bisa berpacu di atas globalisasi permainan sepakbola.

Baca juga: Kata Sir Alex Ferguson tentang Tragedi Munich dan Busby Babes

“Aku suka saat melihat Marcus Rashford dan Jesse Lingard datang mengisi tim. Saat mereka mencetak gol, ini hampir seperti perayaan ekstra untukku. Begitulah cara pendukung United yang sudah dibesarkan ini, pemain didikan membuat saya suka itu. Anda harus tau jika Sir Matt akan merasakan hal yang sama dengan saya saat ini,” ungkap Edwards.