Gary Neville ditunjuk sebagai pelatih Valencia. Hingga Januari, capaiannya terbilang buruk. Lantas bagaimana pada bulan-bulan selanjutnya? Berikut kami lanjutkan ceritanya untuk Anda.

Februari

Gary Neville kembali harus menelan pil pahit pada awal bulan Februari, sangat pahit lebih tepatnya. Dalam babak semi final Copa Del Rey, ia di hajar Barcelona 7-0 di Camp Nou. Hasil ini sontak semakin membuat tekanan pada Neville semakin tinggi.

Neville mengungkapkan bahwa hasil itu adalah pengalaman terburuk dalam karier sepakbolanya. “Saya berharap pertandingan lawan Betis bisa start dalam sepuluh menit. Ini (kekalahan dari Barcelona) merupakan salah satu pengalaman terburuk yang saya alami di sepakbola,” ujar Neville,

Yang lebih menarik sebenarnya bukan kekalahan telak Valencia, tapi kekalahan Neville. Ia benar-benar diolok-olok karena ia pernah mengomentari tim yang mengalami kekalahan telak melawan Barca ketika masih menjadi analis.

Pada 15 April 2015, Neville mengungkapkan sehebat apapun Barca, seharusnya mereka tidak menang telak jika tim lawan tidak bermain buruk.

“Anda melihat banyak kesebelasan datang ke Nou Camp dan dikalahkan dengan skor 5, 6, 7-0. Barca kesebelasan yang bagus, mereka sangat bagus. Tapi jika saya terlibat dalam sebuah kesebelasan dan dikalahkan dengan skor 7-0 di sana, saya berjanji tidak akan menemui keluarga saya lagi,” tutur Neville.

Pada leg kedua seminggu setelahnya, fans Valencia melakukan boikot dengan cara menolak datang ke stadion untuk mendukung Shokdran Mustafi dkk. Hal itu adalah bentuk dari protes keras mereka setelah manajemen klub tidak memecat Neville yang tidak mampu membangkitkan performa Valencia.

Neville akhirnya mampu meraih kemenangan pertama di La Liga kala sukses melakukan comeback dalam pertandingan melawan Espanyol. Ia juga kembali menghadirkan kemenangan satu minggu kemudian kala menjalani pertandingan tandang melawan Granada. Valencia juga lolos ke 16 besar Europa League setelah menyingkirkan Rapid Wien dengan agregat 10-0. Namun, Valencia dipukul telak oleh Atlethic Bilbao pada pertandingan liga di akhir bulan.

Setelah menelan kekalahan 3-0 di Mestalla, Neville terlihat frustasi karena ia baru saja memenangkan dua pertandingan berutun, namun kembali kalah di hadapan pendukungnya sendiri. Neville berujar bahwa Valencia harusnya bisa terhindar dari hasil buruk jika wasit tidak mengabaikan dua klaim pinalti Valencia.

“Saya pikir wasit yang memimpin laga itu seperti sebuah lelucon. Sangat mengecewakan kami tidak mendapatkan dua penalti,” keluh Neville.

Delapan pertandingan Valencia jalani pada bulan Februari. Performa mereka mulai bangkit dengan meraih empat kemenangan, satu hasil imbang, dan tiga lainnya kalah. Namun masa depan Neville mulai dipertanyakan. Fans Valencia pun mulai kehilangan kesabaran. Namun manajemen Valencia tidak segera mendepak Neville. Begitu pun dengan Neville, ia masih tetap percaya bahwa ia akan membawa Valencia menjadi lebih baik. Ia hanya perlu waktu.

Maret

Albelda kembali angkat bicara, mantan pemain Valencia yang menjuarai La Liga musim 2003-2004 itu kembali mengkritik Neville. Ia tidak melihat adanya perubahan di bawah kepemimpinan Neville.

“Saya tidak melihat tanda-tanda perbaikan dari kinerja Neville, dan meskipun saya tidak tahu metode kerjanya namun sebenarnya ia memiliki skuat yang berkualitas untuk bersaing memperebutkan tempat untuk Liga Champions musim depan,” ungkap Albelda.

