Setiap musimnya, para penggemar Manchester United pasti akan berkata “coba kasih kesempatan lagi satu musim buat Alexis Sanchez, siapa tahu gacor”.

***

Ander Herrera hijrah dari United pada musim panas lalu. Salah satu alasannya adalah karena dia tidak mendapatkan gaji sepadan yang membuatnya tidak mau memperpanjang kontrak. Kubu Herrera merasa kalau gelandang yang hijrah ke PSG ini lebih layak mendapat kenaikan gaji karena kontribusinya di atas lapangan. Tidak seperti Alexis Sanchez yang penampilan di atas lapangan dan besarnya gaji tidak sebanding.

Kontrak baru David de Gea juga belum ditanda tangani oleh si pemain. Lagi-lagi karena gaji yang diminta kubu De Gea harus melebihi pemain asal Cile ini. Pihak penjaga gawang asal Spanyol ini beralasan, kalau kliennya yang lebih layak mendapat gaji tinggi karena sudah empat kali terpilih menjadi pemaint terbaik klub.

Tidak mau kalah dari para pemainnya, seorang petugas kebersihan di Old Trafford juga mengeluhkan kecilnya gaji per jam yang ia terima dibanding Alexis. Kedatangan mantan pemain Barcelona ini ke Manchester membuat beberapa pekerja yang bekerja di Old Trafford merasa kecewa karena Sanchez mendapat gaji besar ditengah upah minim yang mereka dapatkan.

Baca juga: Kesenjangan Gaji Manchester United dan Para Pekerjanya

Jika mengacu kepada tiga paragraf di atas, Sanchez seperti akar dari semua masalah yang terjadi di dalam tubuh Manchester United. Direkrut dengan harapan bisa menjadi pemain yang bagus dan tampil tajam layaknya di Arsenal, namun kenyataannya Sanchez seperti seorang pesakitan.

Yang terbaru, ia dikabarkan ribut dengan Mason Greenwood. Dalam sebuah sesi latihan, ia mengeluarkan kata-kata kasar kepada pemain muda United tersebut setelah mendapat tekel dari belakang. Dilansir dari The Sun, Sanchez sempat mengeluarkan kata-kata kasar kepada Greenwood. Hal ini membuat Solskjaer kecewa dan siap mengusir si pemain ke tim cadangan. Kabar ini sendiri belum jelas kebenarannya seperti apa.

Sejak dibeli dari Arsenal dengan mengorbankan Henrikh Mkhitaryan, Sanchez tidak benar-benar bersinar sepenuhnya bersama Setan Merah. Dalam 18 bulan kariernya di kota Manchester, ia hanya membuat 5 gol dari 45 pertandingan. Jumlah ini bahkan jauh lebih kecil dari torehan gol Sanchez saat menjalani musim keduanya bersama Udinese (2009/2010).

Setengah musim pertama Sanchez adalah kesempatan baginya untuk belajar. 3 gol dari 18 penampilan disebut sebagai awal yang bagus sebagai proses adaptasi. Apalagi, ia datang dengan kondisi fisik dan mental yang menurun ketika bersama Arsenal. Ia diharapkan bisa bersinar pada musim berikutnya karena Sanchez akan mulai bekerja dari awal lagi yaitu sejak sesi pra-musim.

Namun hingga musim lalu berakhir, penampilan Sanchez masih di bawah standar yang diinginkan para penggemarnya. Yang lebih mirisnya lagi, ia pernah bermain selama 15 menit, namun hanya satu kali menyentuh bola. Ia bahkan lebih banyak keluar masuk ruang perawatan. Sempat bersinar di Copa America, Sanchez terpaksa melewatkan seluruh pertandingan pra-musim karena fokus menyembuhkan cedera hamstring yang ia terima.

