Foto: Skysports.com

Ole Gunnar Solskjaer kembali menambah sosok baru (rasa lama) dalam staf kepelatihan Manchester United. Setelah Mike Phelan, kini ia memanggil Mark Dempsey untuk membantunya selama menjadi pelatih sementara dalam kurun enam bulan ke depan. Sosok Dempsey sendiri sudah hadir dalam sesi latihan klub untuk menghadapi Bournemouth Minggu lalu.

Baca juga: Selamat Datang Kembali, Mike Phelan

Dempsey adalah orang yang mendampingi Solskjaer saat The Baby Faced assassin menjabat sebagai manajer Cardiff pada 2014. Keduanya kembali bekerja sama saat Solskjaer menangani Molde musim lalu meski berlangsung tidak begitu lama.

Walaupun Dempsey adalah orang asli Manchester, namun ia lebih banyak menghabiskan karier kepelatihannya di negara-negara Skandinavia seperti Norwegia dan Swedia. Beberapa klub seperti Haugesund, Djugarden, Start, dan Kongsvinger adalah tim-tim yang pernah merasakan sentuhan Dempsey. Akan tetapi, semua tim tersebut dilatih oleh Dempsey hanya dalam kurun waktu yang begitu singkat.

Seperti yang dibahas pada paragraf awal, Dempsey bukanlah sosok asing di Manchester United. Ia adalah jebolan dari akademi Setan Merah pada 1982. Namanya kemudian sempat mengisi skuad United asuhan Ron Atkinson. Akan tetapi, ia hanya bermain dua laga saja selama empat tahun (1982-1986).

Setelah itu, Dempsey memperkuat beberapa kesebelasan kelas menengah seperti Swindon Town, Sheffield United, Chesterfield, Rotherham United, dan Macclesfield Town yang menjadi klub terakhirnya sebelum pensiun pada 1994.

Setelah tidak lagi menjadi pemain sepakbola, Dempsey kembali ke Manchester United dan bekerja di bawah arahan Sir Alex Ferguson pada 1999. Ia masih ingat saat pertama kali dirinya bertemu dengan Fergie ketika si pelatih baru saja memenangi gelar Premier League kelimanya.

“Ketika saya berjalan menaiki tangga di Carrington, Ferguson menunggu saya sebagai anggota baru tim. Dia menyambut saya ke klub dan berkata kalau saya adalah pemain yang sangat baik. Sir Alex mengajarkan saya standar seperti apa yang haru saya lakukan di dalam maupun di luar lapangan. Anda harus selalu bekerja keras daripada lawan Anda. Di Manchester United, kami tidak pernah membicarakan apakah kami lebih baik atau buruk dibanding yang lain. Akan tetapi, kami semua harus bekerja keras lebih dari yang lain,” ujarnya kepada Give me Sport.

Setelah bekerja bersama Sir Alex Ferguson, Dempsey kemudian ditunjuk sebagai staf di tim akademi Setan Merah. Ia bekerja bersama Solskjaer yang saat itu menjabat sebagai pelatih kepala. Namun, pada 2009 Dempsey memilih meninggalkan United untuk mengambil jabatan sebagai kepala pengembangan akademi di Tromso sebelum kembali bertemu dengan Solskjaer di Molde setahun berselang.

Menurut Brian McClair pada 2006 lalu, sosok Dempsey adalah salah satu warisan terbaik bagi tim akademi saat mereka kehilangan Rene Meulensteen yang memutuskan mengambil jabatan sebagai pelatih Brondby.

“Les Kershaw (mantan direktur akademi United) memiliki staf fantastis yang bekerja sangat baik. Kami telah kehilangan Rene Meulensteen, tapi dia meninggalkan warisan yang bagus seperti Mark Dempsey dan Eamonn Malvey. Kedua orang ini bisa melanjutkan sistem akademi yang sudah berjalan dengan baik,” tuturnya.

Hal sama juga diungkapkan oleh Sir Alex Ferguson. Pada 2008, ia berharap Dempsey bisa kembali lagi ke Manchester United setelah menimba pengalaman di beberapa tim Skandinavia. Harapan Ferguson tersebut baru terkabul satu dekade kemudian saat tim sudah dipegang oleh Ole Gunnar Solskjaer.

“Orang-orang seperti Jim Ryan, Brian McClair, Dave Bushell, Mark Dempsey, Tony Whelan, dan Paul McGuiness sudah berada di klub ini selama lebih dari 15 tahun, jadi ketika aku pergi, aku menginginkan semua orang ini masih berada di sini dan bekerja keras untuk United,” tuturnya.