Foto: Twitter.com/peoplesperson

Satu gol Paulo Dybala pada menit ke-17 membawa Juventus berhasil mengalahkan Manchester United pada laga ketiga Liga Champions yang berlangsung Rabu (24/10) dini hari tadi. Hasil ini membawa Juve memiliki sembilan poin, unggul lima angka dari United yang berada di bawahnya.

Sebaliknya, hasil ini mempersulit langkah United untuk membuka peluang lolos ke fase gugur. Mereka minimal harus menang dalam dua dari tiga laga sisa mereka untuk setidaknya menempati posisi kedua di bawah Juve.

Dalam pertandingan semalam, United begitu kesulitan menahan dominasi Juve. Mereka hanya mencatatkan 39,6% penguasaan bola. Selain itu, mereka hanya membuat enam tembakan dengan dua diantaranya yang mengarah ke gawang Juventus. Sebaliknya, tim tamu membuat 14 tembakan dengan lima di antaranya merepotkan De Gea.

Untuk pertama kalinya sejak 46 laga terakhir, Jose Mourinho menurunkan susunan pemain yang sama dengan laga sebelumnya. Hal ini wajar, mengingat dalam dua laga terakhir mereka menunjukkan penampilan yang positif dengan kuintet Juan Mata, Paul Pogba, Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Romelu Lukaku.

Namun yang terjadi di Old Trafford adalah sebaliknya. United kerepotan menghadapi cepatnya gempuran La Vecchia Signora ketika menyerang. Memanfaatkan Juan Cuadrado dan Cristiano Ronaldo di sisi sayap, mereka berhasil mencatat beberapa peluang terutama di babak pertama ketika mereka mendominasi penguasaan bola hingga 70%.

Gaya main cepat ini kemudian berpengaruh terhadap konsentrasi para pemain United. Gol Juventus bisa saja tidak terjadi andai para pemain United mampu mengawal Dybala dengan baik. Sayangnya, baik Lindelof maupun Matic-pemain yang berada di dekat Dybala-justru melonggarkan penjagaannya.

Proses gol Dybala yang Memanfaatkan Lengahnya Pertahanan Manchester United

Kepekaan membaca pergerakan lawan yang masih kurang adalah salah satu kelemahan United yang terus dipertahankan sejak lima tahun silam. Hal ini kembali terlihat dari cara mereka mengantisipasi bola muntah tendangan bebas Ronaldo yang nyaris dimanfaatkan Blaise Matuidi. Hal serupa juga terlihat dari peluang Joao Cancelo beberapa menit sebelumnya.

Para pemain United hanya diam dalam proses peluang Matuidi

Manchester United bukannya tidak ada inisiatif untuk menyerang. Seandainya mereka tidak mau menyerang, maka mereka bisa saja bermain pragmatis dan lebih banyak menunggu untuk mengincar serangan balik. Namun, United tidak melakukan itu dan mencoba mengambil inisiatif serangan.

Akan tetapi, United selalu terjebak dalam tiga situasi ketika ingin berusaha masuk lini pertahanan Juve. Yang pertama adalah jarak antar pemain yang begitu jauh. Hal ini cukup menyulitkan Nemanja Matic maupun Paul Pogba untuk memberikan suplai bola yang baik kepada Mata sebagai pengatur serangan.

Jauhnya jarak antara lini tengah dan depan United juga disebabkan Juve yang langsung memainkan blok tinggi ketika kehilangan bola. Blok tinggi yang dipasang Juve dengan mengandalkan Matuidi dan Bentancur menimbulkan situasi overload (pemain Juve lebih banyak dibanding pemain United) yang membuat United tidak bisa menyerang dari lini tengah dan harus melepaskan umpan-umpan lambung yang juga tidak akurat. Contoh bagaimana suksesnya Juve melakukan overload terlihat pada gambar di bawah ini.

jarak yang saling berjauhan tersebut membuat United terjebak dalam situasi berikutnya yaitu bermasalah dengan kreativitas. Ketika berhasil keluar dari blok tinggi Juve, para pemain depan United terlihat bingung untuk mengirimkan bola ke kotak penalti. Meski Lukaku sudah bergeser untuk membuka ruang di tengah, namun tetap saja dukungan antar pemain United masih sangat lambat.

Masalah kreativitas United terlihat paling jelas ketika memasuki babak kedua atau saat United balik mendominasi jalannya pertandingan. Umpan-umpan dari Ashley Young dan Luke Shaw tidak ada yang bisa dimanfaatkan oleh Lukaku dan Rashford. Martial pun kembali terjebak dengan masalah lamanya yaitu suka kehilangan bola karena kesalahannya sendiri. Meski aksi menyerang United secara keseluruhan meningkat, namun hanya satu saja yang membahayakan gawang Szczesny yaitu ketika sepakan Pogba membentur tiang gawang.

Duet Bonucci-Chiellini juga tampil luar biasa. Mereka total mencatatkan 5 tekel sukses, 10 sapuan, 3 blok, 6 kali memenangi duel udara, dan berkontribusi dalam 21,8% umpan yang dibuat Juventus. Bahkan Bonucci sempat membuat satu tembakan memanfaatkan kemampuannya sebagai seorang ball playing defender.

Dalam pertandingan ini, Mourinho tidak menggunakan satupun pergantian pemain. Tidak ada pemain yang dirasa mampu mengubah permainan mereka. Sosok Ander Herrera dan Fred nampaknya hanya akan memperkuat lini tengah alih-alih meningkatkan daya gedor di lini depan. Seandainya salah satu dari Alexis, Jesse Lingard, Marouane Fellaini, bahkan Antonio Valencia ada di bangku cadangan maka pengubahan pasti akan dilakukan oleh Mourinho.

Mourinho pun hanya memiliki Tahith Chong, satu-satunya pemain menyerang yang ia bawa di laga ini, Melihat tensi pertandingan dan bagaimana Juventus bermain, maka keputusan untuk tidak memainkan Chong mungkin bisa dimaklumi.

Selain jarak yang jauh serta kreatifitas yang begitu miskin, transisi menyerang ke bertahan yang dilakukan Juventus juga sangat baik. Beberapa kali Joao Cancelo dan Alex Sandro begitu cepat kembali ke pos pertahanannya masing-masing jika serangan mereka gagal dan langsung mematikan pergerakan Martial dan Rashford di lini serang United.