Foto: Manchester United Reborn

Manchester United hanya mampu menyelesaikan setengah misi mereka ketika berkunjung ke markas Real Sociedad dalam lanjutan Europa League dini hari tadi. Mereka hanya sanggup menang dengan skor tipis 1-0 disaat mereka harus menang dengan selisih minimal dua gol.

Hasil ini sudah pasti membuat United hanya lolos sebagai peringkat kedua grup yang berarti mereka harus bermain melawan tim peringkat tiga fase grup Liga Champions. Hal ini tentu bukan perkara mudah sebab tim-tim yang datang dari kompetisi tertinggi ini memiliki kualitas yang setara atau bahkan sedikit lebih unggul dari segi kedalaman skuad maupun permainan.

Berikut adalah beberapa hal menarik dari pertandingan yang berlangsung di stadion Anoeta tersebut.

United Kehilangan Akal

Pada pertandingan ini United memainkan formasi 4-2-3-1 seperti biasa. Namun, ada perubahan di beberapa sektor seperti dimainkannya Van de Beek dari awal, serta Bruno yang bermain sebagai pemain sayap.

Sayangnya, plan ini tidak berjalan sesuai kemauan Ten Hag. Van de Beek yang diharapkan bisa mengontrol possesion terutama di sepertiga akhir nyatanya tidak berfungsi dengan baik. Ia hampir tidak berkontribusi sama sekali.

Sepanjang 90 menit, permainan United bisa dikatakan tidak berkembang. Sociedad sukses memenangkan banyak duel. Formasi 4-4-2 flat mereka berhasil membuat United kesulitan mengalirkan bola ke depan. Bahkan serangan United kadang sudah bisa dipatahkan ketika masih di kaki Eriksen.

Beruntung bagi United karena mereka bisa efektif memanfaatkan satu-satunya peluang besar mereka melalui Alejandro Garnacho. Di sisi lain, Sociedad begitu buruk dalam melakukan penyelesaian akhir.

Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada babak kedua. Saking tidak mengerti lagi harus menyerang dengan cara seperti apa, mengingat pertahanan Sociedad tampil begitu kompak, Ten Hag sampai mengubah formasi United hingga dua kali dari yang 3-3-1-3 menjadi 3-3-1-4. Yang menarik, ia bahkan memplot Harry Maguire sebagai striker. Sebuah perubahan radikal yang bahkan Ole maupun Rangnick pun tidak terpikir untuk melakukan itu. Sayangnya, hal itu tetap tidak membuahkan hasil. Hanya 1-0 yang bisa dibuat United sepanjang 90 menit.

Garnacho Mulai Jago

Setelah tampil apik melawan Sheriff Tiraspol, Erik ten Hag kembali memainkan Alejandro Garnacho sebagai winger kiri pada pertandingan ini. Sebuah keputusan yang tepat mengingat ia menjadi satu-satunya pencetak gol pada laga ini.

Menerima bola dari idolanya, Cristiano Ronaldo, Garnacho berlari sebelum melepaskan tendangan keras ke pojok atas gawang Sociedad. Sayangnya, tidak ada lagi gol yang datang dari pemain berusia 18 tahun ini.

Dengan dua aksi apik yang sudah ia lakukan, maka timbul keyakinan kalau Garnacho akan menjadi bintang baru berikutnya dari akademi United. Kehadirannya saat ini terbilang cukup tepat mengingat performa Jadon Sancho mulai angin-anginan dan Rashford yang diplot sebagai striker.

Gerbang kesuksesan untuk Garnacho mulai terbuka. Kini tinggal dia memanfaatkannya sebaik mungkin. Satu hal yang pasti, gol ini akan membuat dia banyak mendapat kesempatan bermain terutama pada ajang-ajang piala.

Ancaman Tim Spanyol

Betapa sulitnya United mengalahkan Sociedad ini menegaskan kembali kalau tim-tim Spanyol memang menjadi momok United di kompetisi Eropa. Sayangnya, tim Spanyol punya potensi akan kembali menjadi lawan United pada babak play-off nanti.

Barcelona dan Sevilla menjadi duta La Liga yang berpotensi bertemu United karena turun level dari Liga Champions. Melihat track record United melawan dua tim ini, sebisa mungkin mereka berharap undian tidak mempertemukan mereka.

United hanya sanggup menang tiga kali melawan Barcelona dari 13 pertandingan. Sedangkan Sevilla adalah satu-satunya tim Spanyol yang belum bisa mereka kalahkan sepanjang sejarah mereka bermain di Eropa.