Tanda-tanda frustasinya Neville kembali terlihat pada pertandingan melawan Athletic Bilbao. Dalam babak 16 besar Europa League itu, Neville diusir oleh wasit Daniele Orsato setelah memprotes gol Aritz Aduriz secara berlebihan dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada wasit. Valencia takluk 1-0 di San Mames.

Valencia gugur dari Europa League setelah kalah gol tandang. Pada leg kedua, Valencia menang 2-1, namun aturan gol tandang membuat mereka tak mampu melanjutkan Europa League. Posisi Neville benar-benar diujung tanduk setelah kalah 2-0 melawan Velta Vigo. Valencia hanya terpaut enam poin dari zona degradasi saat itu.

Fans Valencia tampaknya benar-benar kehilangan kepercayaan kepada Neville saat itu. Mereka meneriaki Neville, “Gary, vete ya!”. Yang artinya, “Gary, pergi sekarang!”. Tak dapat dipungkiri, hubungan baik Neville dengan pemilik klub membuat ia tidak segera didepak. Sehingga fans meminta Neville untuk mengundurkan diri. Protes kembali terjadi di tempat latihan Valencia, Paterna. Dua orang fans datang dan membentangkan spanduk bertuliskan “Gary Resign” dalam bahasa Inggris, sebagai sarkasme terkait ketidakmampuan Neville berbahasa Spanyol.

Neville memang pergi saat itu, tapi tidak melepas jabatannya sebagai pelatih Valencia. Ia pergi ke London untuk menemani timnas Inggris yang akan bertanding pada laga internasional akhir Maret. Neville memang masih menjabat sebagai asisten pelatih Roy Hodgson.

Keputusan tersebut jelas sangat memicu kecaman dari berbagai pihak. Di tengah situasi genting, Neville malah meninggalkan timya untuk bergabung bersama timnas Inggris yang akan bertanding melawan Jerman dan Belanda. Meski tidak ada pertandingan di tingkat klub saat itu, tapi keputusan itu jelas tidak memberi dampak positif bagi Valencia.

Dua kemenangan dan empat kekalahan pada bulan Maret akhirnya membuat manajemen Valencia memecat Neville pada 30 Maret. Neville meninggalkan Valencia di posisi 14, hanya terpaut enam poin dari zona degaradasi. Ia hanya mampu menghadirkan tiga kemenangan dalam 16 partai La Liga.

Dalam empat bulan periode kepelatihan Neville, ia menelan 11 kekalahan, tujuh hasil imbang, dan hanya memenangkan 10 pertandingan. Persentase kemenangan Neville terbilang sangat rendah, 35,71%. Neville memang harus belajar banyak untuk mejadi seorang pelatih.

*

Tapi kegagalan Valencia tidak sepenuhnya kesalahan Neville. Klub juga harus bertanggung jawab atas periode buruk Valencia. Manajemen klub kerap tidak memiliki rekaman video untuk menganalisis lawan. Selain itu, infrastruktur Valencia pun tidak dalam kondisi yang baik.

Neville sendiri berusaha merubah sistem itu dengan berusaha agar pelatih memiliki akses video yang melibatkan lawan mereka. Ia juga merubah ketersediaan ruangan di Paterna. Neville menyerahkan kantornya untuk staf pelatih dan gym darurat untuk para pemain.

Kesalahan terbesar Neville tentu berada pada kenekatan ia menerima tawaran Valencia ketika ia tidak mampu berbahasa Spanyol. Meski ia memang mengikuti kursus bahasa Spanyol, namun waktu empat bulan bukanlah waktu yang ideal untuk fasih menggunakan bahasa baru. Selain itu, pelajaran bagi Neville adalah melatih sebuah klub tidak semudah mengomentarinya dari layar kaca.

Ini merupakan bagian kedua dari rangkaian tulisan tentang Gary Neville. Baca yang lainnya di sini:

Bagian 1: Pemain Hebat yang Gagal Menjadi Pelatih

Bagian 2: Periode Terburuk dalam Karier Sepakbola

Bagian 3: Si Tukang Tekel yang Keras Kepala