Foto: THeargus.co.uk

Sudah bukan rahasia lagi jika kiper utama Manchester United David De Gea menjadi buruan banyak klub raksasa Eropa. Bahkan, jawara asal Spanyol, Real Madrid sudah sejak lama menginginkan kiper berusia 27 tahun tersebut; dan pernah hampir mendapatkannya pada musim panas 2015, meski akhirnya gagal di detik-detik akhir sebelum bursa transfer ditutup. Meski sekarang klub berjuluk Los Merengues tersebut sudah memiliki Thibaut Courtois yang baru direkrut dari Chelsea, bukan berarti De Gea sudah aman. Masih banyak klub kaya lain yang siap untuk mengangkutnya dari Old Trafford.

Kubu The Red Devils sendiri memahami posisi yang sangat sulit untuk menahan De Gea, mengingat sang penjaga gawang sedang berada di puncak karier dan usia emasnya. Hal yang paling menyulitkan bagi United, karena tim pun sedang mengalami paceklik prestasi setelah musim lalu tidak mampu membawa pulang satu pun gelar dari berbagai kompetisi yang diikuti. Kondisi ini yang mau tak mau membuat publik Manchester merah harus bersiap-siap kehilangan De Gea kapan saja. Apalagi hingga kini dia tak kunjung menandatangani kontrak baru yang sudah ditawarkan sejak dua musim terakhir.

Baca juga: Pembelaan untuk David De Gea

Oleh karena itu, United pun sepertinya mulai menyiapkan diri jika De Gea benar-benar akan pergi sebelum musim berakhir, mengingat kontraknya akan kadaluarsa di penghujung musim 2018/2019 ini. Beberapa nama disebut tengah jadi perhatian kubu tim Setan Merah, salah satunya Mathew Ryan yang digadang-gadang akan menjadi pengganti De Gea. Sejumlah media Inggris, termasuk The Sun menyebut United sedang menjajaki kemungkinan merekrut kiper utama Brighton & Hove Albion tersebut. Kabar soal pilihan ini memang terdengar mengejutkan bagi publik Premier League Inggris.

Nama Ryan jelas masih kalah tenar dibandingkan dengan kiper-kiper lainnya di kompetisi Britania. Penampilannya memang tidak banyak dibicarakan oleh publik, meskipun performanya sebenarnya juga tidak jelek-jelek amat, terutama sejak mengawal gawang Brighton mulai musim 2017/2018 lalu ketika mereka baru promosi ke Premier League.

Baca juga: Jangan Samakan David De Gea dengan Karius!

Namun, sebelumnya pemain yang berstatus sebagai kiper utama tim nasional Australia itu bukanlah siapa-siapa. Bahkan, Ryan sempat mengalami musim buruk bersama klub La Liga Spanyol, Valencia selama dua musim sebelum dia hengkang ke Inggris.

Kiper kelahiran Plumpton, New South Wales, Australia, 8 April 1992 itu mengawali karier profesional di kampung halamannya, bersama tim lokal Blacktown City pada musim 2009/2010, sebelum pindah ke Central Coast Mariners. Di klub ini dia mulai menjalani kompetisi tertinggi, A-League sejak musim 2010/2011 dengan menjadi kiper utama. Ryan bertahan selama tiga musim, dan menghasilkan dua trofi; A-League Premiership 2011/2012 dan A-League Championship 2013. Selain itu, dia pun sukses menggondol sejumlah penghargaan individu, di antaranya jadi kiper terbaik A-League 2011/2012.

Awal musim 2013/2014, Ryan mengawali kariernya di Eropa bersama salah satu klub besar Belgia, Club Brugge. Dia menjadi kiper utama dan bertahan selama dua musim dengan meraih satu trofi Piala Belgia 2014/2015, sebelum membawa tim nasional Australia menjuarai Piala Asia di tahun yang sama.

Di ajang terakhir, Ryan juga sukses meraih penghargaan Golden Glove, sekaligus masuk dalam The Dream Team Piala Asia 2015, setelah sebelumnya juga menggondol trofi kiper terbaik Liga Belgia dua musim beruntun, hingga membawanya menjadi Pemain Terbaik Australia musim 2014/2015.

Musim berikutnya, kesempatan besar untuk masuk ke level tertinggi di Eropa menghampiri Ryan, setelah Valencia memboyongnya. Namun sayang, dia yang ketika itu masih berusia 23 tahun gagal bersaing dengan kiper senior asal Brasil, Diego Alves.

Ryan hanya sempat merasakan bermain dalam 23 pertandingan di semua ajang selama dua musim, di antaranya hanya 10 penampilan di La Liga, dan juga tak meraih trofi apapun. Dia pun sempat dipinjamkan ke klub Belgia, Genk pada musim terakhir, sebelum tawaran dari Brighton datang dan menyelamatkan kariernya di level puncak.

Penampilan konsisten Ryan bersama Brighton musim lalu, dan juga performa di Piala Dunia 2018, mungkin menjadi salah satu alasan United tertarik untuk menyiapkannya sebagai pengganti De Gea. Selain itu, usianya pun relatif masih muda, baru 26 tahun.

Meski sang kiper masih terikat kontrak hingga Juni 2022 mendatang bersama Brighton, namun bukan hal yang sulit bagi The Red Devils untuk mendapatkan tanda tangannya. Jika United benar-benar melayangkan proposal, tak mungkin rasanya Ryan akan menolak. Begitu pula kubu Brighton, pasti bersedia melepas jika nilainya menarik.