Foto: Twitter

Pindah ke bek tengah, ini adalah area yang dianggap sudah sangat terpolarisasi. Sejak transfer Harry Maguire senilai 80 juta paun pada 2019, ia dan Victor Lindelöf adalah tandem utama yang sulit terganti. Meskipun dua bek ini memiliki inkonsistensi, tapi mereka masih relatif solid.

Musim panas lalu, Manchester United menambahkan Raphaël Varane ke dalam skuat mereka dengan harga sekitar 40 juta paun. Varane adalah bek tengah kelas dunia dan saat ini sedang dalam masa puncaknya. Ketika ia diperkenalkan di depan kerumunan penuh Old Trafford setahun yang lalu, itu terasa seperti penyambutan spesial dari pemain spesial.

Pada intinya United memiliki dua pemain bek tengah yang di atas kertas merupakan pelengkap sempurna bagi Harry Maguire. Walaupun efeknya, Lindelöf yang dinilai sebagai seorang bek solid, harus mulai beralih dari pemain starter ke pemain cadangan pilihan pertama.

Cuma anehnya, Lindelöf-lah yang memiliki musim terbaik dari ketiga bek reguler yang dimiliki oleh Setan Merah. Pemain asal Swedia itu hanya bermain sebanyak 26 kali sebagai bek tengah untuk United di Premier League. Empat belas di antaranya sebagai tandem Maguire. Dan hanya tujuh laga yang berakhir dengan kemenangan dan tiga laga dengan clean sheet.

Secara komparatif, Lindelof hanya mencatatkan satu clean sheet selama enam kali sebagai starter. Tapi ia menjadi pelengkap lini pertahanan tim United di musim lalu. Walau Lindelof, Maguire dan Varane hanya sekali bermain bersama di sepanjang musim. Tepatnya dalam kemenangan 3-0 United atas Tottenham Hotspur.

Sementara itu, kebugaran terkadang menjadi masalah utama di antara ketiga bek tersebut. Masing-masing dari mereka gagal menjadi starter dalam 30 pertandingan liga. Hal ini sedikit membingungkan. Mengapa United tidak mencoba mengatur ketiga bek ini lebih baik lagi? Padahal bisa dibilang mereka akan jadi kekuatan terbaik jika dimainkan secara bersamaan.

Lindelöf misalnya, ia adalah pemain yang solid dengan tipikal bertahan kuat, dan ini merupakan kemampuan yang sangat berharga. Ia tidak seharusnya menjadi starter sebanyak yang ia mainkan di musim lalu jika memang kondisi fisiknya bermasalah. Tapi dengan ketersediaannya, itu sangat diperlukan terutama ketika melawan klub besar.

Beralih dari Victor Lindelof, Harry Maguire adalah satu pemain yang juga perlu diperhatikan. Karena ia dianggap berubah dari bentuk terbaik dalam hidupnya menjadi yang terburuk di musim lalu. Banyak yang bertanya-tanya bagaimana bisa seorang pemain sepertinya berubah 180 derajat dari sebelumnya?

Lalu ada wacana kalau ban kapten akan dicopot dari lengan Maguire. Tapi agaknya hal ini tidak akan merubah situasi. Karena bentuknya-lah yang harus dikoreksi, dan bukan posisinya sebagai kapten. Justru wacana ini akan memperburuk keadaan. Terlebih lagi ia sudah diperlakukan tidak adil sampai dicemooh di luar lapangan oleh penggemarnya sendiri.

Secara psikologis, ini bisa berdampak besar pada pemain. Dan sekalipun Maguire dicopot dari ban kapten, belum tentu bentuk pertahanan United akan berubah secara langsung. Karena dalam performa buruknya saja, Maguire adalah pemain yang sering menguasai bola di tengah rekannya yang berjuang untuk menguasai bola.

Varane dan Lindelöf mungkin adalah bek yang mampu memberikan kenyamanan saat memegang bola. Tetapi mereka bukanlah bek yang progresif seperti Maguire. Dalam banyak hal, United masih akan bergantung pada Maguire. Hanya saja memang, bisa berbahaya jika performanya masih buruk seperti musim lalu.

Terlepas dari itu, sekali lagi, Harry Maguire punya kecenderungan agresif dalam penguasaan bola. Ia adalah bek United yang paling bersedia untuk maju dan menyerang. Ia juga sangat kuat dalam duel darat dan udara. Namun, sering kali, ia terlalu bersemangat sehingga ia kerap terjebak oleh posisinya dan kesulitan membaca permainan.

Masih ada harapan bahwa di bawah manajer baru Erik ten Hag, kualitas Maguire dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan kelemahannya bisa ditutupi. Maguire adalah pemain yang bagus. Dan ketika ia dalam performa terbaiknya, Manchester United akan memiliki pertahanan yang sangat kuat.

Sementara itu, Raphael Varane adalah bek reguler ketiga United yang masih berjuang untuk kebugarannya. Ia dinilai sulit beradaptasi di sepakbola Inggris. Tapi untungnya, ia tetap memiliki kualitas yang baik untuk pertahanan United musim depan.

Buktinya, pasukan Setan Merah adalah tim yang jauh lebih baik dalam bertahan ketika Varane dimainkan di musim lalu. Mereka hanya kebobolan 24 gol dalam 20 pertandingan saat mantan pemain Real Madrid itu bermain sebagai starter. Tapi mereka kebobolan 33 gol dalam 18 pertandingan saat Varane tidak dimainkan.