Foto: Twitter Manchester United.

Manchester United tampaknya semakin akrab dengan status mereka sebagai pecundang pada musim ini. Untuk kesekian kalinya pada musim ini, mereka kembali menunjukkan penampilan yang sangat buruk. Kemarin malam, United takluk 1-0 dari tuan rumah Newcastle United berkat gol dari Matthew Longstaff, pemain muda yang baru menjalani debut Premier League bersama The Magpies.

Hasil ini lagi-lagi membuat United memecahkan beberapa rekor. Untuk pertama kalinya, kesebelasan yang diasuh Steve Bruce bisa mengalahkan Manchester United. Selain itu, United juga meneruskan tren terburuk mereka di laga kandang dengan menyamai torehan negatif musim 1989/1990. Yang paling paripurna, kini jarak United hanya terpaut dua angka saja dari zona degradasi.

Tidak banyak yang bisa dikomentari dari pertandingan kemarin karena United masih meneruskan permainan mereka seperti ketika melawan AZ Alkmaar. Mereka tidak tahu dengan cara apa United harus menyerang. Padahal kualitas pemain mereka jelas masih jauh lebih baik dari Newcastle. Siapa yang berani menyebut kalau Juan Mata, juara Piala Dunia dan Liga Champions, tidak berkualitas dibanding Allain Saint Maximin.

United baru mendapat sepakan on target pertama mereka setelah lebih dari 130 menit pada menit ke-28. Sebelum mendapatkan momen tersebut, United sudah menunjukkan tanda-tanda kalau mereka akan kembali gagal meraih kemenangan.

Bagaimana tidak, expected goals United hingga menit ke-28 adalah 0,03. Sebuah angka yang menegaskan kalau tim ini tidak memiliki harapan untuk mencetak gol bahkan untuk sekadar membuat peluang. Dan itu terbukti ketika hingga akhir pertandingan mereka tidak bisa mencetak gol dan peluang on target mereka adalah peluang-peluang yang tidak terlalu merepotkan Martin Dubravka.

Satu kendala lain yang membuat United tidak bisa bermain sesuai keinginan mereka adalah pergerakan antar lini yang cenderung kaku. Posisi mereka kerap bertumpuk pada satu sisi yang membuat beberapa posisi begitu kosong. Bahkan build up play mereka langsung berakhir apabila Rashford dan James sudah bergerak melebar karena membiarkan posisi sentral penyerangan menjadi kosong. Hal ini yang membuat lini belakang Newcastle tidak perlu repot-repot menghalau serangan mereka.

Kosongnya lini depan membuat beberapa gelandang bertipe playmaker macam Fred dan Juan Mata hanya bisa mengirim bola ke samping kanan, kiri, dan belakang saja. Progresi bola ke lini depan tidak terlihat karena tidak ada pemain yang bisa diberi umpan. Jadilah, serangan United kerap mentok dan membuat bola dikirimkan ke sayap untuk mengharapkan tuah umpan silang. Namun umpan-umpan dari sayap ini juga tidak memberikan hasil karena akurasi pemain United yang begitu buruk.

Grafis umpan-umpan United di wilayah pertahanan Newcastle pada babak pertama. Hanya sedikit umpan-umpan menusuk ke arah kotak penalti.

Hal ini yang membuat beberapa penggemar United di media sosial mempertanyakan apa saja yang dilakukan Marcus Rashford dan kawan-kawan di tempat latihan. Jika memang para pemain ini dilatih untuk bermain sepakbola menyerang seperti yang diinginkan Solskjaer, maka mengapa hasilnya begitu medioker seperti ini. Para pemain United seperti tidak punya keberanian. Entah apakah mental pemain yang bermasalah atau kualitas mereka yang tidak layak untuk memperkuat tim ini.

Newcastle United sendiri sebenarnya juga tidak bermain dengan baik. Banyak dari build up play yang dilakukan berakhir dengan hilangnya penguasaan bola. Namun mereka bermain jauh lebih berani dan berani menekan United terutama dari sisi kanan, posisi yang cukup lemah bagi United karena diisi oleh Diogo Dalot dan Axel Tuanzebe. Dalot tidak memiliki kemampuan defensif yang bagus, sedangkan Axel bukan pemain yang bisa bermain di bek kanan. Gol dari Longstaff sendiri berasal dari posisi ini memanfaatkan situasi pemain United yang kelabakan ketika melakukan transisi.

***

Hingga pekan kedelapan, Manchester United masih belum bisa menunjukkan kalau mereka memiliki skema taktik yang jelas. Sudah pertandingan kesekian, mereka seolah bermain tanpa rencana dan tidak tahu mau memulai serangan dari mana. Kehilangan para pemain utama bisa menjadi alasan, namun dengan pemain utama pun United juga kerap tidak menunjukkan penampilan yang baik.

Kepada para penggemarnya, Solskjaer meminta maaf atas kekalahan yang membawa mereka semakin dekat ke zona degradasi ini. Dalam dua pekan ke depan, ia berjanji akan mengadakan evaluasi agar tim ini bisa membaik di laga berikutnya. Evaluasi jelas perlu mengingat mereka akan bermain melawan pemimpin klasemen Liverpool. Tiga poin mungkin tidak realistis untuk didapatkan United, namun laga tersebut diharapkan bisa menjadi titik balik dari membaiknya permainan United. Minimal mereka sudah tahu mau menyerang dengan cara seperti apa.

Persentase kemenangan manajer United setelah Sir Alex pensiun. Solskjaer Menjadi yang terburuk. (sporf)