Apakah Anda ingat insiden di Hotel Lowry ketika Jose Mourinho diadang oleh komedian Alessandro Onnis dan Stefano Corti yang meminta Mou menandatangani sebuah jersey Manchester United?

Setelah Jose memberikan tanda tangan, ternyata kaus tersebut bernama Antonio Conte dengan nomor punggung satu. Sontak ketika itu Mou langsung tertawa menahan malu setelah dikerjai dua komedian tersebut.

Hampir sebulan setelah kejadian tersebut, dua pria yang terkenal dari acara Le Iene show ini kembali berulah. Mereka hadir dalam konferensi pers Chelsea sebagai jurnalis jelang menghadapi Hull City dalam babak V Piala FA.

Corti tiba-tiba menghampiri Conte dengan meminta ia menyaksikan sebuah pertanyaan yang dikirimkan melalui sebuah video. Dalam video tersebut, rekan-rekan Corti berkata kalau ada hadiah spesial yang dikirimkan oleh Jose Mourinho kepadanya.

Setelah rekaman tersebut selesai, Corti memberikan jersey yang ditandantangani Mou sebulan lalu sambil mengatakan, “Bisakah Anda berjanji kepada kami kalau kalian akan berdamai ketika bertemu nanti? Ayo Antonio, Anda bisa berteman selamanya. Ini ada hadiah untukmu sebagai tanda persahabatan. Bisakah kutinggalkan di sini?”

Sontak kejadian tersebut membuat Conte merasa bingung harus berbuat apa. Eks gelandang Juventus tersebut kemudian menolak pemberian Corti tersebut.

“Tidak, simpan saja untukmu. Kamu bisa memberikannya lain kali,” ujar Conte yang diikuti dengan diusir keluarnya Corti dari ruangan.

Sontak kejadian ini menimbulkan persepsi bahwa akan adanya perang Mou vs Conte jilid kedua. Mereka menginginkan kembali keduanya berkonfrontasi mengingat mereka sering sindir satu sama lain.

Sebelum kejadian ini, Mou sempat mengungkapkan kalau sebaiknya Premier League mengadakan penghargaan untuk manajer dengan perilaku terbaik di pinggir lapangan. Mou sendiri yakin apabila penghargaan itu diadakan, dirinya akan keluar sebagai pemenang.

“Saya punya keyakinan penuh untuk memenangkan penghargaan sebagai manajer dengan perilaku terbaik di pinggir lapangan. Saya serius. Ada begitu banyak penghargaan saat ini, namun mereka juga harus memberikannya kepada orang yang memiliki perilaku baik di pinggir lapangan,” tutur Mou seperti dikutip dari Guardian.

Mou merasa dirinya sangat layak untuk menerima gelar sebagai manajer yang paling kalem di Premier League musim ini. Ia merasa kalau sampai pekan ke-26 ini dirinya belum pernah membuat masalah.

“Wasit keempat bisa memilih dan jika mereka melakukannya, saya yakin akan keluar sebagai pemenang. Musim ini saya belum menciptakan satu masalah ke wasit keempat selain kartu merah saya ketika melawan Southampton pada bulan September saat kaki saya melewati batas lapangan. Saya tidak mengatakan kalau saya tidak akan kehilangan kesabaran, saya juga tidak mengatakan untuk keluar dari seseorang yang buruk menjadi seseorang yang sempurna. Saya hanya mencoba untuk memegang kendali dan berusaha tetap tenang, saya sangat menyukai hal itu.”

Membuka Perang Kembali Melawan Conte?

Lantas, apa yang membuat seorang Jose Mourinho terpikir untuk mengeluarkan komentar di atas? Sekilas mungkin Jose Mourinho hanya bercanda terkait ucapannya. Namun, jika ditelisik lebih dalam Mou seolah-olah ingin mengundang kembali Antonio Conte untuk berkonfrontasi dengannya seperti beberapa waktu lalu.

Mou memang tidak secara langsung menunjuk mantan manajer Juventus tersebut. Namun, jika dilihat dari komentarnya, ia kembali ingin menyindir tingkah para manajer yang memiliki sikap ekspresif dalam bereaksi di pinggir lapangan. Dalam hal ini, nama Antonio Conte dan Jurgen Klopp kembali muncul.

Akan tetapi, nama yang disebut pertama kemungkinan menjadi sasaran tembak bagi Mou dalam ucapannya kali ini. Wajar saja, mengingat pada pekan ke-27 nanti Mou akan berjumpa dengan Conte dalam tajuk Super Sunday di Old Trafford, 25 Februari mendatang.

Mou pun seolah ingin kembali membuat Conte terpancing dengan ucapannya tersebut. Mou merasa ingin mengulangi keberhasilannya membuat pria Italia tersebut memakan umpannya dengan emosional saat Mou mengutarakan kalau manajer-manajer ekspresif tidak ubahnya seperti seorang badut.

Ketika Conte terpancing dan mulai perang argumen melawan Special One, seketika itu pula performa Chelsea tiba-tiba menurun drastis. Sebelum pekan ke-26 ini dimainkan, The Blues hanya sanggup dua kali menang selama 90 menit dalam 10 pertandingan terakhir di semua kompetisi.

Kekalahan dari Bournemouth 0-3 dan 1-4 atas Watford beberapa waktu lalu seolah menjadi puncak dari goyahnya permainan Chelsea di tangan Antonio Conte. Posisi mereka yang sekrang turun ke peringkat kelima membuat masa depan mantan pelatih Siena ini dipertanyakan. Bukan tidak mungkin, kalau ada andil dari Mourinho terhadap menurunnya performa mantan klubnya tersebut.

Mou masih punya waktu dua minggu untuk menunggu umpannya (ucapannya) dimakan oleh Antonio Conte. Apabila target mulai terpancing, ia tentu akan berusaha mengendalikan lawannya tersebut sampai menyerah dalam hal ini membuat Chelsea kalah di Old Trafford pada 25 Februari mendatang.