Menurut Jose Mourinho, setiap penghargaan berhak diberikan kepada orang yang berada di touchline. Terlebih, sangatlah cocok diberikan kepada orang yang selalu siap dan bersikap tenang di setiap pertandingan. Namun, yang jadi pertanyaan, apa sebenarnya maksud dari Mourinho tersebut?

Ternyata, Jose Mourinho bertujuan untuk menindaklanjuti ucapannya soal ‘rival manajer yang berperilaku seperti badut’ di touchline dengan menghadirkan dirinya sebagai sosok teladan yang bijak selama sisa musim ini. Manajer Manchester United itu bahkan menyarankan agar ada penghargaan untuk perilaku baik untuk orang seperti itu, dan menempatkan dirinya sendiri sebagai orang yang pantas untuk memenangkannya.

“Saya berkomitmen penuh untuk memenangkan penghargaan sebagai manajer berperilaku terbaik saat ini di touchline. Saya serius. Ada begitu banyak penghargaan saat ini, mereka harus memberikannya kepada orang yang berperilaku terbaik di touchline. Ofisial keempat semua bisa memilih dan, jika mereka melakukannya, saya yakin saya akan menang,” tegas Mourinho.

“Musim ini saya belum menciptakan satu masalah pun ke wasit keempat, selain kartu merah saya di Southampton pada bulan September saat saya meletakkan kaki di lapangan. Saya tidak mengatakan bahwa saya tidak akan pernah kehilangan kesabaran saya lagi.”

“Saya tidak menjanjikan untuk pergi dari yang buruk ke yang sempurna. Tapi saya mencoba untuk tetap memegang kendali. Saya mempersiapkan diri untuk setiap pertandingan, berusaha untuk tetap tenang dan saya senang dengan itu.”

Versi sebelumnya dari apa yang dikatakan Jose Mourinho, mungkin lebih menunjukkan kepada ketidakpeduliannya untuk memarahi petugas pertandingan pada pekan lalu saat United melawan Huddersfield. Kala itu Alexis Sánchez menjadi pemain yang paling sering dilanggar secara kotor di lapangan. Eks manajer Chelsea itu tidak terlalu perhatian soal itu, bahkan menolak godaan untuk meminta perlindungan lebih dari wasit dengan lebih ‘memanjakan’ pemain barunya tersebut.

“Mungkin manajernya harus sedikit menangis dalam situasi seperti itu tapi Alexis adalah anak tangguh, dia bisa mengatasi sambutan seperti itu. Saya pikir sampai batas tertentu dia pasti akan menjadi target bek karena dia adalah pemain berbakat dan bahaya bagi lawan. Bek tidak akan membiarkan pemain yang paling terampil bermain dengan kebebasan, itulah sifat permainannya. Tapi saya tidak suka menggunakan kata ‘butuh perlindungan’ karena kedengarannya saya hanya prihatin dengan pemain top. Di lapangan setiap pemain sama dan itu adalah tugas wasit untuk melindunginya sesama,” jelas Mou.

Jose Mourinho pada hakikatnya tetap menjadi penggemar sepakbola Inggris, dengan segala sifat fisik dan agresi, bahkan jika ia harus mengingatkan pemainnya saat mereka berkompetisi di Eropa, bahwa lawan dan wasit Eropa pada umumnya memiliki mentalitas yang berbeda dari Inggris.

“Saya selalu menyukai sepakbola Inggris. Intensitasnya bagus dan agresi. Hebat dan wasit ada di sana untuk memastikan sebuah garis tidak dilewati, untuk memastikan bahwa agresi yang baik tidak mengarah pada situasi yang benar-benar berbahaya. Wasit tahu aturannya dan tugas mereka untuk menerapkannya dan tetap memegang kendali. Setiap pemain harus diperlakukan sama dan sesuai peraturan,” tutur Bos asal Portugis itu.

 

Sumber: The Guardian