Manchester United baru saja mengalami musim pertahanan terburuk mereka di Premier League. Hal ini kemudian mendorong klub untuk mencari bek tengah baru di bursa transfer musim panas. Tapi pertanyaannya, apakah mendapatkan bek tengah baru akan benar-benar menjawab masalah mereka?
Memahami masalah pertahanan United sama seperti mencoba memahami sebuah paradoks. Setan Merah memiliki salah satu kiper penghenti tembakan terbaik di Premier League. Lalu mereka juga memiliki dua bek tengah yang dalam dua musim sebelumnya memiliki rekor pertahanan terbaik di liga.
Tak sampai di situ, lini tengah mereka bahkan sering berbaris dengan poros ganda yang dinilai lebih kuat dalam bertahan. Jadi mengapa United justru tampak berantakan secara defensif, dan apakah itu murni karena buruknya penampilan pemain mereka?
Mari kita mulai dari posisi kiper yakni David De Gea. Pemain asal Spanyol itu baru saja menjalani salah satu musim terbaiknya dalam hal tendangan dari gawang. Namun ada alasan untuk percaya bahwa United sebenarnya lebih baik dalam bertahan jika memainkan Dean Henderson.
Jika dibandingkan, dua kiper ini memiliki gaya bermain dan kecenderungan berbeda dalam situasi tertentu. De Gea adalah salah satu penghenti tembakan terbaik di generasinya, dan pada satu titik, ia dianggap sebagai kiper terbaik di dunia karena kemampuannya yang luar biasa.
De Gea mencapai catatan terbaik di musim 2017/2018, akan tetapi di musim 2021/2022, ia tampak menemukan kembali kemampuannya. Sampai-sampai banyak yang menyebut kalau United sangat bergantung padanya.
Meskipun benar, itu bisa dibilang konsekuensi dari tindakannya sendiri. Pemain nomor satu United itu jarang meninggalkan garis gawang ketika menyapu bola di belakang. Ia lebih sering menghalau umpan silang, atau menutup penyerang ketika peluang hadir untuk lawan di dalam kotak penalti.
Ketika timnya melakukan build-up, De Gea tidak memainkan bola dengan baik meski sering dipaksa untuk menerimanya. Ketika ia menerima bola, distribusinya tidak akurat dan sering kali bola kembali ke lawan atau malah ke luar lapangan. Akhirnya penguasaan bola yang semula milik United harus terpaksa dikuasai lawan mereka.
Jika United mencoba menekan, maka garis pertahanan menjadi lebih tinggi dan ada ruang kosong yang tertinggal di belakang. Harry Maguire khususnya adalah pemain yang sangat ingin maju, dan terkadang terlalu jauh. Lalu saat bola kembali dikuasai lawan dan menuju ke kotak penalti United, kecenderungan De Gea adalah tetap berada di garis.
Kita bisa bertanya, apakah berisiko untuk keluar dari garis gawang? Tentu saja. Meskipun bisa dibilang lebih besar peluangnya untuk memungkinkan kiper memenangkan bola. Atau mengandalkan pemain bertahan untuk menghentikan serangan dan bersiap menerima bola untuk dibuang.
De Gea tidak diragukan lagi adalah kiper yang sangat baik, dan penyelamatan apiknya di gawang tidak dapat dibantah. Namun sayangnya, terkadang, United seolah-olah harus menghadapi begitu banyak tembakan karena kiper mereka tidak coba mencegahnya sejak awal (keluar dari garis).
Sedangkan Dean Henderson adalah kebalikan dari David de Gea dalam beberapa hal. Henderson adalah kiper yang sering memerintah dan aktif di semua area yang tidak dimiliki De Gea. Ia bahkan sering melakukan umpan silang, meskipun terkadang sedikit terlalu bersemangat. Ia juga kerap menyapu permainan dan suka melibatkan dirinya dalam build-up.
Meskipun bukan penendang akurat, tapi Henderson adalah kiper penendang yang lebih kuat daripada De Gea. Itu berarti jika kemampuannya ini diperlukan, maka United bisa lebih andal di lapangan tengah, dan membuat mereka tidak terlalu rentan terhadap serangan balik.
Di musim 2020/2021, Manchester United cuma kebobolan 12 gol mereka dalam 12 setengah pertandingan ketika Dean Henderson dipasang sebagai kiper utama. Sedangkan selama 25 setengah pertandingan ketika De Gea menjadi kiper, United kebobolan 32 gol. Secara statistik, Henderson hanya kebobolan 0,9 gol per pertandingan, sementara De Gea kebobolan 1,2 gol per pertandingan.
Baik Henderson maupun De Gea memanglah tidak sempurna, dan mungkin juga bukan jawaban untuk masalah pertahanan tim. Namun jika tujuan United adalah untuk menekan lebih tinggi dan memainkan penguasaan bola, maka kiper yang lebih baik adalah Henderson.
Taktik penguasaan bola juga selaras dengan gaya permainan tradisional ala manajer baru Erik Ten Hag. Tapi beruntungnya bagi De Gea, Nottingham Forest saat ini sedang membuka pembicaraan dengan Manchester United untuk meminjam Dean Henderson. Jadi kemungkinan besar posisinya di tim utama masih belum tergantikan.