Manajer permanen yang baru diresmikan Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer, telah berhasil menarik banyak perhatian publik sepakbola melalui kinerja positifnya sejak Desember tahun lalu. Ia bahkan berhasil melampaui jumlah kemenangan tandang Sir Alex Ferguson di awal era kepelatihannya.

Namun, di tengah hebohnya pegangkatan Ole sebagai manajer permanen United, muncul sebuah polemik baru yang dikabarkan membuat manajemen klub khawatir, yaitu soal perginya staf-staf kepelatihan mereka. Bahkan belakangan ini, nama-nama staf seperti Gary Walker dan Robin Thorpe, telah meninggalkan klub.

Baca juga: Solskjaer Permanen, Nasib Pelatih Manchester United Lainnya Aman?

Kekhawatiran itu juga ditambah dengan pernyataan Solskjaer tentang para pemainnya yang sedang berada dalam bahaya risiko cedera krusial sejak pertandingan besar melawan PSG dan Liverpool beberapa pekan lalu. Semua risiko cedera tersebut sama-sama terletak pada masalah otot yang memengaruhi kebugaran para pemain, dan situasi ini semakin diperkeruh karena bertepatan dengan banyaknya staf pelatih United yang pergi dari Old Trafford.

Bayangkan saja, pria seperti Gary Walker, yang sebelumnya sebagai kepala tim kebugaran dan pengkondisian pemain di United, telah bergabung dengan salah satu tim MLS, FC Cincinnati, setelah 11 tahun berada di Old Trafford. Kemudian Robin Thorpe, yang bergabung pada 2009 sebagai staf pelatih United, juga telah pindah ke Amerika Serikat untuk bekerja dengan Atlet Olimpiade di Phoenix.

Mereka berdua pergi di saat kondisi kebugaran para pemain Setan Merah berada dalam situasi yang kurang baik. Maka wajar rasanya bila hal ini benar-benar membuat manajemen klub United sangat khawatir dan memunculkan polemik baru bagi strategi mereka guna memaksimalkan hasil positif yang akan mereka raih di musim ini.

Di sisi lain, sebelumnya United juga sempat ditinggal dua staf pelatih kebugaran mereka, Carlos Lalin dan Stefano Rapetti, yang meninggalkan klub bersamaan dengan hengkangnya Jose Mourinho. Kepergian itu lalu membuat Solskjaer harus menarik Walker dan Thorpe sebagai staf kebugaran pemainnya. Namun apadaya bahwa pada akhirnya Soslkjaer juga justru harus rela ditinggal Walker dan Thorpe sebelum akhir musim ini.

Eks striker United itu kemudian mengakui bahwa kehilangan Walker dan Thorpe adalah ‘kerugian besar’ karena mereka telah dianggap sangat popular dan dekat dengan para pemain. Bahkan, Ander Herrera sebelumnya sempat mengucapkan terima kasih kepada Thorpe di akun Instagram pribadinya.

 

Lihat postingan ini di Instagram

 

It has been a pleasure to work with you these 5 years, all the best for the future amigo đŸ‘»!

Sebuah kiriman dibagikan oleh Ander Herrera (@anderherrera) pada

Kendati begitu, kekhawatiran akan kepergian dua staf pelatih Ole Gunnar Solskjaer ini sebenarnya tidak terlalu memiliki dampak signifikan bagi United. Menurut mantan pelatih kebugaran mereka, Tony Strudwick, bersikeras jika Setan Merah memiliki banyak variabel yang terlibat dalam mengurusi aspek penting di dalam timnya, termasuk aspek kebugaran pemain. Kepergian dua staf pelatih seperti Gary Walker dan Robin Thorpe dinilai sangat minim pengaruhnya terhadap kinerja variabel-variabel tersebut.

Strudwick juga bahkan mengkalim bahwa hengkangnya Walker dan Thorpe tidak akan terlalu merugikan Solskjaer. Pasalnya, tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki ototritas atau kepentingan besar dalam proses pengambilan keputusan di United. Jadi, di atas kekhawatirannya, United tetap bisa menyelesaikan semua permasalahan timnya –termasuk permasalahan kebugaran pemain– tanpa halangan yang mengganggu seperti polemik kepergian dua staf pelatihnya ini.

Selain itu, Ole Gunnar Solskjaer juga sudah memiliki kualitas serta pengalaman yang baik untuk membawa kesuksesan setelah ia berhasil mendaur ulang ‘permainan khas’ Manchester United. Bahkan menurut James Cooper, Solskjaer adalah sosok yang disiplin dan dilambangkan sebagai pembawa kejayaan di atas skema konstruktifnya di United, yang juga telah membantu menaikkan reputasinya.

Mungkin hal seperti itulah yang juga dianggap sebagai salah satu aspek dari variabel penting menurut Tony Strudwick. Dan bagaimanapun, Solskjaer sendiri memiliki trek rekor baik sebagai mantan pemain United, dan ia pun pasti sangat paham bagaimana cara menyelesaikan sebuah permasalahan yang berhubungan erat dengan kondisi para pemain. Jadi, jelas sekali bahwa kehilangan staf pelatih tidak akan berarti apa-apa bagi pelatih asal Norwegia itu.

Apalagi, penerapan tiga pilar kesuksesan ciri khas United seperti ambisi meraih kemenangan, bermain menyerang dan memainkan pemain muda, telah diterapkan kembali oleh Solskjaer. Aspek seperti ini adalah kunci keberhasilan United, dan bukan hal yang tidak mungkin bahwa hal ini juga merupakan indikasi keberhasilan manajemen klub dalam menemukan sosok manajer terbaik sejak era Sir Alex Ferguson.

Maka dengan begitu, United masih memiliki banyak opsi untuk menyelesaikan berbagai polemik yang mereka hadapi, termasuk soal kepergian staf-staf pelatihnya. Tak ada alasan bagi mereka untuk khawatir dan merespon polemik baru dengan ratapan kosong.