Jika saja otoritas Premier League memiliki penghargaan “tim paling murah hati” setiap bulannya, maka bulan April akan menjadi bulan yang tepat bagi United untuk meraih penghargaan tersebut. Bagaimana tidak? United yang datang dengan catatan mengalahkan Shark Team justru takluk oleh kesebelasan yang performanya lambat bagaikan siput.

United menunjukkan penampilan yang terbilang begitu memalukan. Sampai-sampai Mourinho mengeluarkan nada kecewa dengan apa yang ditunjukkan para pemainnya sepanjang 90 menit. Tidak ada kreativitas sama sekali yang dipertontonkan Setan Merah. Mereka kalah 0-1 dan membuat tetangga mereka memastikan gelar Premier League ketiga dalam tujuh musim terakhir.

Ketika (Taktik) Van Gaal Hadir Kembali di Old Trafford

Jose Mourinho memustukan mengubah dua pemainnya dalam laga ini. Bailly disimpan untuk dua laga genting melawan Bournemouth dan Spurs. Posisinya kemudian digantikan oleh Victor Lindelof. Jesse Lingard pun disimpan di bangku cadangan dan posisinya digantikan oleh Juan Mata. Sementara itu, kubu tamu sama sekali tidak mengubah susunan skuadnya. Pelatih interim, Darren Moore tetap mempercayakan posisi striker kepada Jay Rodriguez dan Salomon Rondon.

Mourinho tentu berharap apa yang ditunjukkan dalam 45 menit melawan City kembali ditunjukkan pada laga kali ini. Akan tetapi, United justru sudah didera rasa gugup sejak awal pertandingan. Nemanja Matic langsung kehilangan bola di lini belakang United. Ander Herrera yang diharapkan bermain baik justru membuat kubu lawan mendapat peluang mereka melalui Jake Livermore yang bisa dihalau De Gea.

Sebaliknya, sepanjang 90 menit United seolah tidak tahu harus melakukan apa. Menguasai pertandingan hampir 70% dan membuat lebih dari 700 umpan, mereka justru hanya memiliki empat sepakan ke gawang. Jumlah yang sama dengan WBA yang total umpannya di bawah United dua kali lipat. United pun kehilangan bola sebanyak 25 kali berselisih lima dari The Baggies.

United seperti bermain di bawah arahan Van Gaal alih-alih Jose Mourinho. Ketika menguasai bola, tidak ada pergerakan yang benar-benar merepotkan barisan pertahanan WBA. Sanchez umpan ke Matic, Matic umpan ke Young, Young ke Herrera, lalu Herrera memberikan bola ke Valencia, bola diberikan ke Pogba yang kemudian ditembaknya jauh ke atas gawang Ben Foster.

Taktif Defensif WBA yang Begitu Cerdik

Sebelum pertandingan, WBA hanya mampu meraih satu kemenangan dalam 31 pertandingan terakhir mereka di Premier League. Hal ini bisa jadi membuat para pemain Setan Merah begitu yakin kalau mereka sanggup mengalahkan Rondon cs sebelum bersiap melawan Bournemouth dan Tottenham Hotspur. Akan tetapi, mereka justru mendapati WBA yang jauh berbeda dalam laga tersebut.

Moore paham kalau United akan menguasai bola sepanjang pertandingan. Maka dari itu dia memerintahkan anak asuhnya untuk bermain defensif dan menumpuk sembilan pemain di kotak penalti mereka. Setelah bola berhasil direbut, maka para pemain sayap macam James McClean dan Matthew Phillips diharapkan langsung naik memanfaatkan celah yang ditinggalkan Ashley Young dan Antonio Valencia yang tertinggal di belakang.

Pola defensif inilah yang mematikan sekaligus membingungkan para pemain United. Dirasa para pemain United mulai kebingungan, barulah para pemain belakang WBA menaikkan sedikit garis pertahanan mereka untuk merebut bola. Aspek bertahan mereka pun unggul jauh dibandingkan United.

Mereka membuat 16 intersep, 37 sapuan, dan 13 blok. Mereka juga membuat para pemain United empat kali terjebak offside. Mereka tidak perlu banyak menguasai bola. Cukup dengan menurunkan garis pertahanan maka hal itu akan langsung berdampak pada buntunya serangan United. Para pemain kemudian lebih banyak menembus dinding pertahanan dengan berusaha bermain cantik dengan pola umpan satu-dua yang justru membuat mereka kehilangan penguasaan bola sampai 25 kali.

Kecerdikan para pemain WBA juga terlihat dari cara mereka mengatur serangan para pemain United. Ketika bola berada di tengah, dua gelandang kait mereka yaitu Jake Livermore dan Chris Brunt akan berusaha untuk membuat para pemain United mengalirkan bola dari sisi sayap. Mereka sadar kalau kedua fullback United (Valencia dan Young) tidak dibekali akurasi umpan silang yang memadai.

Terlihat jelas beberapa kali Valencia kurang pede ketika bola ada di kakinya. Ia hanya melepaskan tiga umpan silang yang semuanya tidak ada yang akurat. Hal ini kemudian membuat kapten Ekuador ini lebih sering mengumpan kembali bola kepada rekannya alih-alih terus menekan melalu penetrasi yang sering ia lakukan.

Setelah kebobolan oleh gol Jay Rodriguez, Mou kemudian mengubah susunan skuadnya dan memainkan tiga pemain menyerang sekaligus (Lingard, Rashford, dan Martial). Akan tetapi, mereka tidak banyak membantu. Ciri khas mereka yang mengandalkan tekhnik individu pun tidak muncul karena kokohnya pertahanan WBA di sisi sayap yang dibangun Alain Nyom dan Kieran Gibbs. Aliran bola United terpaksa berjalan lambat karena dinding kokoh yang dibangun Baggies.

“United tidak memainkan bola dengan cepat, mereka tidak bisa melakukannya. Itulah yang akan kalian dapatkan ketika menghadapi kesebelasan yang bermain bertahan di Old Trafford,” ujar Nemanja Vidic yang debutnya sebagai komentator di Sky Sports harus melihat kegagalan mantan timnya.

Pada Akhirnya Old Trafford Menangis

Kediaman Vincent Kompany penuh dengan perayaan oleh keluarga besarnya atas kepastian Manchester City menjadi juara. Sebaliknya, Old Trafford tiba-tiba dilanda hujan yang sangat deras ketika memasuki pertanda babak kedua.

Derasnya air hujan tersebut terlihat seperti air mata yang turun dari para penggemar United. Bukan karena sedih melihat tetangga mereka juara, tetapi mereka sedih melihat permainan serdadu harapan mereka yang tampil tanpa gairah yang membuahkan kekalahan dari kesebelasan yang sepanjang musim berada di papan bawah.