Foto: BBC MOTD

Nomor enam, nomor lima, kini Manchester United akhirnya berhasil naik ke urutan keempat. Dari berselisih delapan poin, lalu poin sama tapi kalah selisih gol, kini United unggul satu angka. Itulah perjalanan Manchester United yang hingga saat ini terus meraih hasil positif bersama caretaker Ole Gunnar Solskjaer.

United boleh saja percaya diri kalau mereka kini unggul satu poin. Namun Chelsea, yang berada tepat di bawah United, baru akan bermain pada Minggu malam menghadapi Manchester City. The Cityzens besar kemungkinan akan membantu tetangganya tersebut karena mereka juga sedang mengincar posisi puncak yang baru saja diserobot Liverpool.

Setelah pada pekan ke-25, Paul Pogba hanya menyumbangkan asis, kini gelandang asal Prancis tersebut menjadi bintang berkat dua golnya ke gawang Fulham. Satu sepakan kaki kiri dan sepakan kaki kanan dari titik penalti tidak mampu dihalau oleh Sergio Rico.

Meski menjadi bintang lapangan, namun Pogba tidak menyelesaikan pertandingan hingga tuntas. Ia ditarik pada pertengahan babak kedua agar bisa mempersiapkan diri jelang laga melawan Paris Saint Germain. Musim ini, Pogba menjadi inti serangan dari United berkat 11 gol dan 9 asis yang sudah ia torehkan.

Pada pertandingan kemarin, Ole memang menerapkan kebijakan rotasi. Setelah melawan Fulham, mereka berturut-turut akan menghadapi PSG, Chelsea, dan Liverpool. Mengingat kualitas pemain cadangan yang belum setara dengan pemain utama, maka Ole harus pintar-pintar mengatur stamina timnya.

Yang menarik, ia tidak mengubah komposisi lini tengah. Matic, Herrera, dan Pogba tetap dimainkan. Dalam konferensi persnya, Ole mengutarakan kalau trio ini bisa memberikan kesan kepada lawan kalau United tampil serius di setiap pertandingannya. Perubahan yang dilakukan Ole hanya terjadi di sektor pemain belakang dan pemain depan.

Rotasi pemain yang dilakukan Ole sempat membawa tim ini goyah pada 10 menit pertama. Belum genap lima menit, Vietto punya ruang yang cukup bebas untuk melepaskan tendangan voli yang masih luput dari kakinya. Aleksandar Mitrovic bahkan beberapa kali merepotkan duet Jones-Smalling melalui tinggi badannya yang menjulang.

Sejak kecolongan, garis pertahanan United sedikit mengendur dan hanya mengandalkan serangan balik untuk mengancam tuan rumah. Rendahnya garis pertahanan membantu United untuk membuat serangan Fulham menjadi tidak berkembang. Setelah serangan mereka gagal, kualitas United langsung berbicara. Gol Paul Pogba dan Anthony Martial didapat lewat serangan balik yang diawali dari gagalnya build up serangan Fulham.

Fulham bukannya tanpa peluang, jumlah sepakan yang mereka lakukan sama dengan jumlah yang dibuat United yaitu 15. Penguasaan bola mereka pun jauh lebih banyak yaitu 52 berbanding 48 persen. Namun sama seperti pertemuan di Old Trafford, kualitas pemain mereka berbeda jauh dibanding United.

“Kami sebenarnya memulai pertandingan dengan baik. Ada dua kesempatan untuk mencetak gol. Namun tiba-tiba Pogba lebih dulu membuat gol. Melawan tim besar sangatlah sulit. Apalagi ketika kebobolan melalui serangan balik. Manchester United punya skuad juara dan kami hanya bisa memetik pengalaman dari pertandingan ini,” kata Claudio Ranieri setelah pertandingan.

Pada babak kedua, Ole nampak meminta United bermain santai untuk menyimpan tenaga karena tahu kalau kedepannya akan ada jadwal padat yang sudah menanti. Martial, Pogba, dan Herrera ditarik keluar. Digantinya tiga pilar ini mengindikasikan kalau United sudah fokus ke pertandingan melawan PSG.

Fulham sebenarnya bisa mengambil keuntungan dari situasi United. Setidaknya untuk mencetak satu gol saja. Meski begitu, gawang De Gea tetap bersih meski Fulham memainkan Ryan Sessegnon, Tom Cairney, dan Cyrus Christie untuk menambah daya di lini depan. Sulitnya Fulham untuk menembus sepertiga akhir pertahanan United juga disebabkan masuknya Eric Bailly yang membuat pertahanan United menjadi lebih dalam, lebih rapat, dan lebih solid.