Manchester United lagi-lagi gagal meraih kemenangan. Dihadapkan dengan laga sarat gengsi melawan pemimpin klasemen Liverpool, pasukan Setan Merah justru hanya sanggup membawa hasil imbang 1-1. Sempat unggul melalui gol dari Marcus Rashford, namun tiga poin yang sudah di depan mata justru sirna karena gol tap-in Adam Lallana.

Ole Gunnar Solskjaer membuat modifikasi taktik dan strategi yang cukup menarik. Ia memainkan tiga bek tengah yaitu Harry Maguire, Victor Lindelof, dan Marcos Rojo. Tiga bek ini diharapkan bisa menutup celah half-space Liverpool yang bisa menjadi ancaman melalui crossing milik Andy Robertson atau bahkan Trent Alexander-Arnold.

Selain itu, tiga pemain belakang ini bisa membuat Solskjaer melakukan variasi taktik. Marcos Rojo, yang bermain karena Tuanzebe cedera jelang kick-off, bisa bertransformasi menjadi bek sayap sehingga United bisa memainkan pola 4-4-2 ketika menyerang. Ketika bertahan, United akan menarik dua wingback mereka sehingga membuat lini belakang mereka diisi oleh lima pemain dengan Young dan AWB melakukan underlap.

Seperti yang sudah disinggung dalam preview, United sebaiknya meladeni permainan Liverpool. Itulah yang dilakukan mereka pada babak pertama yang penuh dengan drama. Ketika bola masih dikuasai pemain belakang Liverpool, United akan mencoba membuat sirkulasi bola mereka menjadi terhambat dengan menekan Virgil van Dijk dan Joel Matip. Dengan pressing, maka bisa  memaksa Liverpool untuk melepaskan long ball. Ketika long ball sudah dilepaskan, maka United bisa melakukan recoveries yang menjadi keunggulan mereka.

Proses gol pertama United berasal dari keberhasilan mereka melakukan pressing ketat ketika bola dikuasai pemain Liverpool. Meski masih kontroversi apakah layak diberi pelanggaran atau tidak, namun build up play United begitu rapi karena memanfaatkan terlambatnya bek sayap Liverpool melakukan underlap sehingga James leluasa memberi umpan kepada Rashford.

Tidak semua bola-bola direct Liverpool berujung sia-sia. Ketika babak pertama hampir berakhir, Liverpool mendapat gol dari Sadio Mane yang sukses memenangi duel satu lawan satu dengan Victor Lindelof. Namun gol ini dianulir oleh VAR karena pemain Senegal ini melakukan handball.

Hilangnya Stamina Membuat United Kehilangan Fokus

Keberanian United melakukan pressing secara konsisten menunjukkan determinasi mereka yang ingin menang. Wajar saja jika mereka melakukan itu mengingat lawan yang dihadapi adalah rival abadi mereka. Selain itu, mereka juga dituntut untuk menang karena karier Solskjaer sedang terancam karena jarak yang sudah semakin dekat ke zona degradasi.

Namun memainkan permainan pressing seperti yang ditampilkan United jelas menghadirkan risiko yaitu stamina mereka yang cepat terkuras. Apalagi United sudah memakan banyak korban dari gaya main yang ingin diterapkan Ole yaitu bermain dengan melakukan pressing. Hal itu yang kemudian terjadi pada babak kedua. Dalam 25-30 menit terakhir, pressing United yang terlihat agresif pada babak pertama justru mengendur.

Hal ini memudahkan Liverpool untuk mencari gol penyama kedudukan karena mereka terus membuat United untuk tetap berada di wilayah pertahanan mereka sendiri. Selain itu, taktik Klopp yang lebih banyak melakukan diagonal pass dari kanan ke kiri juga bisa membingungkan fokus lini belakang United yang akan terus bergerak seiring bola yang dilepaskan Liverpool.

Memainkan Adam Lallana dan Alex Oxlaide Chamberlain menjadi titik balik dari permainan Liverpool. Meski tidak mengubah gaya bermain mereka, namun permainan mereka jadi lebih menyerang. Hal ini yang membuahkan satu gol dari kaki Lallana.

Proses gol Adam Lallana juga tidak lepas dari betapa buruknya disorganisasi lini belakang United ketika bola-bola dilepaskan secara diagonal. Fokus mereka menjadi hilang dan dalam sepersekian detik ada celah diantara Marcos Rojo dan Ashley Young yang kemudian dimanfaatkan oleh mantan pemain Southampton tersebut.

Banyak yang menyebut kalau Solskjaer melakukan kesalahan karena terlambat melakukan pergantian. Sang manajer baru melakukan pergantian pada menit ke-84 atau beberapa saat sebelum Lallana mencetak gol. Namun terlambatnya pergantian yang dilakukan bisa disebabkan karena taktik Solskjaer yang mampu meredam permainan Liverpool sebelum gol tercipta. Ia jelas tidak memperhitungkan kalau gol akan terjadi setelah penyegaran yang ia buat di lini depan.

Selain itu, ia juga tidak banyak memiliki pilihan pemain untuk menjadi pembeda. Anthony Martial baru sembuh dari cedera, Mason Greenwood belum siap untuk meladeni pertandingan dengan tensi seperti ini, sedangkan Juan Mata mungkin tidak dipilih karena dia akan kesulitan karena area main dia harus lebih banyak berada di wilayah pertahanan lawan sementara hingga akhir laga, bola justru lebih banyak di wilayah pertahanan United.

***

Hasil ini memang cukup merugikan United. Selain sulit meraih kemenangan, kini United juga dikenal sebagai tim yang suka membuang-membuang keunggulan. Ada delapan poin yang sudah dibuang United ketika mereka gagal meraih tiga poin meski sudah unggul terlebih dahulu.

Namun ada satu hal positif yang bisa menjadi bekal United sekaligus titik balik untuk memperbaiki sisa musim mereka. Hal tersebut adalah determinasi mereka dalam menghadapi pertandingan. Semoga saja determinasi yang mereka tampilkan dalam 45 menit pertama melawan Liverpool bisa terus dipertahankan hingga akhir musim nanti dan bisa dilakukan secara konsisten hingga 90 menit.

Namun hal tersebut juga harus diiringi dengan tidak adanya lagi para pemain yang cedera atau kesalahan-kesalahan yang bisa merugikan diri mereka sendiri seperti yang sudah sering mereka lakukan sepanjang musim ini.