Foto: Mirror.co.uk

Semua orang tahu bahwa penyelematan-penyelamatan David de Gea telah banyak berjasa membuat Manchester United memenangkan banyak poin dan mengamankan lini pertahanan timnya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, mengandalan De Gea saja tidak akan cukup untuk membuat United bisa memiliki kesempatan meraih yang terbaik, salah satunya menduduki posisi empat besar Premier League musim ini.

Buktinya saja, di Emirates Stadium pekan lalu, De Gea justru tampil kurang mengesankan, dan mungkin penampilannya ini merupakan penampilan terburuknya selama berseragam Setan Merah. Padahal, laga melawan Arsenal tersebut, adalah sebuah laga momentum yang seharusnya bisa dimenangkan United guna mengamankan posisi mereka di klasemen sementara Premier League.

Baca juga: Alasan Mengapa Solskjaer Tidak Menyalahkan David de Gea

Namun apadaya, permainan dengan margin yang sempit, buah dari kurangnya keberuntungan, keputusan kontroversial dan sampai kesalahan di atas lapangan, justru menjadi celah besar bagi The Gunners untuk merobek-robek lini pertahanan United dengan mudah. Termasuk merobek gawang De Gea.

Pada akhirnya, hasil buruk dari pertandingan itu harus membuat mereka turun ke posisi kelima klasemen Premier League, dengan catatan selisih gol yang paling buruk diantara semua enam tim teratas. Meskipun United sendiri sebenarnya masih unggul di atas Chelsea –yang masih memiliki sisa satu pertandingan– dengan selisih dua poin.

Tapi pertanyaannya, apakah United akan mampu menghadapi persaingan perebutan posisi empat besar sampai akhir musim nanti? Pasalnya, situasi seperti ini pasti tidak akan bisa terhindarkan, dan sekarang, tampaknya akan menjadi persaingan yang sangat sulit bagi setiap tim yang akan menghadapinya. Jadi sekali lagi, apakah United akan mampu melewati semua itu?

Akhir dari persaingan ketat itu nantinya akan mengerucut menjadi dua tim dari empat tim yang bersaing. Tim-tim ini antara lain adalah Tottenham, Arsenal, Chelsea dan tentunya, Manchester United, yang menjadi pesaing baru sejak Ole Gunnar Solskjaer datang mengisi kursi kepelatihan mereka. Bagaimanapun, semua akan terfokus pada ‘siapa dua tim yang berhasil menempati posisi ketiga dan keempat’.

Terlepas dari itu, Manchester United sendiri telah menjadi pusat perhatian sejak kedatangan Solskjaer ke Old Trafford. Ia benar-benar menunjukkan kehebatannya dengan tampil tanpa kalah dan membawa Setan Merah selalu tampil superior di tiap pekannya. Meskipun akhirnya, Solskjaer harus rela mengalami kekalahan pertamanya di liga dari Arsenal pada pekan lalu, dan ia mulai memasuki babak yang sedikit sulit dari sebelumnya.

Bagaimana tidak? United masih harus melakoni dua pertandingan terberat mereka dengan melawan dua tim enam besar di sisa pertandingan menuju akhir musim. Ya, mereka akan dihadapkan dengan dua tim besar seperti Chelsea dan Manchester City. Meksipun, dua pertandingan berat itu akan United mainkan dikandang mereka sedniri di Old Trafford, tapi tetap saja, tim yang dihadapi adalah tim yang tidak bisa dianggap sebelah mata.

Di sisi lain, Setan Merah juga masih memiliki sisa laga tandang mereka lainnya yang lumayan sulit, meski tidak sesulit dibanding dua laga berat melawan City ataupun Chelsea. Tim asuhan Solskjaer itu akan melawan tim-tim yang sedang di atas kertas seperti Wolverhampton dan Everton diantara sisa pertandingan tandang mereka.

United sebenarnya punya kans besar meraih poin penting di laga-laga itu jika mereka bisa menampilkan permainan yang apik dan konsisten. Mereka pun bahkan dinilai bisa melewati pertandingan melawan Chelsea dengan mudah. Itu berarti penentuan ‘apakah mereka mampu bersaing merebut posisi empat besar’ masih berada di atas tangan mereka sendiri.

Di sisi lain, The Blues sendiri saat ini sedang memiliki situasi yang sedikit sulit setelah melewati paruh musim ini. Ditambah lagi, inkonsistensi mereka dalam memainkan skema di bawah Maurizio Sarri telah membuat banyak orang berpikir bahwa mereka akan kehilangan kesempatan besar dalam mendapati posisi empat besar di akhir musim. Jadi, hal ini bisa jadi keberuntungan besar bagi United.

Selain itu, melihat tim pesaing posisi empat besar lainnya seperti Tottenham Hotspur dan Arsenal, keduanya sama-sama punya persoalan yang mirip. Kedua tim asal London ini sama-sama selalu menampilkan situasi ketidakpastian di tiap musimnya. Mereka sama-sama selalu tampil baik di awal musim, namun juga selalu jatuh terpuruk di akhir musim. Jadi, hal ini bisa juga jadi keuntungan besar lain bagi pasukan The Red Devils.

Tantangan bagi United justru terletak pada laga melawan Everton. Mengingat, mereka hanya bisa mencatatkan satu kemenangan dari tiga pertandingan di Goodison park dalam beberap tahun terakhir. Maka ini merupakan ‘ganjalan’ yang lumayan mengganggu bagi United yang sedang berambisi menembus posisi zona Liga Champions musim depan.

Tapi setidaknya dua puluh poin dari delapan pertandingan terakhir United mungkin cukup untuk menjadi modal mental mereka guna berjuang meraih posisi empat besar di akhir musim ini, dan kembali berkompetisi di Liga Champions di musim depan. Kuncinya adalah, Ole Gunnar Solskjaer harus benar-benar kembali memiliki momentum dan kepercayaan diri untuk bisa merealisasikan semua ambisi klubnya itu dengan baik.

Tentu saja, zona kualifikasi untuk masuk ke kompetisi Liga Champions musim depan sebenarnya masih terbuka lebar, namun itu tidak akan cukup membuat United dan para suporternya puas. Setidaknya, Setan Merah harus menampilkan kemampuan maksimalnya terlebih dahulu, dan lalu melihat bagaimana hasil akhirnya, yang juga akan menjadi penentu ‘apakah posisi empat besar di musim ini berhasil mereka duduki atau tidak’.