Setiap 6 Februari Manchester United selalu memberikan penghormatan khusus untuk tragedi Munich. Bencana tersebut merupakan sebuah sejarah kelam yang pernah dialami Manchester United. Delapan pemain terbaik yang disebut Busby Babes beserta tiga staf pelatih tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat di Munich.

Tanpa terkecuali Sir Alex Ferguson. Selama 27 tahun menangani United, maka 27 kali pula dirinya memperingati kejadian tragis tersebut. Bahkan, ketika dirinya sudah pensiun pun ia masih menyempatkan hadir untuk memberikan penghormatan kepada para korban. Saat kejadian tersebut terjadi, Fergie baru berusia 16 tahun dan masih menjadi pemain junior di Queens Park.

“Ketika bencana terjadi, saya sedang di perpustakaan untuk ujian. Setelah selesai saya langsung ke tempat latihan Queens Park. Ketika saya tiba, semua orang yang ada di klub menangis. Kesedihan ada di tempat latihan dan banyak pemain yang terpukul sehingga latihan dibatalkan. Saya yakin di Manchester suasana yang sama juga terjadi,” ujar Fergie dalam catatan khususnya di United Review.

“Matt Busby tidak pernah bercerita soal tragedinya tetapi dia berbicara tentang Duncan Edwards, David Pegg, Eddie Colman, dan semua pemain lain. Yang paling banyak berbicara tentu Jimmy Murphy (asisten Busby). Dia selalu menangis apabila berdiskusi soal kejadian ini.”

Ia juga menambahkan bahwa saat itu dirinya rajin sekali menyaksikan pertandingan United. Saat itu ia terkesan kepada Sir Matt Busby yang memilih mengambil beberapa pemain muda dari akademi di tengah kondisi skuat pemenang Piala FA 1948 mulai menua. Fergie merasa sangat takjub karena pemain-pemain muda tersebut mampu membawa United menjadi tim Inggris pertama yang mencapai semifinal Piala Champions.

“Filosofi untuk menghasilkan pemain muda adalah hal yang besar bagi sejarah klub ini. Pemenang Piala FA 1948 sudah matang, tapi tidak ada anak-anak di sana. Tujuh tahun kemudian, Matt (Busby) dan Jimmy Murphy mengambil beberapa pemain muda dari akademi dan memasukkan ke dalam skuadnya. Butuh keberanian untuk melakukan itu. Membangung sebuah kesebelasan besar dengan pemain muda adalah hal yang bagus apabila mereka sudah punya fondasi yang kuat,” tuturnya menambahkan.

Apa yang dilakukan Busby dan Murphy tersebut kemudian menginspirasi Fergie untuk melakukan hal yang sama di setiap kesebelasan yang dilatihnya. Yang paling sukses tentu ketika ia menelurkan Class of 92 yang saat itu disebut-sebut sebagai generasi baru The Busby Babes. Filosofi pemain muda United pun masih berlanjut saat ini dengan nama-nama macam Jesse Lingard, Paul Pogba, dan Marcus Rashford yang mulai menghiasi skuad.

“Saat saya menjadi manajer Manchester United, Busby Babes selalu menjadi rujukan kami dalam hal kepercayaan terhadap apa yang bisa dilakukan oleh pemain muda. Mereka mungkin memang sudah menjadi juara pada sebelumnya tapi sejarah klub ini sebenarnya dimulai ketika Busby Babes muncul. Kemudian Matt Busby memenangi Piala Champions saat menggunakan filosofi yang sama dengan nama-nama macam Paddy Crerand, dan Alex Stepney. Para pemain yang tewas memberikan romantisme yang luar biasa bagi klub ini. Semangat klub ini diciptakan oleh pemain-pemain muda.”