Bicara tentang orang Italia-Amerika dan gambar lingkup kota New York, Anda pasti teringat pada film seperti ‘The Godfather’. Tapi, terlepas dari itu semua, melihat sudut pandang dari masyarakat Amerika, orang-orang Italia di sisi lain tidak dapat memberikan kontribusi besar dari sektor sepakbola kepada para penghuni Negeri Paman Sam itu. Sepakbola, seperti yang diketahui, merupakan olahraga yang kurang dihargai di Amerika Serikat, jauh dibandingkan dengan olahraga bola basket.

Namun, dalam satu dekade terakhir, tentu saja hal itu telah mengalami peningkatan secara bertahap. Pembentukan liga kompetitif memunculkan banyak nama pemain bintang. Dan salah satu talenta yang muncul adalah Giuseppe Rossi, yang lahir di New Jersey. Meskipun akhirnya ia memilih untuk menjadi warga negara Italia ketimbang apa yang negara kelahirannya itu tawarkan.

Rossi mengawali ceritanya dengan menyedihkan. Ia meninggalkan negara kelahirannya, Amerika, saat berusia di bawah 12 tahun. Rossi memulai sebuah perjalanan yang kemudian membawanya ke puncak karir sepakbola profesional.

Bermain mengesankan selama lima tahun ketika menghabiskan awal karir sepakbolanya bersama Parma, Rossi yang kala itu berusia 17 tahun, mendapati dirinya bermain untuk Manchester United di Premier League pada 2004.

Namun, di usianya yang masih muda, Sir Alex Ferguson masih belum mempercayainya memperkuat tim utama United dan meminjamkannya ke Newcastle. Namun, masa pinjamannya di klub yang bermarkas di St. James Park itu tidak sesuai dengan harapan. Striker muda Italia itu pun akhirnya menjanjikan diri kembali ke Parma dengan status pinjaman dan membantu klub tersebut lolos dari degradasi. Dan itu terbukti, ia berkontrbusi besar dengan sembilan gol dalam 19 penampilan.

Tiga tahun saja berseragam United, ceritanya berlanjut ketika ia meninggalkan Inggris untuk bertolak ke Spanyol dan bergabung dengan Villarreal seharga 10 juta euro pada 2007. Langkah tersebut berhasil memperkuat statusnya sebagai talenta profesional yang luar biasa, dengan raihan 82 golnya dalam 192 penampilan untuk tim berjuluk Yellow Submarine itu dalam enam musimnya. Namun, menjelang akhir kebersamaannya dengan Villarreal, cerita bahagia miliknya harus terpaksa berubah drastis.

Pada 2011 Giuseppe Rossi mengalami cedera saat kalah 0-3 dari Real Madrid. Tes medis dari klubnya menunjukkan bahwa ia mengalami cedera ligamentum anterior di lutut kanannya. Rossi pun absen selama enam bulan. Dan secara tragis, ia mengalami kerusakan yang lebih lanjut pada lutut yang sama setelah kembali berlatih pada 2012.

Lebih dari setahun setelah sela-sela kesempatan yang diikutinya, menurutnya, cedera bukanlah halangan. Karena, yang terpenting menurut Rossi adalah reputasinya sebagai pemain cerdas dan berbakat secara teknis telah tertera di dalam track record-nya selama ini.

Pada akhirnya, tidak lama setelah ia sembuh dari cedera, beberapa klub dari Eropa melakukan banyak upaya guna mendapatkan Rossi dari Villarreal yang kala itu telah terdegradasi ke Divisi Segunda. Tak lepas dari itu semua, Rossi masih terlihat apik setelah menyelesaikan musim terakhirnya di Villarreal dengan raihan 32 gol dalam 56 penampilan di semua kompetisi.

Lonjakan karirnya yang signifikan tersebut telah membawa Giuseppe Rossi pulang ke Italia, dan bergabung dengan Fiorentina pada 2013. Di sisi lain, Rossi adalah satu-satunya amunisi tambahan skuat La Viola pada jendela transfer musim dingin. Ia pun lalu bereuni dengan dua mantan rekan satu timnya di Villarreal, Borja Valero dan Gonzalo Rodriguez, yang telah membuat sebuah transisi menjadi lebih mudah baginya.

Pada akhirnya, di waktu yang sama setelah kedatangan Rossi ke skuat tim utama, klub berjuluk La Viola itu juga telah menunjukkan kelas permainan dengan skema taktik menyerang di bawah Vincenzo Montella. Mereka berhasil menyelesaikan musim 2012/2013 dengan mengejutkan, dan mengakhiri musim tersebut dengan duduk di posisi keempat klasemen liga Serie A Italia.