Foto: Twitter Manchester United

Laga leg kedua babak 32 besar Europa League berakhir manis bagi United. Bermain melawan Club Brugge di stadion Old Trafford, Setan Merah menang telak dengan skor 5-0. Kelima gol United dicetak oleh Bruno Fernandes, Odion Ighalo, Scott McTominay, dan ditutup oleh dua gol Fred pada babak kedua.

Kemenangan ini membuat United masih mempertahankan tren positif mereka di semua kompetisi musim ini. Mereka kini sudah tujuh laga tidak terkalahkan sejak hasil memalukan melawan Burnley pada 22 Janari lalu. United kini sudah mengumpulkan lima kemenangan, dan dua hasil seri. Mereka juga sejauh ini mencetak 18 gol dan hanya kebobolan satu gol. Modal yang sangat bagus bagi mereka untuk mengakhiri musim dengan baik.

Kerja Sama yang Luar Biasa

Pada pertandingan kemarin, Ole Gunnar Solskjaer tergerak untuk memainkan skuat full team. Hanya Sergio Romero, Eric Bailly, Juan Mata, dan Odion Ighalo, yang tidak rutin sebagai starter. Tidak hanya itu, Ole juga memutuskan mengubah skema dengan kembali bermain 4-2-3-1 ketimbang 3-4-2-1 seperti leg pertama. Keputusan memainkan skuat inti dan mengganti formasi memang perlu dilakukan berkaca dari leg pertama ketika permainan United berantakan tanpa pemain utama terutama di lini tengah.

Faktanya lini tengah United memegang peranan dalam kemenangan kemarin. Serangan United menjadi lebih hidup dengan kombinasi Fred, McTominay, Bruno, dan Juan Mata. Empat pemain ini bermain sangat baik dan sirkulasi bola serta progresi umpan ke depan United terjaga berkat keempat pemain ini. Berbeda dari leg pertama, ketika mereka memainkan tiga pemain belakang atau lima jika mereka dalam kondisi off the ball, United akan berada dalam situasi boros pemain yang membuat sistem build up play mereka tidak akan berjalan rapi.

Sosok Bruno Fernandes kembali menjadi sorotan. Sekali lagi ia bermain sangat baik dan penampilannya menegaskan kalau United tidak salah membelinya dan United beruntung mendapatkan pemain seperti dirinya. Kombinasi umpannya dengan Fred dan Juan Mata beberapa kali menjadi awal dari proses serangan berbahaya United. Ia memang sering salah umpan, namun kebanyakan umpan Bruno yang salah adalah hasil dari umpan-umpan berisiko dan bukan karena umpan-umpan yang sifatnya aman. Kolaborasi Bruno dan Mata pada gol Ighalo adalah bentuk kerja sama yang nyaris tidak pernah terlihat sebelum hadirnya sosok asal Portugal tersebut.

Serangan United juga dipermudah dengan sosok Odion Ighalo. Perannya jauh lebih dari sekadar membuat gol. Meski di atas kertas pemain Nigeria ini bermain sebagai nomor 9, namun pemain asal Nigeria ini lebih banyak untuk berkeliaran di luar kotak penalti dengan turun menjemput bola. Ighalo memanfaatkan kelebihan fisiknya untuk menjadi pemantul atau tembok ketika pemain lain memberikan operan ke dia. Sekaligus membuka ruang bagi pemain yang memberikan bola tersebut untuk melakukan penetrasi ke kotak penalti. Salah satu pemain yang patut diberikan apresiasi terlepas dari satu golnya yang ia cetak.

Kartu Merah yang Mempersulit Brugge

Sebenarnya, Club Brugge sempat menggertak United pada awal-awal pertandingan. Umpan langsung Mignolet tiba-tiba jatuh ke ruang kosong di belakang Maguire. Tidak hanya itu, kesalahan antisipasi Romero juga nyaris membuahkan gol bagi Brugge. Beruntung, dua peluang tersebut disia-siakan oleh mereka.

Hanya itu ancaman dari wakil Belgia tersebut. Selebihnya, United mendominasi total dan itulah yang harus dilakukan. Kartu merah Simon Deli pada menit ke-22 juga menolong United untuk membuat pertandingan menjadi lebih mudah. Bermain dengan 10 orang tentu tidak akan membuat Brugge berani meladeni United dengan bermain terbuka. Dengan 11 pemain saja serangan Brugge masih sering gagal, apalagi dengan 10 yang membuat mereka mau tidak mau harus lebih banyak bertahan dan mengincar serangan balik.

Bermain parkir bus tanpa diimbangi dengan kemampuan mengambil inisiatif serangan maka sama saja dengan mengundang gol demi gol ke dalam gawang. Inilah yang kemudian terjadi kepada tim tamu. Mereka tidak kuasa menahan serangan United hingga harus kebobolan lima kali. Jika bukan karena Simon Mignolet (lima penyelamatan) maka bukan tidak mungkin gol akan datang lebih banyak.

“Saat kartu merah muncul, saya tahu kalau permainan akan segera berakhir. Anda kemudian bermain melawan pemain yang berada di dalam kotak penalti. Meski begitu, Anda juga perlu mengapresiasi visi bermain pada hari ini,” kata Ole Gunnar Solskjaer.

Tiga gol pada babak pertama membuat jalan United kemudian menjadi jauh lebih lapang pada babak kedua. Tempo sedikit lebih turun pada babak kedua meski bola masih lebih banyak dikuasai Setan Merah. Menyimpan tenaga jauh lebih elok untuk dilakukan ketimbang terus mengejar gol mengingat Club Brugge tidak bisa membuat banyak peluang. Peran sebagai kreator lebih banyak diberikan kepada tiga pemain pengganti yaitu Lingard, Chong, dan Greenwood. Beruntung, United masih bisa menang 5-0 berkat tambahan dua gol Fred.

Bekal Menyambut Jadwal Berat

Solskjaer menyebut kalau laga kemarin adalah cermin dari Manchester United yang sesungguhnya. United yang bermain sangat baik dari segi kerja sama, pembuatan peluang, dan efektivitas. Meski begitu, perlu diingat kalau lawan United kemarin adalah Club Brugge dan mereka bermain dengan 10 pemain selama 68 menit.

Hasil laga kemarin sejatinya harus dijadikan bekal untuk menyambut lawan selanjutnya. Lawan yang sulit bagi United karena mereka ditunggu oleh Everton di Goodison Park. Ini adalah jadwal awal dari rangkaian tur maut United pada bulan Maret yang akan melawan Everton, City, Spurs, dan Sheffield United.

Patut dinanti apakah Ole dan skuatnya bisa membawa United mempertahankan tren positif ini dengan kemenangan mengingat United belum bisa meraih tiga kemenangan beruntung di Premier League musim ini.