Manchester United kalah 3-4 atas tuan rumah, Brentford, dalam lanjutan pekan ke-35 Premier League. Kekalahan ini, melanjutkan tren buruk The Red Devils di liga.

Ada sejumlah alasan mengapa Manchester United bisa kalah dari Brentford kalau dianalisis dari gol yang terjadi. Berikut kami sajikan untuk Anda.

Kualitas Kiper

Altay Bayindir mungkin adalah kiper utama timnas Turki. Namun, tidak selamanya kiper utama menjamin kualitas. Hal ini diperparah dengan kian jarangnya Bayindir diturunkan. Ia direkrut sejak 1 September 2023, tapi jumlah penampilannya di liga baru dua kali. Ini cukup disayangkan mengingat Bayindir punya potensi terutama sejak menjadi kiper andalan Fenerbahce.

Jarangnya Bayindir diturunkan membuatnya canggung saat bermain di lapangan. Sialnya, ia juga jarang diturunkan di kompetisi kedua seperti Piala FA atau Piala Liga. Pelatih malah terus menurunkan Andre Onana yang secara kualitas juga diragukan. Ini berbeda ketika Sergio Romero dipercayakan untuk bermain di kompetisi tingkat kedua.

Kesalahan hampir selalu terjadi ketika Bayindir diturunkan. Pada gol pertama, tampak Bayindir salah mengantisipasi pergerakan bola deflection. Tidak 100 persen kesalahan dia memang. Namun, gol semacam ini mestinya bisa diperkecil peluangnya.

Pun dengan gol kedua. Bayindir memilih bertahan di garis gawang saat bola disundul Kevin Schade. Bola yang mengarah ke dekat kakinya pun tetap tak bisa ia selamatkan.

Di gol ketiga, pergerakan Bayindir lagi-lagi sama. Ia cuma bengong saat bola silang dikirimkan. Saat bola sudah disundul dan mengarah ke dekat badannya, ia tetap tak bisa menyelamatkan bola tersebut. Pergerakannya seperti bukan seorang kiper profesional.

Di gol keempat, keputusannya untuk maju jelas dipertanyakan. Posisinya terlalu jauh dengan bola, sementara di sebelahnya, Yoane Wissa kosong tidak terjaga. Pengambilan keputusannya jelas buruk dan timingnya selalu tidak tepat.

Untuk mengatasi masalah ini, United mestinya merekrut kiper kedua yang sudah punya jam terbang, tak masalah usianya sudah tua, karena yang dibutuhkan adalah pengalaman.

Sistem Pertahanan Amorim Jelek

Tiga dari empat gol Brentford berasal dari umpan silang. Ini belum termasuk sejumlah peluang Brentford dari umpan silang yang tidak menjadi gol.

Para pemain United jelas punya masalah dengan sistem pertahanan yang diterapkan Amorim. Menaruh fulbek menjadi bek tengah adalah sebuah kesalahan, kecuali ia adalah Daley Blind dan Marcos Rojo. Di sisi lain, entah apa yang dikonsumsi Amorim sehingga membuatnya memasang Luke Shaw sebagai bek tengah. Setidaknya ada dua momen di mana ia berusaha mencetak gol bunuh diri, dan satu diantaranya berhasil.

Memasang tiga bek membuat pertahanan United akan rentan disusupi penyerang sayap. Ketiadaan fulbek membuat area sisi pertahanan rentan disusupi, dan ini yang sering terjadi. Masalahnya, Amorim seperti tidak punya jalan keluar ketika pemain sayap lawan menginfiltrasi area ini. Apakah akan dipaksa melakukan umpan silang, atau dipaksa didorong ke luar kotak penalti. Di laga melawan Brentford, rencana ini tidaklah jelas.

Lalu, saat bola disilangkan, apa yang harus dilakukan? Soalnya para pemain United tampak kebingungan dan cuma berdoa kalau bola bisa mereka sundul untuk dijauhkan.

Apakah ini salah pemain? Kalau keseringan, ini adalah salah dari sistem pertahanan itu sendiri. Pemain antara tidak mengerti dengan sistem, atau sistemnya memang tidak secanggih itu.

Hal ini berbeda jauh dengan apa yang dilakukan Jose Mourinho. Di mana hal pertama kali yang ia latih adalah bertahan. Kalau Amorim tidak melatih dengan benar cara bertahan, maka wajar kalau para pemain United cuma bengong ketika diserang lawan. Mau bek secanggih apapun, kalau sistemnya buruk, hasilnya tidak akan jauh berbeda.