Foto: Independent

Rivalitas Manchester United dan Liverpool memang sangat panas. Api perseteruan kedua kesebelasan yang menganggap dirinya terbaik di Inggris maupun di Eropa ini akan terus menyala terlepas kondisi kedua kesebelasan yang kerap bertolak belakang. Namun, ada kalanya rivalitas yang dimiliki kedua kubu berhenti untuk sementara. Akal sehat lebih diutamakan alih-alih perseteruan di atas lapangan.

Pada 20 Agustus 1971, Manchester United harus menjalani laga usiran dari kandang mereka, Old Trafford. Hal ini disebabkan oleh insiden yang terjadi enam bulan sebelumnya saat United menjamu Newcastle United. Ketika itu, salah satu pendukung Setan Merah melempar pisau ke arah tribun yang ditempati suporter tim tamu sehingga membuat FA mengeluarkan hukuman larangan bertanding dua kali di Manchester.

Yang menarik, Anfield dipilih sebagai kandang sementara ketika mereka menjamu Arsenal. Hal itu pun diizinkan oleh The Reds selaku pemilik stadion tersebut. Satu lagi stadion yang dipakai oleh United adalah Victoria Ground yang merupakan markas Stoke City untuk dipakai ketika menghadapi West Bromwich Albion.

“Bill Shankly membantu saya dan mengatakan kepada Manchester Uinted untuk menjadikan Anfield sebagai kandang kami untuk sementara,” kata Frank O’Farrel selaku manajer United saat itu.

Dipilihnya Anfield saat itu memberikan keberuntungan bagi United. Mereka menang 3-1 melalui gol dari Bobby Charlton, Alan Gowling, dan Brian Kidd. Sebelumnya, mereka sempat tertinggal lewat Franck McLintock. Laga ini sendiri sempat menimbulkan kericuhan. Tahu kalau United akan menyerang ke arah tribun The Kop, beberapa suporter melakukan aksi berpindah tribun yang sempat mengganggu jalannya pertandingan.

Rivalitas keduanya juga sedikit mereda setiap kedua kesebelasan memasuki masa-masa untuk mengenang tragedi kelam yang mereka alami satu sama lain. Liverpool akan melakukan gencatan senjata ketika United memasuki bulan Februari. Saat itu, Setan Merah berada pada masa-masa berkabung untuk mengenang tragedi Munich yang pernah menimpa mereka pada 1958.

Ketika itu, pesawat yang ditumpangi oleh skuat United arahan Sir Matt Busby jatuh dan menewaskan delapan penggawanya termasuk sang kapten Roger Byrne, talenta muda bernama Duncan Edwards, dan mesin gol Tommy Taylor. Selain delapan pemain tersebut, ada tiga staf klub, delapan jurnalis, dan masing-masing satu co-pilot¸ pramugara, suporter, dan biro perjalanan yang juga turut menjadi korban jiwa.

Simpati pun berdatangan dari segala penjuru dan salah satunya hadir dari rival mereka, Liverpool. Bersama Real Madrid, mereka menawarkan lima pemainnya untuk menjalani peminjaman bersama United. Bahkan manajer mereka, Bill Shankly saat itu menawarkan gajinya untuk diberikan sebagai santunan atas tragedi tersebut. Bahkan Shankly saat itu siap untuk menjadi bagian dari proses pembangunan kembali klub jika tenaganya dibutuhkan.

Rasa saling menghormati tidak sampai di situ. Band asal Liverpool, The Spinner, membuat lagu yang ikonik berjudul The Flowers of Manchester. “Ingatan yang paling membanggakan adalah ketika saya sedang bernyanyi diam-diam untuk Matt Busby dan Louis Edwards,” kata salah satu penggawa The Spinner, Mick Groves.

Foto: Metro.co.uk

Pada 2013 lalu, mereka membuat sebuah poster khusus untuk mengenang tragedi Munich. Sebuah siluet orang memakai kaus berlogo lambang burung Liverpool berdiri di bawah jam yang menunjukkan waktu tragedi Munich berlangsung. Ditambah sebuah tulisan berbunyi: “Kami semua mengingatnya. Kami tidak akan lupa. Semoga jiwa mereka terbaring dengan damai bersama dengan rahmat Tuhan yang maha kuasa.” Bahkan Luis Suarez yang semusim sebelumnya bermasalah dengan United menunjukan rasa respect kepada Manchester United.

Ketika Tragedi Munich memasuki tahun ke-60 pada 2018 lalu, Liverpool membuat satu halaman web di situs resmi mereka untuk menunjukkan rasa hormat dan belasungkawa mereka akan kejadian tersebut. Bahkan mereka mengutus Kenny Dalglish sebagai perwakilan dari Liverpool untuk menghadiri upacara peringatan 60 tahun tragedi Munich di Old Trafford.

Yang menarik, saat Liverpool mengutus perwakilannya sebagai tanda kalau mereka ikut berduka akan tragedi tersebut, acara ini justru dirusak oleh insiden yang disebabkan oleh pemain United sendiri yaitu Jesse Lingard. Ketika itu, akun Twitter Lingard justru sedang aktif dan menjawab pertanyaan penggemarnya di tengah acara berlangsung.

Sementara itu, mayoritas penggemar Manchester United juga akan mengendurkan rivalitas mereka setiap tanggal 15 April. Pada tanggal itu, di tahun 1989, mereka akan mengenang tragedi terbesar mereka sepanjang sejarah mereka yitu Hillsborough. 96 orang tercatat meninggal dunia pada pertandingan yang mempertemukan Liverpool dengan Nottingham Forest di semifinal Piala FA.

United juga memilih untuk berbagi kesedihan dan penghormatan setiap memasuki tragedi tersebut. Pada 2014, mereka mengunggah gambar di Twitter yang menampilkan dua sosok yang memakai baju merah United dan Liverpool sedang berjabat tangan di atas tulisan respect dan di bawah tulisan berbunyi ‘United’.

Foto: Pinterest

“Hari ini kita berdiri berdampingan dengan Liverpool untuk mengenang 96 penggemar mereka yang kehilangan nyawa di Hillsborough pada 15 April 1989,” tulis pernyataan United pada gambar tersebut.

Sebelas hari setelah harian The Sun mengeluarkan permohonan maaf terkait pemberitaan mereka tentang tragedi Hillsborough sekaligus kemenangan bagi suporter Liverpool pada saat itu, sebuah upacara penghormatan digelar di Anfield ketika Liverpool menjamu Manchester United pada 23 September 2012. Ketika itu, sebuah aksi menyentuh dilakukan Bobby Charlton yang membawa karangan bunga untuk diberikan kepada Ian Rush yang sudah menunggu di tengah lapangan.

Rivalitas antara Liverpool dan Manchester United akan selalu besar. Namun, beberapa peristiwa ini menunjukkan kalau keduanya tidak selalu diwarnai dengan persaingan. Ada kalanya mereka menunjukkan rasa hormat dan simpati satu sama lain. Nilai-nilai kemanusiaan selalu lebih unggul dari sekadar rivalitas di atas lapangan.