Kemenangan 1-0 Manchester United atas Benfica tidak lepas dari kesalahan kiper Mile Svilar yang menangkap bola di dalam gawang. Padahal, sepanjang 90 menit, penampilan kiper 90 tahun tersebut bisa dibilang mengesankan.

Sepanjang babak pertama, Setan Merah tidak banyak mengancam gawang kesebelasan besutan Rui Vitoria yang dikawal kiper muda Mile Svilar itu. Namun, Romelu Lukaku dkk., akhirnya bisa memanfaatkan kelemahan penjaga gawang berkebangsaan Belgia tersebut.

Mourinho sangat jeli melihat sang kiper tampak tidak nyaman saat menghadapi bola-bola mati, baik dari tendangan sudut maupun eksekusi tendangan bebas. Manajer berjuluk The Special One itu pun menginstruksikan para pemainnya terus melakukan tekanan, termasuk memperbanyak umpan-umpan silang ke area kotak penalti lawan.

“Saya tahu dia bagus dan saya bilang kepada para pemain dia bagus. Tapi kami memiliki statistik dan informasi soal bola mati, jadi kami harus membuatnya tidak nyaman. Dalam tendangan sudut kami berusaha mengepungnya dan membuat dia dalam tekanan, dan dari tendangan bebas kami tahu dia sangat berisiko,” ucap Mourinho seperti dilansir BT Sport.

Alhasil, gol yang ditunggu-tunggu datang menit ke-65. United mendapatkan tendangan bebas, dan Marcus Rashford maju untuk melakukan eksekusi. Dia melepaskan tembakan dari sisi kiri dari jarak cukup jauh, namun mengarah ke gawang.

Meskipun Svilar bisa menangkap bola itu, namun posisinya sudah berdiri di belakang garis gawang. Teknologi garis gawang menyatakan bola sudah masuk dan wasit mengesahkannya sebagai gol milik Rahsford.

Dengan proses terciptanya gol yang cukup unik karena blunder, maka tak salah menyebut kemenangan ini pun sebagai ‘pemberian’ sang kiper muda. Tampilnya Svilar dalam laga ini sendiri memang sangat mengagetkan dan menarik perhatian banyak pihak. Pasalnya, dia hanya berstatus kiper cadangan dengan usia belum genap 20 tahun, dan baru menjalani debut kompetitif pekan lalu.

Bayangkan, Svilar masih berusia 18 tahun 52 hari, yang membuatnya tercatat sebagai kiper termuda yang menjadi starter di laga Liga Champions. Dia memecahkan rekor kiper legendaris Spanyol, Iker Casillas saat tampil menjaga gawang Real Madrid pada laga kontra Olympiakos, September 1999, yang ketika itu masih berusia 18 tahun 117 hari.

Sang pelatih sendiri sebenarnya masih punya kiper berpengalaman asal Brasil, Julio Cesar. Meski sudah berusia 38 tahun, pemain yang sudah membela Benfica sejak awal musim 2014/2015 itu selalu jadi pilihan utama, selain kiper kedua Bruno Varela.

Namun entah mengapa, tiba-tiba Vitoria malah menurunkan kiper muda yang baru direkrut dari klub Belgia Anderlecht itu, dalam laga penting yang sangat ketat di Liga Champions.

“Svilar adalah kiper hebat dengan banyak kualitas, yang butuh untuk belajar dan berkembang, dan dia akan bermain di Minggu mendatang,” ungkap sang pelatih ketika ditanya soal keputusannya menurunkan kiper muda setelah pertandingan tersebut, seperti dilansir laman resmi UEFA.

Bahkan tak hanya Sivlar, dia juga memberikan kesempatan pada tiga pemain lain yang terbilang belum berpengalaman pada laga ini.

Sementara Sivlar yang melakoni debut dengan diwarnai mimpi buruk akibat sebuah blunder fatal yang dilakukannya, hanya bisa tertunduk lemas setelah pertandingan. Sejumlah bintang United pun sempat menghiburnya usai laga.

Di antaranya, tampak rekan senegaranya dari Belgia, Lukaku, dan juga Nemanja Matic yang berasal Serbia, negara sang ayah yang paspornya juga dimiliki oleh Sivlar. Namun, dia mengaku tidak ingin terus merasa terpuruk dan berjanji akan lebih baik ke depannya. Kiper kelahiran Belgia berdarah Serbia itu akan menjadikan kesalahan ini sebagai pelajaran berharga.

“Saya pikir saya harusnya bisa lebih baik di gawang, namun sekarang tak ada yang bisa saya lakukan. Itu tak akan mempengaruhi saya, jadi saya siap untuk ini. Ini bagian proses tumbuh kembang meski saya tidak bisa memperbaiki kesalahan itu sekarang. Rekor saya penting, namun ini hanyalah sebuah pertandingan.”

“Di Benfica, tekad kami adalah untuk memenangkan setiap pertandingan, terlebih di stadion kami dengan dukungan fans yang luar biasa, jadi kami pastinya tidak senang karena kalah di laga ini. Pelatih memerintahkan saya bermain layaknya saat berlatih, jadi tidak ada yang spesial,” ungkap Sivlar dilansir laman resmi UEFA. Apapun itu, Sivlar telah sempat membuat United mati kutu.