Hanya ada satu cara untuk membuat musim Manchester United tidak jelek-jelek amat yaitu mengalahkan Chelsea pada final Piala FA Sabtu (19/5) malam nanti. Akan tetapi, Chelsea juga menjadikan trofi tertua ini sebagai penyelamat musim mereka yang terbilang amburadul musim ini.

Bagi Antonio Conte, trofi ini setidaknya memberikan kesempatan baginya untuk kembali menukangi Chelsea musim depan. Sementara itu, trofi ini berguna bagi United untuk memulihkan kepercayaan diri mereka yang musim ini berada jauh di bawah tetangga mereka. Piala FA juga bisa menjadi alat bagi Mourinho untuk meningkatkan citra dirinya di mata fans United kalau dia adalah jaminan gelar meski gaya permainannya kerap dikritik.

Jangan Sampai Mengulangi Hasil 11 Tahun Silam

Kedua kesebelasan diprediksi bisa menurunkan pemain terbaiknya. Setan Merah bisa kembali memainkan Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez secara bersamaan. Sejak mengalahkan Arsenal, keduanya tidak pernah lagi berada satu lapangan dikarenakan keduanya sempat absen karena cedera.

Di sisi lain, Chelsea pun tidak memiliki masalah dengan cedera pemain. Pemain yang mereka rekrut Januari lalu, Ross Barkley pun sudah bisa merumput. Kehilangan Danny Drinkwater pun nampaknya tidak berdampak signifikan bagi skuad Antonio Conte.

Laga besok akan menjadi final keempat bagi Setan Merah dalam tiga musim terakhir. Pada tiga final sebelumnya di semua kompetisi, United selalu keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, pada laga besok United jelas tidak boleh meremehkan Chelsea. Selain mereka sudah pernah kalah musim ini dari The Blues, Chelsea diuntungkan sejarah yang berkaitan dengan tanggal pertandingan.

Partai final nanti adalah laga ketiga yang mempertemukan United dan Chelsea di Piala FA. Kebetulan tanggal pertandingan jatuh tepat pada 19 Mei 2018. Tanggal ini sama dengan pertemuan mereka 11 tahun lalu yaitu pada 2007. Keduanya bertemu pada final Piala FA pertama di stadion Wembley versi baru. Saat itu, United diunggulkan karena berhasil mengalahkan Chelsea dalam perburuan gelar juara Liga Primer.

Sayangnya, justru Chelsea menggagalkan ambisi Sir Alex untuk meraih gelar ganda. Gol Chelsea dicetak Didier Drogba pada babak perpanjangan waktu. Spirit 2007 ini ingin sekali diulang pasukan Antonio Conte. Akan tetapi, mantan manajer Juventus ini mengingatkan mereka bisa saja kalah apabila permainan yang mereka tunjukkan seperti saat dikalahkan Newcastle pekan lalu.

“Jelang final, kami harus berubah menjadi lebih baik. Jika permainan kami di partai final sama dengan laga terakhir kami (vs Newcastle) maka kami tidak punya peluang sama sekali untuk menjadi juara,” tuturnya.

Para pendukung United tentunya berharap tuah Jose Mourinho kembali memberikan hasil positif bagi skuadnya. The Special One dikenal sebagai manajer spesialis piala domestik. Setiap timnya memasuki babak final suatu turnamen maka gelar kemungkinan besar didapat. Satu-satunya kegagalan dia di partai puncak adalah ketika dikalahkan Atletico Madrid pada final Copa Del Rey 2013.

Memanfaatkan Taji Alexis di Wembley

Secara tidak langsung, United mendapat berkah dari sembuhnya Romelu Lukaku dan Alexis Sanchez. Nama kedua diharapkan bisa kembali membantu United layaknya partai semifinal lalu. Golnya ke gawang Tottenham Hotspur di babak setengah final merupakan gol kedelapan yang ia buat di Wembley dalam delapan pertandingan. Gelandang asal Cile ini tentu ingin menambah catatannya menjadi sembilan gol dalam sembilan pertandingan.

Pada final Piala FA musim lalu, Sanchez mencetak gol pertama ketika Arsenal meraih trofi Piala FA ke 13 mereka. Lawannya saat itu adalah Chelsea. Tentu saja, pemain berusia 29 tahun ini ingin mengulangi penampilan apiknya di Wembley sekaligus memberikan trofi pertamanya untuk Setan Merah.

Akan tetapi, ketajaman Sanchez baru muncul apabila Romelu Lukaku dimainkan sebagai striker utama. Kesenangan Lukaku yang sering menjemput bola ke lini tengah dengan menggunakan badannya yang kekar berguna dalam membuka jalan Sanchez melakukan pergerakan di kotak penalti lawan. Hal ini yang mereka lakukan ketika menjadi aktor dalam gol Ander Herrerap pada semifinal lalu.

Gaya serangan ini kerap mentok apabila lini depan United diisi salah satu antara Marcus Rashford dan Anthony Martial. Kegemaran keduanya yang suka menjemput bola ke sisi sayap justru membuat pola direct United tidak bekerja dengan baik. Tidak jarang para pemain sayap berbenturan posisinya seperti ketika Setan Merah dikalahkan Brighton beberapa waktu lalu.

***

Pada akhirnya, para pendukung kedua kesebelasan akan mendapat hadiah hiburan atas kegagalan tim favoritnya di kompetisi Liga Primer. Penggemar Chelsea mungkin akan merayakan keberhasilan mereka jika mampu mengalahkan United. Akan tetapi, andai United yang memenangi gelar Piala FA, maka para pendukung mereka kemungkinan tidak akan merayakannya secara besar-besaran. Kecuali, rival mereka yang sama-sama berbaju merah terjungkal ketika bermain di final antarklub Eropa sepekan kemudian.

Perkiraan Formasi:

CHELSEA:

Thibaut Courtois, Cesar Azpilicueta, Antonio Rudiger, Andres Christensen, Victor Moses, Ngolo Kante, Tiemoue Bakayoko, Marcos Alonso, Eden Hazard, Willian, Olivier Giroud

MANCHESTER UNITED:

David De Gea, Antonio Valencia, Phil Jones, Chris Smalling, Ashley Young, Nemanja Matic, Ander Herrera, Paul Pogba, Alexis Sanchez, Jesse Lingard, Romelu Lukaku