
Final Europa League 2024/2025 seolah menjadi pelepas dahaga bagi suporter Manchester United yang performa klubnya tak stabil seperti jalan tol Purbaleunyi. Walau menyenangkan, tapi menghadiri pertandingan final membuat mereka harus merogoh kocek cukup dalam. Bisa lebih irit, tapi pengorbanannya harus lebih banyak.
Tiket Final Europa League
Hal paling krusial tentu saja tiket. Tanpa tiket, suporter tidak bisa masuk ke stadion, meskipun membayar ke aparat setempat. UEFA hanya menyediakan 15 ribu tiket untuk masing-masing klub. 11 ribu tiket dijual bebas, dan sisa delapan ribu buat keluarga panitia. Harga tiket untuk suporter dibanderol 744 ribu rupiah. Namun, untuk tiket untuk umum, harga termahalnya adalah 4,5 juta rupiah.
United sendiri sudah menyiapkan tiket bundling seharga hampir 20 juta rupiah untuk perjalanan pulang-pergi selama 24 jam. Kalaupun punya uang, belum tentu bisa berangkat, karena tiketnya diundi.
Sialnya, buat suporter yang berangkat mandiri, mereka akan kesulitan untuk mendapatkan tiket yang dijual untuk umum. Soalnya, tiket sudah habis terjual. Kalaupun tersedia, harganya mencapai 17 juta rupiah. Kalaupun dapat tiket, mereka akan kebingungan untuk menginap. Soalnya, menurut Booking.com, sebanyak 97 persen hotel di area stadion sudah terjual habis. Kalaupun tersedia, harga kamar permalamnya mencapai 28 juta rupiah. Pun dengan harga tiket pesawat yang melonjak di sekitaran harga yang hampir sama.
Perwakilan suporter Tottenham, Stephen Cavalier, kepada The Guardian, bilang kalau suporter sepakbola kini dieksploitasi oleh maskapai penerbangan, hotel, dan pemilik Airbnb dengan cara yang sama seperti ketika orang-orang mencari tiket Oasis saat terjadinya lonjakan harga. Tidak semua penggemar mampu membayar harga selangit itu.
Karena harga yang melonjak ini, banyak suporter United dan Spurs tidak langsung terbang ke Bilbao. Ada yang pergi lewat jalan darat ke Portsmouth untuk naik kapal ferry ke Bilbao. Biayanya lebih murah, cuma sekitar delapan juta rupiah pulang-pergi tapi menghabiskan 36 jam sekali jalan.
Penulis Lonely Planet, Tom Hall, menyebutkan bahwa lebih imajinatif dalam rencana perjalanan akan menghabiskan waktu tapi menghemat uang, yang biasanya menghadirkan pengalaman yang bisa lebih dinikmati. Ia menyebut kalau suporter United akan mendapatkan pengalaman luar biasa jika menuju Spanyol lewat jalur darat. Pun, bila tidak terbang langsugn ke Bilbao, melainkan ke Barcelona terlebih dahulu.