Gary Neville Is a Red, Is a Red, Is a red

Gary Neville Is a Red, He Hates Scousers

Chant tersebut selalu bergema ketika Gary Neville bermain untuk Manchester United. Dari lirik chant tersebut terdapat kata-kata scouser yang mengarah pada orang-orang yang tinggal di kota Liverpool. Gary memang secara terang-terangan mengaku bahwa ia adalah pembenci scouser.

“Tidak ada keraguan bahwa di masa muda saya mengatakan bahwa saya dibesarkan untuk membenci Liverpool. Saya tidak malu-malu mengatakan tentang itu,” kata pemain berusia 42 tahun tersebut.

Dirinya menambahkan, “Saya belum pernah pergi ke Liverpool untuk alasan lain selain sepakbola. Saya mengobrol dengan (Ryan) Giggs tentang hal ini. Saya tidak bisa mengerti bahwa ia selalu pergi ke Liverpool.”

Selama membela United, pemilik 85 caps timnas Inggris ini selalu berambisi untuk mengalahkan Liverpool. Pandangan matanya selalu tajam ke depan sebelum pertandingan. Dirinya pun senang berkonnfrontasi terhadap pemain Liverpool (terutama Jamie Carragher) di setiap pertandingan. Ia bahkan pernah didenda sebanyak 5.000 pounds terkait perayaan golnya yang memprovokasi pendukung Liverpool ketika United menang 1-0 pada Januari 2006. Perayaannya saat itu bahkan memicu perseteruan antara kedua pendukung di akhir laga.

Keren, ya?
Keren, ya?

Selepas menjadi pemain Gary kemudian menjajaki dunia manajerial dengan menjadi asisten manajer timnas Inggris di bawah asuhan Roy Hodgson. Bersama Hodgson, Gary membantu The Three Lions melaju ke Piala Eropa 2012 dan 2016 serta Piala Dunia 2014. Kekalahan melawan Islandia menjadi tugas terakhir Gary di The Three Lions.

Pada Desember 2015 secara mengejutkan Gary ditunjuk sebagai manajer anyar klub Spanyol, Valencia. Dirinya saat itu menggantikan sang adik yang sebelumnya menjadi pelatih sementara menggantikan Nuno Espirito Santo. Bersama Los Che dirinya justru mendapat mimpi buruk dengan membawa Valencia gagal meraih kemenangan di delapan laga awal kepemimpinannya. Runner Up Liga Champions dua kali tersebut justru dihancurkan tujuh gol tanpa balas oleh Barcelona dalam semifinal Copa Del Rey.

Kemenangan pertamanya pun baru diraih pada bulan februari setelah mengalahkan Espanyol 2-1 sebelum ia diusir ketika melakukan protes ketika disingkirkan Bilbao di Europa League. Gary kemudian dipecat pada 30 Maret dengan catatan hanya meraih tiga kemenangan dalam 16 partai liga serta tidak mencatat satu clean sheet pun di La Liga. Beberapa bulan lalu ia berkata bahwa dirinya tidak ingin kembali ke dunia manajerial.

Karir Gary jauh lebih baik ketika dirinya menjadi Pundit di stasiun televisi Sky Sports. Debutnya dimulai pada awal musim 2011/2012 dalam acara Monday Night Football menggantikan Andy Gray yang dipecat. Analisis yang tajam, teliti dan netral membuat Gary dipilih untuk menjadi salah satu pengamat di stasiun televisi tersebut.

Ada kejadian unik yang pernah melibatkan Gary Neville saat menjadi komentator pertandingan. Saat ia menjadi komentator antara Barcelona melawan Chelsea pada 2012, ia mengeluarkan suara yang melengking ketika Fernando Torres mengecoh Victor Valdes dan membuat gol penyama kedudukan. Kejadian itu pun disebut sebagai “Goalgasm” yang merupakan gabungan kata dari gol dan orgasme.

Gary juga tidak jarang mengeluarkan kritik pedas saat bertugas di stasiun tv yang sudah berusia 25 tahun tersebut. Ia pernah mengatakan bahwa Adnan Januzaj adalah satu-satunya hal positif yang dibawa David Moyes selama menukangi United. Bahkan Mantan striker Argentina Hernan Crespo berkata bahwa dirinya senang melihat kegagalan Gary Neville di Valencia karena ia merasa bahwa kritikan Gary saat menjadi pundit terlalu tajam di media.

Beberapa waktu lalu Gary juga pernah melontarkan kritik terhadap penampilan Loris Karius yang seharusnya mencontoh David De Gea. Baru-baru ini dia bahkan melontarkan ucapan bahwa fans Arsenal yang meminta Arsene Wenger untuk keluar adalah fans yang idiot.

*

Satu-satunya penyesalan dalam diri Gary Neville adalah ketika dirinya tidak bisa meraih medali gelar juara Premier League musim 2011 yang sekaligus melewati pencapaian Liverpool dikarenakan jumlah permainannya tidak memenuhi syarat yang ditentukan Liga Primer. Akan tetapi, apapun yang terjadi Gary tetaplah seorang Mr Manchester United yang luar biasa. Selamat Ulang Tahun Gary!

Ini merupakan bagian keempat dari rangkaian tulisan tentang Gary Neville. Baca yang lainnya di sini:

Bagian 1: Pemain Hebat yang Gagal Menjadi Pelatih

Bagian 2: Periode Terburuk dalam Karier Sepakbola

Bagian 3: Si Tukang Tekel yang Keras Kepala

Bagian 4: Pembenci Scouser, Gagal Menjadi Manajer