Jose Mourinho meyakini, jika melatih Manchester United secara tegas dan lebih keras dari sebelumnya hanya akan dianggap sebagai suatu “kejahatan”. Soalnya ia tahu bahwa pada akhirnya ia tidak akan bisa berkutat dari cedera pemain yang akan diterimanya. Hal itu pun sama seperti apa yang dialami setiap manajer sepakbola.

Meskipun berselisih dua poin dari pemimpin klasemen sementara Premier League, Manchester City, dan sudah berada di ambang kesuksesan untuk mencapai fase knock-out Liga Champions, United masih terlihat mempunyai kekosongan negatif pada skuatnya sejauh ini. Taktik Mourinho pun dikecam secara luas oleh para analis sepakbola setelah hasil imbang tanpa gol saat menghadapi Liverpool pekan lalu. Pun dengan pertandingan di Lisbon pekan ini (18/10), di mana United meraih kemenangan 1-0 atas lawannya Benfica. Meskipun menang, United tidak terlihat bermain apik dengan skuatnya pada malam itu.

Hasil akhir melawan Benfica adalah cleansheet kesembilan dalam 13 pertandingan United musim ini. Tapi, Mourinho sendiri merasa jika pasukannya tidak bermain dengan maksimal dengan taktiknya. Ia pun tidak bisa mengerti mengapa hal negatif terus-terusan menyelimuti gaya melatihnya musim ini.

“Bukan karena saya banyak membaca taktik saya sendiri, tapi terkadang saya membaca semua penilaian pada saat konferensi pers. Tidak hanya yang berbahasa Inggris tapi bahasa Portugis juga. Saya merasa, terkadang ketika saya melatih tim ini dengan benar, tegas, dan keras, itu hanya akan dianggap sebagai suatu kejahatan,” tutur Mourinho.

“Tapi tidak hanya itu, saya merasa hal yang saya lakukan di musim ini berjalan negatif. Karena itulah saya dan tim harus terus mengendalikan permainan, salah satunya bertahan dengan baik.”

Kemudian ketika ditanya apakah Manchester United sejauh ini diperlakukan tidak adil saat para fansnya membicarakan cara permainan bertahan yang selalu ditampilkannya, Mourinho menjawab, “Anda tahu, pun dengan manajer lain, dengan pemain lain, saya cukup yakin bahwa mereka mendapatkan tumpangan yang lebih mudah ketika memainkan permainan bertahan, dan itu bukan masalah bagi saya dan tim.”

“Yang perlu Anda tahu, ada situasi lain, yang mungkin saya merasa bersalah karenanya: ‘Saya tidak pernah memperhitungkan cedera pemain dan saya tidak akan pernah membicarakan hal itu’. Manajer lain, mungkin mereka akan menangis, mereka menangis dengan itu, mereka menangis saat ada pemain yang cedera. Tapi saya tidak menangis,” ungkap eks manajer Inter Milan dan Real Madird itu.

“Saya pikir cara menanggapi hal itu adalah dengan mengabaikan pemain yang cedera, dan fokus pada pemain yang ada. Hal itu untuk memberi kepercayaan kepada pemain yang ada. Tapi jika saya ingin mengerang dan menangis seperti yang lain, saya bisa menangis selama lima menit berikutnya.”

“Zlatan Ibrahimovic, Paul Pogba, Marouane Fellaini, Marcos Rojo, mereka semua cedera. Saya bisa saja menangis, tapi itu tidak perlu. Jadi saya akan melakukan dengan apa yang saya miliki di tim ini. Anda harus tahu, ketika kami pergi ke Liverpool dengan dua pemain tengah lapangan dan nyatanya saya tidak punya pengganti untuk dua pemain tengah itu. Bahkan tidak ada di bangku cadangan. Hari ini (melawan Benfica di Liga Champions) pun terjadi hal yang sama. Saya membawa pemain muda, karena saya tidak punya solusi lain,” ujar Mou menjelaskan keadaan skuatnya saat ini.

“Saya membawa pemain seperti Scott McTominay yang seumuran dengan para pemain Benfica di Liga Champions. Jika saya membawa mereka untuk pertandingan Premier League, itu adalah cerita yang berbeda. Tapi yang ini sangat sulit. Tapi, sekali lagi, anda harus tahu, hasil 12 pertandingan saya dan tim musim ini adalah 10 kemenangan, dua seri, dan sembilan cleansheet. Itu berarti kami tidak buruk.”

 

Sumber : Sky Sports