Manchester United pernah memiliki supersub luar biasa pada sosok Ole Gunnar Solskjaer pada era 1990-an. Banyak gol penting yang lahir dari kaki legenda internasional Norwegia itu, meski sering diturunkan dari bangku cadangan. Seperti gol kaki kirinya ke gawang David James, kiper Liverpool di ajang Piala FA 1998/1999, 24 Januari 1999, pada saat injury time. Berkat gol tersebut, United pun memang 2-1 dan lolos ke babak selanjutnya, hingga keluar sebagai juara. Bahkan, Solskjaer pernah mencetak empat gol sebagai pemain pengganti di laga Premier League Inggris musim yang sama.

Ketika itu, tim Setan Merah melawat ke markas Nottingham Forest pada pekan ke-24, 6 Februari 1999. United sudah unggul 4-1 ketika Solskjaer masuk di menit ke-71 menggantikan Dwight Yorke; yang pada masa itu jadi pilihan utama pelatih legendaris Sir Alex Ferguson, berduet dengan Andy Cole.

Berselang sembilan menit kemudian, dia pun mencetak gol perdananya di laga itu. Lalu, hanya dalam waktu 13 menit, sang bomber sukses menyarangkan total empat gol, hingga mengubah skor akhir menjadi 8-1. Dua gol terakhir diciptakannya saat injury time. Di akhir musim, United jadi juara.

Namun, gol paling penting yang pernah dicetak Solskjaer ketika tampil sebagai pemain pengganti terjadi di final Liga Champions 1998/1999. Pada laga pamungkas yang digelar di Camp Nou, Spanyol tersebut, menghadapi raksasa Jerman Bayern Muenchen, The Red Devils sudah tertinggal 0-1 sejak menit ke-6 setelah penggawa tim lawan, Mario Basler mencetak gol. Namun, hasil akhir tiba-tiba berubah saat injury time. Dua pemain pengganti United tampil sebagai pahlawan; Teddy Sheringham yang menyarangkan gol penyama kedudukan, sedang Solskjaer membuat gol kemenangan skor 2-1.

Alhasil, United keluar sebagai juara Liga Champions 1998/1999, yang menjadi trofi kedua sepanjang sejarah klub. Gelar itu pun melengkapi trofi Premier League dan Piala FA yang telah diraih beberapa hari sebelumnya, sehingga tim Setan Merah pun tercatat sebagai salah satu dari sedikit klub Eropa yang pernah memenangkan treble winners.

Prestasi ini pun jadi pencapaian terbaik United hingga kini, dan juga sepanjang karier Solskjaer sebagai pesepakbola profesional selama 13 tahun. Total dia mengumpulkan 12 piala bersama United, termasuk di antaranya enam gelar juara liga domestik.

Diminati Klub Elit Eropa

Menariknya, jalan hidup Solskjaer sempat hampir berbeda jika tak memilih United pada Juli 1996 di usia 23 tahun. Saat itu ada banyak klub Eropa yang tertarik merekrutnya dari klub Norwegia, Molde yang dibelanya selama dua musim, setelah mengawali karier di klub lokal Clausenengen sejak 1990.

“Ada sejumlah klub yang memantau saya. Saat itu, disebut ada Bayern Muenchen, PSV Eindhoven, dan Liverpool yang tertarik pada saya. Selain itu, Perugia dan Cagliari, serta beberapa klub Italia juga menunjukkan ketertarikan,” ungkap Solskjaer dalam program ‘Past, Present & Future’ di MUTV.

Namun, pemain yang dikenal dengan julukan The Baby-faced Assassin itu pun akhirnya berlabuh ke Old Trafford, meski Liverpool jadi peminat terbesarnya. Kepindahannya tersebut memang sangat mengejutkan, mengingat saat itu United sendiri sedang berburu penyerang tim nasional Inggris dan Blackburn Rovers Alan Shearer, yang kemudian malah pindah ke Newcastle United.

“Sebenarnya, United merupakan tawaran pertama yang diterima oleh Molde dan itulah yang terjadi,” tambah Solskjaer bercerita.

Keputusan itulah yang mengantarkannya pada jalan kesuksesan di sepakbola. Solskjaer sendiri menggunakan jersey bernomor punggung ‘20’ bersama United. Dia mencatatkan 357 penampilan di semua kompetisi, dengan koleksi 121 gol dan 31 assist, hingga pensiun di akhir musim 2006/2007.

Sementara bersama Molde, dia hanya membukukan 44 penampilan di semua ajang dengan 32 gol. Sedangkan di tim nasional Norwegia tercatat 67 caps dengan 23 gol, termasuk ketika bermain di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Dari statistik tersebut, jelas bahwa United memang menjadi tempat yang paling istimewa dalam kariernya sebagai pesepakbola profesional.

Mengabdi di Old Trafford

Solskjaer pun masih terus mengabdi di Old Trafford, setahun setelah pensiun. Saat itu, penyerang kelahiran Kristiansund, Norwegia, 26 Februari 1973 tersebut diberi kepercayaan untuk menangani tim cadangan United, setelah beberapa bulan sebelumnya menjadi staf pelatih Sir Alex dengan tugas melatih para bomber di tim utama.

Dia pun lagi-lagi mengawali kesuksesan kariernya sebagai pelatih di Old Trafford, dengan membawa tim cadangan The Red Devils menjuarai empat trofi, sebelum ditunjuk melatih Molde pada 2011 hingga dua kali menjuarai Liga Norwegia. Pada 2014, Solskjaer juga sempat membesut Cardiff City dan Clausenengen U-19, sebelum kembali ke Molde sejak 2015.