Foto: Twitter Ashley Young

Manchester United membayar penampilan buruk mereka pada laga melawan Bournemouth. Dalam lanjutan matchday keempat Europa League, Setan Merah sukses mengalahkan FK Partizan dengan skor telak 3-0. Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greenwood menjadi bintang lapangan berkat satu gol yang mereka ciptakan.

Hasil ini memastikan MU memiliki 10 angka dari hasil tiga kemenangan dan satu kali hasil imbang. Mereka juga sudah dipastikan lolos ke babak 32 besar karena unggul head to head dengan wakil Serbia tersebut yang berada pada posisi ketiga. Mereka kini tinggal berebut status sebagai juara grup dengan AZ Alkmaar.

Tidak bisa dibantah kalau laga kemarin adalah laga yang begitu mudah bagi MU. Mereka benar-benar menjawab kritikan Solskjaer yang menyindir soal kualitas para pemainnya. Mereka mendominasi selama 90 menit dan menciptakan banyak sekali peluang. Ada 14 tembakan yang dilepaskan anak-anak asuh Ole Gunnar Solskjaer dengan tujuh diantaranya mengarah ke gawang Vladimir Stojkovic.

Betapa nyamannya MU menguasai pertandingan memang tidak lepas dari buruknya penampilan lini belakang Partizan. Meski bermain dengan blok rendah, namun mereka beberapa kali lemah dalam hal koordinasi dan beberapa kali hanya watching the ball saja tanpa melihat pergerakan tanpa bola pemain United lain. Selain itu, para pemain depan MU juga masih unggul secara kualitas individu dibanding pemain dari Partizan. Bahkan Solskjaer sendiri mengaku kalau kemenangan timnya dipengaruhi oleh buruknya permainan lawan.

“Bukan bermaksud untuk tidak menghormati Partizan, namun berkat mereka kami bisa mendapatkan banyak sekali ruang. Ketika kami menciptakan gol pertama, mereka berani bergerak lebih ke depan. Bagi kami, hal ini menyenangkan karena kami bisa mencetak gol kedua dan ketiga,” tuturnya setelah pertandingan.

Sebenarnya, Partizan punya peluang untuk mengancam gawang Sergio Romero. Mereka bahkan mendapat gol andai saja Umar Sadiq tidak terperangkap offside di awal pertandingan. Selain itu, mereka memilik dua peluang berbahaya yang sayangnya tidak ada yang menemui sasaran.

Para pemain Partizan justru terlihat kikuk ketika mendekati sepertiga akhir pertahanan United. Padahal, mereka beberapa kali mendapat kesempatan mengkreasikan peluang ketika para pemain MU sedang dalam masa transisi. Namun tidak ada kepercayaan diri dari mereka dan seolah tidak tahu mau mengarahkan bola ke mana. Kreativitas mereka tidak terlihat. Berbanding terbalik dari MU yang begitu nyaman menguasai bola dan membangun serangan. Bahkan Mason Greenwood dan Anthony Martial bisa melakukan beberapa kali gerak tipu. Sesuatu yang tidak pernah muncul dari para penggawa United di Premier League.

United beruntung karena pada babak pertama mereka bisa mendapatkan dua gol. Pada 45 menit kedua, satu gol Rashford membuat selisih gol menjadi tidak terkejar. Skor ini memudahkan Solskjaer untuk melakukan rotasi dan mengendurkan tekanan demi menyimpan tenaga melawan Brighton.

Bisa Konsisten Atau Tidak?

Secara permainan, Manchester United masih ada beberapa kekurangan. Lini depan dan lini tengah masih terlihat belum padu. Beberapa kali mereka kurang memahami bagaiman cara memanfaatkan ruang dan melakukan kombinasi umpan satu sama lain. Namun secara skor, United memang begitu unggul dari lawannya tersebut.

Para penggemar Manchester United sudah pasti merasa gembira dengan kemenangan kemarin. Mereka disuguhkan permainan dengan intensitas tingi. Permainan bola dari kaki ke kaki, dan beberapa gol cantik memanfaatan kelebihan individu pemain mereka. Bahkan Ole Gunnar Solskjaer menyebut kalau inilah permainan mereka sesungguhnya.

Akan tetapi, tidak sedikit penggemar United yang menganggap kemenangan kemarin belum cukup untuk menunjukkan kualitas MU yang sesungguhnya. Apalagi lawan mereka hanyalah Partizan, kesebelasan yang bermain buruk dan pantas untuk menerima kekalahan dengan skor yang bahkan lebih telak.

United memang memiliki tren yang menarik pada musim ini. Ketika terus mendapat kritikan, para pemain bisa menjawabnya dengan permainan cantik dan meraih hasil yang tidak pernah diduga pada pertandingan berikutnya. Namun ketika pujian kembali muncul, penampilan mereka kembali memburuk dan membuat hasil-hasil laga sebelumnya menjadi tidak berarti.

Kritikan deras karena tampil buruk melawan Bournemouth, mampu dijawab dengan penampilan ciamik melawan Partizan. Pujian pun kembali muncul terutama kepada tiga pemain depan United yang tampil luar biasa pada laga kemarin. Namun ada kekhawatiran dari para penggemar kalau mereka akan kembali tampil tanpa kreativitas dan kebingungan ketika melawan Brighton nanti. Kekalahan melawan Bournemouth juga muncul setelah para pemain United tampil luar biasa setelah mengalahkan Chelsea.

Atau jangan-jangan Manchester United mengarahkan fokus mereka hanya ke ajang piala. Dalam dua pertandingan terakhirnya pada Piala Liga dan Liga Europa mereka selalu tampil bagus. Bahkan Solskjaer tetap memainkan para pemain utamanya dan lebih selektif untuk memainkan pemain muda. Tidak seperti awal musim lalu saat ia berjanji untuk memberikan banyak pemain muda kesempatan main pada dua ajang ini.

Solskjaer mungkin paham kalau hanya trofi yang bisa menyelamatkan dirinya dari pemecatan. Bukan tidak mungkin hal ini yang membuat penampilan mereka begitu amburadul di liga karena fokus Solskjaer lebih kepada mengejar piala ketimbang memperbaiki posisi mereka di Premier League.