Banyak suporter yang merasa kalau United sudah tidak perlu lagi memberi kesempatan kepada pemain berusia 30 tahun ini. Gaji yang tidak sepadan dengan performa menjadi alasan kuat. Keberadaannya membuat pemain-pemain lain berbondong-bondong untuk meminta gaji yang lebih tinggi. Bahkan pemain yang diminati oleh United pun langsung melirik nominal Sanchez ketika masih menjalani negosiasi.

Keberadaan Sanchez juga membuat United sulit melakukan perombakan skuad. Beberapa kali ada kesebelasan yang dikabarkan tertarik untuk menggaet Sanchez entah dengan status pinjaman atau membelinya secara permanen. Namun rata-rata mereka mundur dari perburuan karena gajinya yang terlalu besar.

Mei lalu, United dikabarkan menyiapkan skema subsidi bagi klub yang tertarik membeli Sanchez. Gaji Sanchez yang dikabarkan berada di angka 500 ribu paun akan dibagi dua. 250 ribu dibayarkan pihak United, sedangkan 250 ribu dibayarkan klub barunya. Namun melihat para peminat Sanchez bukan berasal dari kesebelasan yang memiliki finansial kuat (klub kelas menengah), maka subsidi ini juga tidak bisa menjadi jalan keluar.

Kalau begitu pecat saja Sanchez?

Ya, Sanchez memang bisa dipecat atau diputus kontraknya. Namun melihat durasi kontraknya yang masih bertahan hingga 2022, maka United harus membayar sisa gaji Sanchez jika ingin memutus kontraknya. Jika gaji Sanchez per pekan adalah 500 ribu paun, maka sebulannya ia digaji 2 juta paun. Kalikan dengan 12 (satu tahun) maka per tahunnya ia mendapat 24 juta paun (412 miliar rupiah). Lalu kalikan dengan sisa kontraknya yaitu tiga tahun, maka United harus membayar 72 juta paun jika mereka ingin lepas dari Alexis Sanchez, uang yang bisa dipakai untuk membeli pemain baru.

Akan tetapi, tidak sedikit pula yang berharap United mau memberikan satu kesempatan lagi kepada Sanchez. Mereka-mereka yang masuk dalam kategori berharap ini merasa kalau Sanchez mungkin bisa bersinar di tangan Ole Gunnar Solskjaer yang kini memanfaatkan taktik bola-bola cepat seperti yang kerap dimainkan Sanchez selama membela Meriam London.

“Performa buruk Sanchez itu seperti misteri, tetapi dia bisa membawa United kembali ke empat besar jika bisa menemukan ritmenya kembali. Ole Gunnar Solskjaer adalah manajer ideal yang bisa membawanya mendapatkan sentuhannya lagi,” tutur eks bomber United, Louis Saha.

“Sanchez sedang melewati masa-masa sulit. Ketika tim bermain baik dan menang, maka keburukan Anda bisa ditutupi. Ketika Sanchez bergabung ke MU, dia langsung dilemparkan ke ujung tanduk dan membuat semua mata tertuju kepadanya.”

Ketika United sedang melakoni tur pra-musim, Solskjaer sempat mengungkapkan kalau ia masih butuh Alexis Sanchez. Ia menyebut kalau Sachez sedang berusaha keras untuk mempertahankan kariernya di United. Ia bahkan menjamin kalau akan ada momen ketika Sanchez bisa membuktikan diri.

Kembali lagi seperti judul tulisan ini, dengan segala keruwetan yang terjadi sejak kedatangannya pada 2018 lalu, Layakkah Alexis Sanchez diberikan kesempatan?

*

note: Beberapa hari terakhir, Gianluca Di Marzio menyebut kalau United dan Inter Milan sedang berbicara untuk menemukan kesepakatan total untuk Alexis Sanchez. Kepindahan ke Inter nampaknya tinggal menunggu waktu. Jika berjalan sesuai rencana, maka Sanchez akan pindah dengan status pinjaman seharga 20 juta Euro dengan opsi pembelian di akhir musim. Soal gaji, Sanchez dikabarkan setuju menerima potongan gaji yang sebagian akan dibayar oleh United.