Foto: Manchester Evening News

Tidak ada satu pun penggemar United yang tidak kecewa ketika melihat timnya kalah saat melawan Crystal Palace. Kekalahan yang terasa pahit karena terjadi di kandang sendiri dan permainan tim yang seperti kurang bergairah. Tidak ada intensitas yang tinggi, kecenderungan bermain lambat, yang membuat mereka kesulitan mengembangkan ide-ide kreatif di atas lapangan.

Situasi mentok tidak kunjung berubah. Masuknya pemain pengganti hanya mengubah individu di atas lapangan, tapi tidak mengubah cara bermain keseluruhan. Saling tumpuk di satu sisi lapangan membuat mereka rentan untuk diserang yang membuat kekalahan sulit terhindarkan.

Yang muncul kemudian hanyalah kekecewaan. Banyak yang kesal melihat penampilan United kemarin dan salah satunya datang dari Patrice Evra. Uncle Pat sampai membuat video berdurasi 19 menit hanya untuk mengekspresikan rasa kecewanya terhadap United. Semua kekesalan sebenarnya sudah diungkapkan sejak ia menjadi pundit di Sky Sports. Namun karena keterbatasan durasi dan akan ditonton oleh jutaan orang, maka ia tidak bisa menjadi Evra yang apa adanya.

Untuk penampilan klub di atas lapangan, Evra kecewa terhadap penampilan penerusnya, Luke Shaw. Menurut dia, Shaw menjadi salah satu pemain paling malas dan paling buruk dalam kekalahan kemarin.

“Saya rasa dia sangat malas dan menjadi yang terburuk. Saya membuat kesalahan ketika saya tidak berlari saat ada seseorang yang mengoper bola. Anda harus sejajar dengan bek tengah dan kemudian Anda harus berada di garis yang sama dengan Lindelof. Mungkin saja dia kekurangan kecepatan karena sering cedera dan harus menyesuaikan kalau permainannya tidak secepat dulu,” tuturnya.

Karena kritik Evra ini, manajemen United langsung dihubung-hubungkan dengan bek sayap milik Porto, Alex Telles. Mantan pemain Inter Milan ini dikabarkan sedang dalam tahap pembicaraan dengan kubu United. Meski banyak yang bilang tidak perlu, namun United benar-benar butuh bek sayap yang bisa optimal ketika menyerang. Luke Shaw bukannya tidak bagus, namun fisiknya yang rentan cedera membuatnya kerap tidak optimal ketika bermain. Sementara Brandon Williams masih terlalu muda.